5 cara tepat meminta kenaikan gaji

Jonathan Yabut

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 cara tepat meminta kenaikan gaji
Berikut lima hal yang perlu Anda lakukan agar berhasil dalam negosiasi kenaikan gaji

JAKARTA, Indonesia – Tepat hari ini, sudah tiga tahun sejak Anda pertama kali menginjakkan kaki di kantor. Anda menyukai pekerjaan tersebut, dan juga nyaman dengan teman-teman di kantor.

Performa Anda stabil, dengan rata-rata 12 jam kerja sehari. Namun, akhir-akhir ini menjadi 14 jam karena harus mengisi pos yang ditinggalkan teman Anda enam bulan lalu.

Anda puas dengan kinerja Anda dan merasa layak mendapatkan lebih dengan kontribusi tersebut, Anda ingin naik gaji.

Meminta kenaikan gaji ke atasan atau departemen sumber daya manusia (HRD) tentu merupakan hal sensitif dan canggung, apalagi jika Anda berencana untuk bertahan lama di sana. Perusahaan saat ini tidak pernah ragu untuk menekan pegawai mereka dan Anda bisa jadi korban dengan menjadi pekerja berupah kecil kecuali jika Anda berani untuk mulai berbicara.

Bagaimana cara yang tepat untuk membicarakan hal ini? Berikut lima hal yang perlu Anda lakukan agar berhasil dalam negosiasi kenaikan gaji.

1. Mengetahui harga Anda

Langkah pertama adalah mengetahui seberapa bernilai diri Anda dan melakukan perbandingan berapa besar kemampuan tersebut akan dibayar oleh perusahaan-perusahaan lain. Tahu batas minimum sangatlah penting karena perusahaan, terutama yang bergerak di bidang teknologi informasi, infrastruktur, dan properti, memastikan bahwa kompensasi mereka dapat bersaing untuk menggaet dan mempertahankan talenta terbaik.

Anda bisa kunjungi laman payscale.com, getraised.com, dan salaryexplorer.com sebagai sumber terpercaya yang memberikan rincian gaji bedasarkan posisi serta pengalaman atau sekedar bertanya dengan ke orang sekitar. Tentu tanpa melanggar etika, Anda dapat membandingkan perusahaan tempat Anda bekerja dengan kompetitor.

Sederhana saja, jika gaji Anda ternyata jauh di bawah rata-rata, apapun alasan dari perusahaan, meminta kenaikan sebesar 10-25% adalah hal yang rasional.

Jangan pernah malu, karena itu adalah hak Anda. Jangan biarkan diri Anda diperdaya perusahaan, buktikan bahwa mereka tidak akan bisa lepas dari hal seperti ini.

2. Siapkan nilai-nilai yang menjadi pertimbangan

Gaji Anda sudah setara dengan pekerja-pekerja lainnya tapi masih merasa layak untuk mendapat kenaikan gaji? Siapkan saja beberapa pertimbangan yang membuat perusahaan mengerti kenapa mereka harus mengeluarkan dana lebih untuk diri Anda.

Semua orang pasti sama sibuknya dengan Anda, tapi mengapa kita meminta lebih? Angkatlah topik terkait kontribusi unik Anda dan apa yang sekiranya dapat dilakukan jika kenaikan gaji tersebut dipenuhi oleh perusahaan. Berikut tiga poin yang bisa Anda angkat:

  • Apakah diri Anda melakukan pekerjaan di luar dari kesepakatan awal ?

  • Apakah diri Anda sering kali lembur dan tidak dianggap oleh perusahaan sebagai sesuatu yang dilakukan di kantor?

  • Apa yang Anda telah berikan kepada mereka selama 6-12 bulan terakhir ? Pertimbangkan juga kinerja teman Anda dan bagaimana konsistensi kontribusi untuk masa depan. Yakinkan perusahaan bahwa akan ada keuntungan yang mereka dapat dari sisi ekonomi dan sosial dari hal ini.

Sebelum Anda bertindak dramatis seperti tokoh-tokoh di sinetron, ingatlah hal ini dilakukan untuk mendapat kenaikan gaji, bukan promosi. Promosi akan membuat Anda mendapat tanggung jawab lebih dari saat ini, dan penambahan gaji datang sejalan dengan hal itu. Akan tetapi kenaikan gaji merupakan penyesuaian teknis terkait kompensasi Anda dengan perkerjaan yang sama seperti saat ini. Setidaknya, begitulah Asisten Wakil Presiden Aboitiz Power, LA Cruz, menjelaskan perbedaan antara promosi dan kenaikan gaji.

