SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Satu lagi, karya anak bangsa yang berhasil mengharumkan dunia perfilman Indonesia. Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak berhasil mendapatkan subsidi Aide aux cinemas du monde dari Kementerian Komunikasi dan Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri Prancis.
Film ini merupakan karya sutradara Mouly Surya, yang rencananya akan dirilis pada akhir tahun 2016 atau awal tahun depan. Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak merupakan satu-satunya film Indonesia yang pernah didanai oleh Cinemas du Monde.
“Komite film Cinemas du Monde sepuluh-sepuluhnya sepakat saat membaca naskah, ini merupakan hal yang jarang sekali terjadi,” ucap Isabelle lagi.
Isabelle yang merupakan orang yang memiliki andil besar agar film ini mendapatkan subsidi dari Cinemas du Monde, ia mengungkapkan bahwa film ini memiliki karakter yang sangat kuat, dari segi cerita maupun pemainnya.
“Mungkin bagi orang-orang Indonesia, film ini biasa saja. Tetapi bagi orang luar, film ini memiliki karakter yang sangat luar biasa dan orang luar pasti sangat tertarik untuk menonton film ini,” tambahnya.
Mouly selaku sutradara mengatakan bahwa film ini akan menawarkan keindahan alam di Sumba yang sangat luar biasa, namun dibalik itu ada ketragisan yang ingin disampaikannya dalam film ini.
“Film Marlina ini merupakan ide dari Garin Nugroho. Saat itu kita sedang penjurian FFI 2014 di bioskop,” ungkap Mouly saat jumpa pers di Auditorium IFI, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Desember.
Kemudian, Garin memberikannya treatment yang sudah lengkap, sebanyak lima atau enam halaman dan akhirnya ia menulis naskah Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak bersama Rama Adi.
Film ini berkisah tentang perampokan di rumah seorang janda bernama Marlina. kemudian, ia terlibat perkelahian dan memenggal kepala seorang perampok. Lalu ia membawanya kedalam sebuah perjalanan menuju kantor Polisi.
Film ini dibintangi oleh beberapa sineas Indonesia seperti Marsha Timothy, Dea Panendra, Egi Fedly dan Yoga Pratama. Rencananya film ini juga akan diikutsertakan dalam beberapa festival film internasional dan juga akan ditayangkan di luar negeri.
Mouly berharap agar banyak film maker dari indonesia yang mengikuti jejaknya untuk men-submit karya-karyanya ke lembaga perfilman atau festival film di luar negeri.
Karena menurutnya, Indonesia memiliki banyak potensi muatan lokal yang akan sangat menarik jika digali. Selain itu, penikmat film diluar negeri sangat menyukai genre film yang tidak meninggalkan unsur muatan lokal, namun tetap dapat dinikmati secara universal. -Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.