Menikmati keindahan warisan leluhur suku Baduy saat akhir pekan

Davin Rusady

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menikmati keindahan warisan leluhur suku Baduy saat akhir pekan
Masyarakat suku Baduy Dalam sangat setia menjaga tradisi dan memelihara alam warisan leluhur mereka

JAKARTA, Indonesia — Siap untuk hidup tanpa listrik, koneksi internet dan harus mandi di sungai tanpa menggunakan sabun? Sensasi tersebut dapat dirasakan ketika mengunjungi Kampung Cibeo di wilayah Baduy Dalam.

Kampung Cibeo tidak pernah luput menjadi tujuan para wisatawan. Selalu ada saja orang-orang dari Jabodetabek atau kota lain yang menginap di Kampung Cibeo ketika akhir pekan.

Mengenal Suku Baduy Dalam

Wilayah Baduy Dalam hanya terdiri dari tiga kampung, yaitu Cibeo, Cikeusik dan Cikertawana. Cibeo merupakan kampung terluar di wilayah Baduy Dalam. Jika ingin menginap di wilayah Baduy Dalam, sudah pasti Anda akan menginap di Kampung Cibeo. Karena dibutuhkan persetujuan khusus untuk dapat mengunjungi Kampung Cikeusik dan Cikertawana.

Pemandangan Desa Cibeo dari atas bukit.

Persetujuan tersebut berkaitan erat dengan aturan adat yang dipegang oleh masyarakat Baduy, yaitu pikukuh. Kata pikukuh bermakna “kokoh” atau “tidak bisa diubah-ubah lagi”.

Pikukuh adalah sebuah aturan adat yang menjadi pedoman hidup bagi masyarakat suku Baduy dan berlandaskan pada ajaran Sunda Wiwitan.

Papan 'pikukuh' yang terpasang di Cijahe sebagai pengingat bagi para pendatang.

Selain itu, ada pula larangan adat yang harus dipatuhi masyarakat Baduy. Isi larangan tersebut antara lain dilarang membuat drainase, dilarang mengubah bentuk tanah, dilarang menebang pohon, dilarang menggunakan barang kimia, dilarang memelihara binatang berkaki empat seperti kambing atau keru, dilarang membuka ladang sembarangan dan banyak lagi. Mereka juga tidak boleh menggunakan alas kaki, pantang naik kendaraan dan pantang sekolah formal.

Masyarakat Baduy Dalam tidak boleh mengubah dan melanggar aturan tersebut. Apabila ketahuan melanggar, masyarakat suku Baduy Dalam akan dikeluarkan dari wilayah Baduy Dalam.

Sementara itu, sebagian peraturan adat tidak diterapkan di wilayah Baduy Luar. Oleh karena itu, apabila Anda mengunjungi Baduy Luar, Anda dapat menemukan orang-orang yang sudah menggunakan alas kaki dan mengenakan pakaian modern.

Suku Baduy Dalam memiliki pemimpin adat yang disebut Pu’un. Segala keputusan Pu’un harus dihormati oleh masyarakat setempat. Jabatan Pu’un bukan jabatan yang diwariskan berdasarkan garis keturunan. Pu’un dapat turun dari jabatannya apabila ia sudah dianggap tidak mampu memimpin masyarakat suku Baduy.

Sayangnya, tidak sembarangan orang bisa bertemu dengan Pu’un. Masyarakat suku Baduy Dalam pun hanya bertemu dengan Pu’un ketika memiliki kepentingan seperti menikah atau ingin melaporkan sesuatu.

Merasakan tinggal di Baduy Dalam

Untuk mengunjungi Kampung Cibeo dari Jakarta tidak terlalu sulit. Pertama-tama, Anda harus pergi ke Rangkas Bitung.

Anda dapat naik kereta api ekonomi Rangkas Jaya dari Stasiun Tanah Abang atau Stasiun Palmerah dengan biaya tiket Rp 5,000. Kereta Rangkas Jaya melaju di atas jalur kereta Tanah Abang—Tigaraksa dan berhenti di beberapa stasiun, seperti Kebayoran, Serpong, Parung Panjang dan Tigaraksa.

Di awal tahun 2017, KRL Commuter Line mengumumkan bahwa rute dari Stasiun Angke menuju Stasiun Rangkas Bitung akan dibuka melalui situs resminya. Anda bisa menggunakan kereta ini menuju Stasiun Rangkas Bitung. Nantinya, layanan KRL ini akan menggantikan kereta api ekonomi menuju Stasiun Rangkas Bitung.

Setelah tiba di Stasiun Rangkas Bitung, Anda harus menyeberang rel kereta ke arah Pasar Rangkas Bitung dan mencari kendaraan umum berukuran sedang yang menuju ke Cijahe.

Perjalanan menuju Cijahe memakan waktu sekitar 3 sampai 4 jam dan melewati jalan yang berkelok-kelok. Jangan lupa siapkan makanan kecil serta obat-obatan pribadi, terutama bagi Anda memiliki kebiasaan mabuk darat.

Beginilah gambaran situasi di Cijahe, tempat perhentian terakhir kendaraan dan sudah menjadi tempat transit para wisatawan menuju Baduy Dalam.