3. Ketahui kondisi dan waktu yang tepat

Ingat bagaimana saat anak-anak kita selalu menunggu orang tua memiliki kondisi hati yang pas sebelum meminta sesuatu dari mereka? Hal ini sama seperti itu.

Pertimbangkan situasi dan kondisi kantor serta perasaan atasan sebelum meminta kenaikan gaji. Biasanya, waktu yang tepat itu tiba pada kuarter dua atau tiga di setiap tahun, antara Juni-Juli. Ini disebut juga “situasi Goldilock”, saat situasi tidak terlalu panas ataupun dingin. Berikan juga atasan Anda waktu untuk berpikir, yang biasanya akan mereka lakukan selama 2-3 bulan.

“Kondisi ini membuat perusahaan Anda untuk melihat kembali kinerja di periode satu dan dua sebagai referensi. Pada saat-saat seperti ini, perusahaan masih memiliki gambaran jelas terkait dana mereka, apakah cukup untuk memberikan kenaikan gaji atau tidak,” Kata Manajer Sumber Daya Talenta GlaxoSmithKline Filipina, Amy-Jo Onrubia.

Jangan bertahan terlalu lama, karena meminta kenaikan gaji di masa-masa penutupan tahun seperti November atau Desember akan sangat sulit, karena biasanya perusahaan sudah menetapkan rincian dana mereka pada Agustus.

Pastikan juga untuk mengecek kembali kebijakan perusahaan Anda terkait kenaikan gaji.

4. Bukan sekadar uang

Saat meminta kenaikan gaji, pastikan bahwa diri Anda tidak hanya membicarakan tentang uang. Ingatlah bahwa pendapatan juga bisa bertambah lewat hal lain seperti jatah libur, perluasan asuransi, dan fasilitas-fasilitas yang menunjang kinerja Anda.

Hal ini dapat membantu Anda saat perusahaan tidak memiliki dana untuk memberikan kenaikan gaji dengan uang. Beberapa perusahaan besar memiliki koneksi luas, dan lebih fleksibel dalam memberikan fasilitas.

Bahkan ada pula perusahaan yang memberikan pinjaman dana untuk pegawai mereka dengan bunga 0%, dan hal tersebut bisa Anda gunakan untuk mendapatkan mobil atau rumah. Pada dasarnya, banyak yang bisa dipetik dari sebuah perusahaan, tapi kita membutuhkan sebuah strategi untuk mengingatkan mereka terkait hal itu.

5. Saat keputusan itu tiba

Terakhir, ingatlah bahwa tidak semua permintaan kenaikan gaji akan dipenuhi, hal terpenting adalah mengetahui akar dari alasan mereka. Ketahui juga apakah mereka dapat Anda kendalikan atau tidak.

Jika atasan menilai kinerja Anda tahun lalu belum cukup untuk mendapat kenaikan gaji, kerja lah lebih keras. Jika sudah Anda lakukan tapi memang kondisi ekonomi perusahaan lemah, itu pertanda bahwa berkarier di sana tidak memberikan masa depan cerah.

Terimalah penolakan secara profesional, dan lihat berkah yang ada. Berkah dari penolakan itu telah berbuah pemahaman yang jelas sebagai hadiahnya. Mungkin Anda bisa meminta kenaikan gaji lagi enam bulan ke depan? Atau incar saja langsung promosi jabatan.

Penolakan memberi Anda ruang untuk berpikir, apakah saya ingin terus bertahan di sini, atau pindah ke tempat yang lebih menjanjikan. Hasil dari negosiasi akan memberi penerangan akan hal ini.

Semoga beruntung! -Rappler.com

*Jonathan Yabut adalah pemenang program realita televisi asal Filipina, The Apprentice Asia dan saat ini bermukim di Kuala Lumpur sebagai Direktur Pelaksana perusahaan konsultasi pemasaran yang didirikannya, The JY Ventures & Consultancy. Jonathan adalah pembicara motivasi ternama di Asia dan berbicara mengenai beragam topik mulai dari kepemimpinan, pembentukan pekerja gen Y dan manajemen karier yang tercatat di 500 perusahaan ternama. Dia juga penulis buku motivasi terlaris tahun 2005 lalu berjudul From Grit to Great. Kunjungan official Facebook fanpagenya di sini. 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!