The Moffatts membayar lunas rindu 16 tahun lalu

Abdul Qowi Bastian

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

The Moffatts membayar lunas rindu 16 tahun lalu
Scott, Clint, dan Bob Moffatt tampil di Hard Rock Cafe Jakarta pada 19-20 Februari 2017

JAKARTA, Indonesia — Enam belas tahun lalu, The Moffatts pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta. Konser perdana mereka tak mampu memenuhi Tennis Indoor Senayan, Jakarta Selatan, pada 20 November 2000 silam.

Mungkin hanya seperempat venue yang terisi. Terlihat kumpulan fans Scott, Clint, Bob, dan Dave di bibir panggung dan segelintir lainnya di sisi tribun kanan dan kiri. Bisa jadi karena kondisi ekonomi Indonesia saat itu masih dalam masa pemulihan setelah krisis moneter pada akhir 1990an.

Band bersaudara asal Kanada itu tengah menjalani Tourmodalities, tur yang mempromosikan album terbaru—dan terakhir—mereka, Submodalities. Kelar menjalani tur tersebut, The Moffatts bubar pada 2001.

Keempat bersaudara yang memulai karier bermusiknya sejak usia 3-4 tahun itu memutuskan untuk berhenti dari dunia musik ketika sedang berada di puncak.

The Moffatts merilis album self-titled mereka yang ber-genre country pada 1995. Beranjak remaja, mereka meninggalkan country dan beralih ke pop-rock dengan menelurkan album Chapter I: A New Beginning pada 1998.

Pada album yang menandakan awal baru bermusik The Moffatts, masing-masing personel memainkan instrumen sendiri dengan Scott pada gitar, Clint membetot bass, Dave di keyboards, dan Bob menggebuk drum. 

Dalam Chapter I, Scott dan Dave bergantian menjadi lead vocals. Mereka juga menulis lirik sendiri di beberapa lagu. Sebuah keahlian yang impresif bagi anak-anak yang masih baru menginjak masa puber.

Bahkan Chapter I terjual lebih dari 6 juta kopi di seluruh dunia dan hampir mencapai double platinum di negara asal mereka, Kanada. 

Hits yang mereka luncurkan juga mendapat apresiasi yang bagus di berbagai negara, termasuk Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Miss You Like Crazy dan If Life is So Short juga menjuarai tangga lagu mancanegara. 

Kesuksesan album itu membuat The Moffatts terus berkarya, mereka pun menulis beberapa karya baru yang dimasukkan ke dalam Chapter I: A New Beginning US Version, seperti Until You Loved Me yang menjadi soundtrack film Never Been Kissed yang dibintangi Drew Barrymore dan Misery mengisi OST Teaching Mrs. Tingle yang menampilkan Katie Holmes.

Pada 2000, The Moffatts, meski masih mengusung musik pop, beralih ke aliran musik yang sedikit lebih keras. Mereka menggandeng produser musik rock kawakan, Bob Rock, untuk memproduseri album terbaru, Submodalities. Bob Rock sebelumnya telah bekerja sama dengan band-band besar seperti Metallica dan Bon Jovi.

Setahun berikutnya, The Moffatts bubar.

“Ketika mereka berusia 18 tahun, mereka telah berkarya selama 10 tahun lebih. Saya pikir banyak band yang berjuang untuk terus bertahan ketika mencapai titik tersebut,” kata Frank Moffatt, ayah sekaligus manajer The Moffatts, dalam sebuah wawancara dengan media lokal Kanada, pada 2016 lalu. 

Meski bersaudara, hal tersebut tidak menjamin keharmonisan sebuah band. Setiap kepala memiliki pendapat dan keinginan yang berbeda dalam bermusik. Ditambah lagi, masa-masa remaja merupakan waktu di mana seseorang mencari jati diri. Sejak kecil setiap anggota The Moffatts bermain musik, beranjak dewasa mereka memiliki keinginan lain.

“Tapi, tidak peduli siapapun dirimu, kamu mulai bersinggungan dengan orang lain ketika kamu 18 atau 19 tahun, dan kamu menginginkan identitas dirimu,” kata Frank.

“Tentu saja, hari ini mereka masih berhubungan baik,” ujarnya.