Tidak ada tarif tetap saat menaiki angkutan umum berukuran sedang dari Pasar Rangkas Bitung menuju Cijahe ini. Biasanya Anda harus membayar sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu.

Tetapi harga tersebut berrgantung pada jumlah penumpang. Semakin banyak jumlah penumpang yang naik, semakin besar kemungkinan Anda dikenakan tarif yang lebih murah. Jangan lupa bertanya kepada supir perihal jadwal perjalanan kembali dari Cijahe ke Pasar Rangkas Bitung yang tersedia esok paginya.

Menginap di rumah penduduk

Cijahe adalah tempat perhentian terakhir kendaraan bermotor. Setelah itu, Anda harus berjalan kaki sekitar 45 menit menuju Kampung Cibeo. Biasanya ada orang-orang Baduy Dalam yang menunggu di sekitar wilayah Cijahe untuk menawarkan jasa pemandu. Anda bisa menggunakan jasa mereka apabila tidak memahami rute menuju Baduy Dalam karena wilayah sekitar sudah pasti tidak terdeteksi oleh radar GPS.

Ini adalah rute dari Cijahe menuju Cibeo. Sepanjang perjalanan, Anda harus melintasi medan tanah. Untuk itu, gunakan alas kaki ber-grip agar tidak mudah terpeleset ketika hujan.

Anda bisa berfoto-foto selama di perjalanan. Tetapi ingat, ketika sudah berada di wilayah Baduy Dalam, Anda tidak diperkenankan mengambil dokumentasi dalam bentuk foto, video, bahkan audio.

Hal itu lagi-lagi berkaitan dengan aturan adat setempat yang harus dihargai. Mintalah pemandu Anda untuk mengingatkan ketika Anda sudah berada di titik terakhir untuk mengambil foto atau merekam video.

Titik terakhir pengambilan foto. Hanya di lokasi ini Anda diizinkan memotret rumah-rumah Baduy Dalam dari kejauhan.

Setibanya di Kampung Cibeo, Anda dapat menginap di rumah salah satu penduduk, bersih-bersih dan berkeliling kampung sampai matahari tenggelam. Jangan lupa juga membawa beras secukupnya, mi instan, telur atau makanan lainnya untuk dimakan bersama penduduk di tempat tinggal.

Setelah itu, Anda bisa beristirahat, tetapi jangan sampai bangun kesiangan! Sayang sekali bila Anda melewatkan melihat pemandangan matahari terbit di Baduy.

Usai bersih-bersih dan mandi di sungai, Anda harus segera sarapan dan berangkat menuju Cijahe. Karena jumlah kendaraan umum yang berangkat dari Cijahe menuju Pasar Rangkas Bitung sangat terbatas.

Dalam perjalanan pulang dari Kampung Cibeo menuju Cijahe, Anda dapat mengambil kesempatan berkeliling dengan mengambil rute jalan lewat perkampungan Baduy Luar. Mintalah kepada pemandu Anda untuk melintasi rute tersebut menuju Cijahe.

Anda dapat melihat situasi yang berbeda ketika mengunjungi Baduy Luar. Beberapa warga di Baduy Luar sudah tidak menerapkan sebagian aturan adat.

Setelah tiba di Pasar Rangkas Bitung, Anda dapat berjalan sekitar 5 menit menuju Stasiun Rangkas Bitung dan membeli tiket menuju Stasiun Palmerah atau Stasiun Tanah Abang. Harga tiket pun bervariasi tergantung mana stasiun tujuan Anda.

Harga tiket menuju Stasiun Palmerah adalah Rp 5,000. Sedangkan harga tiket menuju Stasiun Tanah Abang adalah Rp 50 ribu. Anda juga bisa naik kereta KRL yang berangkat menuju Angke.

Hal-hal yang harus diperhatikan

Siapkan sandal atau sepatu yang ber-grip, pakaian secukupnya, jas hujan, topi, tisu basah, cairan antiseptik, perlengkapan mandi, obat pribadi, senter dan kartu identitas untuk membeli tiket kereta.

Jika tidak berani pergi sendirian, Anda dapat menggunakan jasa agen perjalanan yang menawarkan pilihan wisata ke Baduy Dalam.

Selain itu, Anda hanya dapat menginap di wilayah Baduy Dalam paling lama satu malam. Wilayah Baduy Dalam juga tertutup bagi wisatawan asing. Wisatawan asing hanya diperbolehkan mengunjungi wilayah Baduy Luar saja.

Apabila ingin mandi di sungai, Anda tidak boleh menggunakan produk pembersih kimia, seperti sabun, sampo atau pasta gigi. Bagi masyarakat Baduy, penggunaan produk kimia dapat menjadi ancaman kelestarian lingkungan hidup mereka.

Sayangnya, kawasan Baduy Dalam ditutup bagi wisatawan pada bulan Februari-April karena masyarakat Baduy Dalam harus menjalankan tradisi Kawalu. Pelaksanaan Kawalu dilaksanakan selama tiga bulan untuk menjalankan tradisi puasa serta berdoa meminta keselamatan bangsa serta negara yang damai dan aman.

Meski begitu, Anda tetap dapat bertemu dengan penduduk Baduy Dalam karena mereka masih melintasi wilayah Cijahe. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!