Cara terbaik mengelola dan memanfaatkan data

Wahyu Setiawan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cara terbaik mengelola dan memanfaatkan data
Melvin Sumapung, perwakilan dari Dattabot mengisi sesi bertajuk 'Don’t Drown In Data: How To Find And Use The Best Information' di acara Tech In Asia Jakarta 2016, Kamis, 17 November

JAKARTA, Indonesia – Perusahaan Dattabot dirintis sejak tahun 2003 dan bergerak di bidang data research. Setiap harinya, Dattabot memonitor sebanyak 300 surat kabar.

“Dua tahun kemudian, dari data-data yang kami miliki, perusahaan berubah menjadi consultant company, guna membantu klien-klien yang kami miliki,” ujar Melvin.

Pada 2016, Dattabot berfokus pada data analisis intelejen. Saat banyak orang yang bertanya tentang kegunaan data, Dattabot sudah berjalan selanglah lebih maju dengan membiarkan angka yang berbicara soal kegunaan data.

 “Pasar untuk data sangat besar, yaitu 200 milliar jiwa untuk dekade ini. Untuk permulaan, dari hasil survei, 87 persen perusahaan data atau analisis mengungkap bahwa big data akan membanjiri mereka dengan kompetisi yang penuh kecurigaan,” ungkap Melvin.

Selain itu, Melvin mengungkapkan bahwa data itu penuh dengan sesuatu yang mengejutkan. Itulah kekuatan data.

Ada tiga pilar yang harus diperhatikan untuk bisa mengelola dan memanfaatkan data dengan maksimal. Konektivitas, intelligence dan integritas.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah konektivitas. Konektivitas membantu untuk menambahkan data yang berasal dari berbagai sumber. Tak lain dari internet dan media sosial.

Konektivitas membantu untuk mengubah paradigma dari sesuatu yang konvensional menjadi sesuatu yang lebih baru.

Sebenarnya ada dua  permasalahan konektivitas di bidang intejelen. Pertama, kualitas data manajemen yang dimiliki Indonesi paling rendah. Contohnya, kita sulit untuk membedakan mana laki-laki dan perempuan dari Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Kedua, teknologi yang saat ini dimiliki tidak dapat membangun sebuah model, karena tidak memiliki data yang memadai. Padahal data sangat membantu untuk mendapatkan demografik siapakah kita sesungguhnya.

Selain konektivitas, pilar kedua adalah intelligence. Perlu ada kepekaan terhadap data-data dan dengan cepat merespon data analisis yang dimiliki.

“Yang terakhir dan yang sangat penting adalah integritas, karena suatu saat pasti dibutuhkan integritas saat seseorang mengelola data dan harus menyerahkan data tersebut,” ujar Melvin.-Rappler.com.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!