Reza Rahadian: “Tony lebih ‘humble’ di musim kedua ‘Halfworlds’”

Nadia Vetta Hamid

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Reza Rahadian: “Tony lebih ‘humble’ di musim kedua ‘Halfworlds’”
Sosok genderuwo ini melewati pertarungan demi mencari cintanya yang hilang

JAKARTA, Indonesia – Sosok genderuwo, Tony, akan kembali beraksi di Halfworlds musim kedua.

Kalau di musim pertama kita melihat lorong-lorong kota Jakarta, di musim kedua ini pindah ke jalanan kota Bangkok. Disutradarai oleh pembuat film ternama Ekachai Uekrongtham (Beautiful Boxer, Skin Trade), Halfworlds musim kedua menampilkan deretan aktor ternama di kawasan Asia dari Indonesia, Thailand, Filipina dan Taiwan. 

Dua aktor Indonesia, Reza Rahadian dan Arifin Putra kembali berperan sebagai Tony dan Barata dalam drama fantasi kelam penuh aksi ini.

Rappler berkesempatan mewawancarai Reza Rahadian dalam sesi media interview Halfworlds musim kedua di On Five Residence, Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat. Ia mengaku tidak memiliki kesulitan berarti dengan aktor dan kru yang mayoritas berasal dari Thailand. 

“Ngobrol masih nyambung, apalagi karena mereka tahu banyak tentang Indonesia dan sebaliknya saya juga tahu banyak tentang negara mereka,” kata Reza. 

Reza mengatakan, di musim kedua Halfworlds, Tony mendapat porsi adegan laga lebih banyak dibandingkan musim pertama. Namun, ia mengaku tidak sempat mempelajari koreografi laga karena tidak ada pelatih yang dikirim ke Jakarta.

“Mereka hanya ngirim video, tapi di sana setiap aktor diberi kesempatan untuk mempelajari koreografi yang akan di-shoot selama 10-15 menit sebelum take,” ungkap Reza. Lagipula, ini bukan pertama kalinya Reza melakukan adegan laga.

Aksi mana yang paling berat? Kata Reza, sutradara Ekachai Uekrongtham menyebutnya big fight ketika Tony harus melewati beberapa pertarungan untuk mendapatkan yang ia mau, yaitu benda yang dapat memberitahu keberadaan Ros. Reza mengatakan ketiga big fight memiliki durasi yang cukup panjang dengan lawan yang berbeda-beda.

“Ada satu lawan satu dan dua lawan satu. Kehebatan action director-nya adalah membuat kami tidak kewalahan, paling 3-4 kali diulang lalu kami lanjut ke chapter berikutnya,” ujar Reza.

Reza Rahadian sebagai Tony di 'Halfworlds' musim kedua. Foto oleh HBO Asia

Sebagai aktor, lanjut Reza, harus punya kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, apalagi sutradara yang belum pernah bekerjasama sebelumnya. Reza hanya mengetahui Ekachai dari film Beautiful Boxer dan ia cukup surprised karena dia yang terpilih untuk menyutradarai Halfworlds musim kedua.

“As a storyteller, menurut saya Ekachai adalah storyteller yang baik, dia tahu apa yang dia mau. Dia membuat kami, aktor-aktor dari luar Thailand, merasa nyaman dan enggak merasa terasing,” ungkap Reza mengenai sosok Ekachai.

Musim kedua tentunya menawarkan sesuatu yang berbeda dari musim sebelumnya. Reza menilai production design di musim kedua jauh lebih bagus daripada musim pertama. “Saya kaget banget melihat tata artistik yang luar biasa bagus di musim kedua, lebih well-prepared,” katanya. Halfworlds memang sempat masuk ke beberapa festival dan memenangkan penghargaan.

Di musim kedua Halfworlds, sosok Tony tak lagi flamboyan. Kalau dulu ia mengenakan coat bulu dan celana jeans, kali ini Tony tampil lebih humble. Mengapa kostum Tony berubah? “Karena jatuh miskin kali ya, jadi bajunya di jual,” jawab Reza sambil tertawa.

“Sebenarnya memang sengaja disiapkan oleh Ekachai karena kali ini Tony menjadi orang yang dibayar untuk melewati fight-fight ini untuk mendapatkan apa yang dia mau.” 

Sama halnya dengan Barata yang diperankan Arifin Putra yang lebih emosional, Tony pun juga demikian. Berbeda dengan tokoh villain pada umumnya, Reza yang juga terlibat dalam pengembangan karakter membuat Tony sebagai sosok yang playful namun intimidating. Kalau di Halfworlds musim pertama Tony lebih ekspresif, bossy dan flamboyan, kali ini ia lebih ambisius karena ia mencari Ros (Tara Basro).

