‘Meet Me After Sunset’: Kisah matahari, bulan dan bintang

Wahyu Setiawan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Meet Me After Sunset’: Kisah matahari, bulan dan bintang
Film yang menghadirkan kisah cinta klasik ini disutradari oleh Danial Rifki

JAKARTA, Indonesia – Meet Me After Sunset merupakan film teen lit drama romantis yang akan segera di produksi oleh MNC Pictures, Desember 2016 mendatang. Film ini akan dibintangi oleh Maxime Bouttier (Vino), Agatha Chelsea (Gadis) dan Billy Davidson (Bagas).

“Kami akan start minggu depan, syuting 2 minggu di Bandung.” ucap Danial Rifki, sutradara film Meet Me After Sunset di syukuran film ini di sebuah kafe di bilangan Senopati, Rabu, 30 November.

Film ini juga berbeda dari film drama remaja kebanyakan yang mengambil tema kekinian. Film ini berfokus kepada kisah persabahatan dan keluarga yang mengedepankan norma-norma ketimuran.

“Kami mengedepankan unsur-unsur ketimuran dan kekeluargaan, menjunjung tinggi kebersamaan, untuk berani mengejar mimpi dan apa yang kita mau capai,” ucap penulis film Meet Me After Sunset, Haqi Achmad.

Sosok Gadis adalah seorang remaja perempuan yang berbeda dari kebanyakan. Ia lebih senang beraktivitas di malam hari dan hanya memiliki seorang sahabat yang bernama Bagas.

Sementara itu, Vino merupakan seorang anak yang baru saja pindah dari Jakarta untuk tinggal di Bandung. Meskipun Vino merasa kurang nyaman dengan tempat tinggal barunya, justru ia menemukan cinta sejatinya, Gadis.

Namun, Vino harus berhadapan dengan Bagas, karena ia selama ini yang selalu menemani dan menjadi malaikat pelindung bagi Gadis sejak kecil.           

Bagas sangat mengerti Gadis dan selalu memberikan dukungan kepada Gadis agar tidak menampakkan diri di siang hari. Berbanding terbalik dengan Bagas, Vino adalah orang yang selalu meyakinkan Gadis bahwa siang itu lebih menyenangkan.

Perhatian yang diberikan oleh Vino membuat Gadis tertarik padanya. Ia juga mengenalkan hal-hal baru kepada Gadis. Sehingga Gadis pun terjebak diantara dua pilihan yang membingungkan.

“Kami membuat perlambangan dari alam, bulan, bintang, dan matahari. Maxim (Vino) ini bad boy seperti matahari yang memberikan sinarnya tulus tanpa rasa pamrih,” ucap Danial.

“Kemudian, Chelsea (Gadis) ibarat bulan yang diterangi oleh matahari dan Billy (Bagas) seperti bintang yang selalu mengitari bulan dan membuat malam menjadi indah.” tambahnya. -Rappler.com.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!