5 alasan mengapa kaum perempuan harus mencoba solo travelling

Pia Ranada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 alasan mengapa kaum perempuan harus mencoba solo travelling
Tetapi, saat melakukan solo travelling, kaum perempuan jangan pernah membiarkan diri sendiri dalam situasi yang bisa merugikan.

JAKARTA, Indonesia – Apakah aman bagi kaum perempuan untuk bepergian seorang diri? Mungkin itu yang ada di pikiran kalian, kaum perempuan ketika ingin bepergian ke wilayah lain yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.

Akhir-akhir ini kekhawatiran untuk kaum perempuan bepergian seorang diri semakin meningkat. Hal itu tidak terlepas dari beberapa kejadian buruk yang pernah menimpa kaum perempuan di saat tengah solo travelling.

Salah satu yang mengalami adalah warga Amerika, Julia Campbell yang tewas terbunuh di Pulau Batan, Filipina pada tahun 2007 lalu. Dia tewas ketika tengah dalam perjalanan menuju ke area persawahan Banawe.

Pada bulan Februari 2013, seorang warga New York, Sarai Sierra juga terbunuh ketika tengah solo travelling di Turki. Jasadnya ditemukan di sebuah jembatan di kota Istanbul.

Atas kejadian tersebut, seorang solo traveler, Leyla Giray turut berbagi duka atas kematian Sierra dan perempuan pelancong lainnya di artikel Huffington Post. Dia mengaku kecewa dengan komentar publik yang justru malah menyalahkan kaum perempuan sebagai penyebab peristiwa memilukan tersebut.

Beberapa komentar di media tersebut antara lain:

“Mengapa dia bepergian seorang diri ke negara asing untuk mengambil foto, sementara dia memiliki dua orang anak laki-laki yang masih kecil di rumah? Tanggung jawab dan membesarkan anak berjalan bersamaan”.

“Perempuan ini layak mendapatkan (apa yang telah dia lakukan)”

“Perempuan tidak seharusnya bepergian seorang diri”

Geram, Giray kemudian menulis, “pemberitaan dan komentar mengenai pembunuhan Sarai justru meninggalkan kesan: hal ini tidak akan terjadi seandainya dia memilih untuk tetap di rumah di mana dia seharusnya berada”.

“Jika dia seorang laki-laki, berapa banyak komentar yang akan muncul dan menyebut ‘dia seharusnya tetap tinggal di rumah bersama anak-anaknya’ dan ‘dia layak mendapat (apa yang telah dilakukan)?,” tanyanya.

Menurutnya pertanyaan dan komentar semacam itu justru mengalihkan dari permasalahan yang sebenarnya. Alih-alih mendorong agar kaum perempuan tidak bepergian karena akan berisiko besar menjadi korban tindak kekerasan, seharusnya, kata Giray, fokus publik diubah menjadi bagaimana cara untuk menghapus tindak kekerasan terhadap kaum perempuan.

Di akhir tulisannya, Giray mendorong agar kaum perempuan tetap berani bepergian ke mana pun seorang diri dengan menggunakan hashtag #WeGoSolo.

Empat pelancong perempuan yang pernah tampil di Rappler membuktikan perempuan di semua tingkatan hidup bisa melancong. Dan dilakukan seorang diri.

Selama kalian melakukan langkah pencegahan dan mengutamakan keselamatan, maka tidak ada alasan yang menghalangi kalian untuk melanglang buana seorang diri.

Ini 5 alasan mengapa kalian, kaum perempuan, tak perlu takut melakukan solo travelling:

1. Meningkatkan rasa percaya diri

Melancong seorang diri merupakan tantangan yang membutuhkan daya, kesabaran, keberanian dan pintar memilih jalan. Mulai dari memilih rute perjalanan hingga mencoba moda transportasi baru, solo travelling merupakan cara bagi kalian untuk menguji kemandirian.

Oleh sebab itu, jika kalian sukses melakukannya, maka itu menjadi sesuatu yang patut untuk dibanggakan.

2. Bebas melakukan apa pun

Bepergian seorang diri menjadi pengalaman yang membuat kalian akan merasa bebas dan memiliki kemerdekaan untuk memilih apa pun. Kalian ingin berhenti dan mampir ke sebuah toko buku antik saat menuju kembali ke hotel? Silahkan.

Penasaran untuk mencoba bersepeda menuju ke lokasi selanjutnya daripada naik tuk-tuk? Tidak ada yang melarang. Bepergian seorang diri membebaskan kalian dari semua batasan yang biasanya ditemui jika melancong dalam sebuah kelompok.

Biasanya jika bepergian dalam sebuah kelompok, tujuan perhentian selanjutnya ditentukan oleh suara mayoritas.

3. Waktu untuk refleksi diri sendiri

Dengan melancong seorang diri, kalian juga memiliki kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap diri sendiri. Berlibur dan menjauh sejenak dari keluarga dan rekan akan membuat kalian akan nyaman dengan diri sendiri di mana pun dan ke mana pun kaki melangkah.

4. Mendapat identitas baru

Ada sesuatu yang menyegarkan dengan bepergian seorang diri tanpa dikenal siapa pun. Kalian bisa menjadi diri sendiri tanpa khawatir akan dinilai oleh orang lain.

Kalian ingin mengenakan pakaian yang heboh? Atau ingin menjadi perempuan misterius yang seharian menghabiskan waktu dengan menulis di kafe? Atau ingin bereksperimen dengan hobi fotografi yang bisa menjadi kebiasan baru? Kalian bisa melakukan semua itu.

Siapa tahu kebiasaan baru itu jusru tetap melekat hingga kalian kembali ke rumah.

5. Bertemu orang baru

Teman bisa dikatakan sebagai ‘sayap’ seorang perempuan. Jika kalian melancong dalam kelompok, mungkin kalian tidak perlu ambil pusing ketika harus bertemu dengan orang baru. Kalian bisa menyerahkannya kepada teman yang lain yang memang hobi berbicara dan bersosialisasi.

Tetapi, jika kalian pergi seorang diri, maka hal itu tidak bisa dihindari. Mau tidak mau, kalian harus mau bersosialisasi dengan orang baru.

Kalian tidak bisa mengandalkan orang lain ketika bertanya mengenai arah jalan, menawar di pasar tradisional atau bertanya mengenai rekomendasi tempat yang seharusnya dikunjungi.

Sementara, ketika bertemu orang baru, maka kalian harus mengerahkan semua kemampuan pribadi untuk bisa mengenal lebih jauh tempat yang tengah kalian kunjungi.

Tetapi, sekali lagi camkan baik-baik ketika mengikuti saran ini: hati-hati dengan siapa pun yang kalian temui di negara lain. Pastikan kalian tidak membiarkan diri sendiri dalam situasi yang bisa merugikan.

Jangan pernah menerima tawaran minum dari orang yang kalian tidak kenal. Catat nomor kontak hotel tempat kalian menginap untuk keperluan darurat dan jangan pernah menerima tawaran tumpangan dari orang asing.

Selamat berpertualang! – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!
Sleeve, Clothing, Apparel

author

Pia Ranada

Pia Ranada is Rappler’s Community Lead, in charge of linking our journalism with communities for impact.