(BACA JUGA: Arifin Putra: “Barata lebih ‘manusia’ di ‘Halfworlds 2′”)

“Kemunculannya di musim kedua akan lebih emosional, karena ada tujuan yang ingin ia capai, yaitu mencari Ros. Nah, di musim kedua ini, Tony berjuang atas nama cinta,” canda Reza. Namun, sayangnya kemunculan Ros di musim kedua hanya berupa flashback untuk menggambarkan kerinduan Tony.

Hubungan Tony dan Barata juga lebih “rukun” di musim kedua, seperti kata Reza, “Kalau biasanya Tony kalau ketemu Barata pasti ribut, nah yang kali ini mereka lebih dewasa, malah ngobrol.” 

Pujian Reza bagi para aktor Thailand

Tony tampil tidak se-flamboyan musim pertama 'Halfworlds', ia harus bertarung untuk mendapatkan apa yang ia cari. Foto oleh HBO Asia

Reza juga sempat beradu dengan Jeeja Yanin yang memerankan tokoh Thip. Di Thailand, Jeeja adalah bintang laga terkemuka yang terkenal lewat film Chocolate. “Seru banget bisa syuting dengan Jeeja, karena sebagai perempuan dia intimidating banget buat saya karena fighting-nya gokil banget! Lumayan nih kalau kena,” kata Reza, tertawa.

“Tapi orangnya very humble, jadi menyenangkan bisa kolaborasi bersama di musim kedua ini.” Reza juga mengungkapkan bahwa ia bekerja sama dengan orang-orang yang mengerti mengenai keamanan, sehinga mereka tidak asal pukul saat pengambilan adegan laga.

Tidak hanya untuk Jeeja, Reza juga memberikan pujiannya bagi aktor lainnya. “Surprisingly, para aktor-aktor muda dari Thailand juga sangat profesional. Jadi enggak ada kesulitan membangun chemistry dan mengerti satu sama lain mau apa,” kata Reza.

Syuting Halfworlds musim kedua mengambil lokasi di Batam dan Bangkok, Thailand. Menurut Reza, persentasenya adalah Bangkok 40 persen dan Batam 60 persen, dengan syuting selama dua minggu di ibu kota Thailand tersebut.

Ternyata, Reza baru bertemu dengan aktor lainnya di lokasi syuting. Apakah ada kendala di bahasa? “Lancar kok, enggak ada kendala juga dengan bahasa. Jadi ya, sebenarnya chemistry tercipta secara organik.”

Lantas, menurut Reza, mengapa penonton harus menyaksikan Halfworlds musim kedua? “Sederhana, apa yang ditawarkan di season dua lebih menarik daripada season satu. Ini pertama kalinya HBO Asia bikin original series lebih dari satu season,” tutup Reza. Untuk kamu yang menanti musim ketiga Halfworlds, sayangnya menurut Reza belum ada wacana ke sana. 

Halfworlds musim kedua menceritakan tentang Juliet (Tia Tavee), seorang peneliti yang mencoba mengungkap rahasia dunia para iblis yang tinggal di antara manusia. Dengan dukungan hasil riset almarhum ayahnya, ia menjelajah untuk mencari jawaban.

Ketika tengah mencari artefak kuno berkekuatan besar, aksinya menarik perhatian para demit di Thailand yang dijuluki Peesaj. Tak lama berselang sebelum pencariannya membawa dirinya ke medan pertempuran dari sang pemimpin Peesaj Charlie (David Asavanond), manusia penjaga kedamaian Warin (Nicole Theriault) dan sosok Peesaj bernama Fyter (Peem Jaiyen), yang diutus untuk membunuhnya.

Sementara itu, halfbreed (manusia setengah demit) Barata (Arifin Putra) tengah dalam perjalanan seorang diri yang mengharuskan ia meminta pertolongan sahabat lamanya, Kaprey (Jake Macapagal). Bukan hanya dia yang melakukan perjalanan berbahaya, karena Demit Tony (Reza Rahadian) membuat penampakan di Bangkok untuk mencari cintanya yang hilang, Ros (di musim pertama diperankan oleh Tara Basro).

Halfworlds musim kedua akan tayang perdana dengan dua episode berturut-turut pada Minggu, 22 Januari 2017 pukul 20.00 WIB di HBO. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!