Dalam konser The Moffatts Farewell Tour di Jakarta pada Minggu malam, 19 Februari, hanya Scott, Clint, dan Bob yang tampil. Dave telah memutuskan gantung sepatu dari bermusik seutuhnya.

Setelah The Moffatts pecah, Dave sempat mengikuti audisi Canadian Idol. Ia juga pernah menjadi aktor televisi dan bersolo karir, namun kini ia fokus menjadi guru yoga.

“Ia [Dave] tidak lagi merasa musik selaras dengan keyakinan dan kepercayaannya saat ini,” kata Frank.

Kerinduan akan Dave juga terasa dalam konser The Moffatts di Jakarta pada Minggu malam. Nama Dave, yang mengisi lead vocals dalam lagu-lagu hits The Moffatts seperti I’ll Be There For You dan Miss You Like Crazy, dielu-elukan penonton yang memadati Hard Rock Cafe malam itu.

“You guys miss Dave?” tanya Scott kepada para penggemar yang mayoritas adalah perempuan berusia pertengahan 20 tahun hingga 30 tahun. Bagian Dave kini diisi bergantian oleh Clint dan Bob.

Dalam wawancara dengan Rappler, Scott mengatakan perbedaan bermusik dulu dan sekarang adalah ketiadaan Dave dalam band. Mereka kini harus beradaptasi sedikit mengubah permainan karena tidak ada lagi keyboard dalam pertunjukkan.

Kehilangan seorang personel membuat The Moffatts harus memutar otak agar live show tetap menarik. Penampilan full band mereka harus diakui tidak seenerjik belasan tahun lalu. Scott, Clint, dan Bob lebih banyak bermain akustik gitar. Bob, yang biasanya menabuh drum di belakang, mendapat sorakan paling kencang ketika ia tampil di muka, meski suaranya bisa dibilang yang paling kurang baik dibanding saudara-saudaranya. Wajar, toh menyanyi bukan tugas utamanya.

Penampilan The Moffatts terlihat menurun jika disandingkan dengan live show mereka ketika masih remaja dulu, ketika mereka berada di puncak karier.

Dalam salah satu konser mereka di Spanyol pada 1998, keempat bersaudara itu menunjukkan penampilan yang lebih ekspresif, interaktif, dan memamerkan musikalitas di atas musisi remaja pada zamannya. Padahal usia mereka kala itu masih 14-15 tahun. 

Namun dengan atau tanpa Dave, lagu-lagu The Moffatts tetap membekas di anak-anak remaja tahun 1990an. Para penonton malam itu ikut bernyanyi di setiap lagu dari album Chapter I maupun Submodalities. Tak jarang para personel menjauh dari mikrofon dan hanya memainkan instrumen, membiarkan fansnya bersenandung sendiri, sementara Scott, Clint, dan Bob saling pandang dan tersenyum. Entah terenyuh atau bangga, karya-karya mereka masih membekas di ingatan ratusan orang di benua Asia, yang jauh dari rumah mereka—belasan tahun kemudian.

Selain membawakan lagu-lagu The Moffatts, mereka juga membawakan sejumlah gubahan terbaru proyek masing-masing. Proyek solo Scott, misalnya. Ia memainkan lagu solonya yang hanya ia rilis melalui internet, Love You More, serta 3 lagu baru dari album solonya yang baru akan dirilis April mendatang.

Si kembar Clint dan Bob juga membawakan lagu-lagu dari duo country terbaru mereka, Endless Summer. Sebelum membentuk Endless Summer, Clint dan Bob juga pernah meluncurkan album di bawah nama Same Same. Keduanya pernah tur ke Indonesia untuk mempromosikan singles mereka, Love Isn’t—yang ditampilkan malam itu— dan Without You, sebuah lagu kolaborasi dengan penyanyi Indonesia, Audy, pada 2006.

Tapi apapun kekurangannya, The Moffatts telah membayar lunas rindu 16 tahun yang lalu. Mereka pun tidak hanya tampil sekali di Indonesia, melainkan 3 kali.

Konser The Moffatts di Jakarta digelar di Hard Rock Cafe pada Minggu dan Senin, 19-20 Februari, dan Bali pada Jumat, 24 Februari. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!