SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Saat ini industri video game Tanah Air mulai berkembang. Banyak perusahaan-perusahaan lokal yang membuat game dengan tema lokal pula.
Salah satunya adalah Agate Studio, sebuah studio game berbasis di Bandung, Jawa Barat, yang berdiri sejak 2009. Setelah 8 tahun berdiri, Co-Founder Agate Studio Wiradeva Arif pun menceritakan perubahan yang terjadi dalam industri game Indonesia.
Platform yang berubah
Saat ini para gamer Indonesia lebih menyukai game yang bisa dimainkan secara mobile, terutama yang bisa diakses lewat smartphone. Hal ini berbeda dari sebelumnya yang kebanyakan masih terpaku pada game arcade dan game online di komputer.
“Dulu di Indonesia market game enggak terlalu banyak. Paling gede kalau di indonesia sebenarnya itu game arcade, seperti di Timezone, itu yang paling gede. Sama dulu itu yang gede itu market di game online,” ujar Wira saat ditemui dalam acara peluncuran Microsoft Team di Kuningan City, Jakarta, pada Selasa, 11 April.
Pilihan yang beragam
Wira juga mengungkapkan bahwa saat ini game yang dibuat oleh para developer lokal juga mulai beragam. Tak hanya bagi mereka yang memang suka bermain video game, namun game yang tersedia juga meliputi berbagai bidang, mulai dari game edukasi hingga game yang bertema lokal.
Bertambahnya gamer
Platform yang berubah serta banyaknya ragam game yang ditawarkan membuat gamer pun bertambah. Saat ini, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa memiliki pilihannya game yang sesuai dengan aktivitas mereka.
“Yang sebelumnya enggak main game jadi main gara-gara game-nya makin lama makin beragam, ada yg kasual juga, market-nya makin terbuka,” tutur Wira.
Kunci game yang sukses
Dengan kondisi ketersediaan teknologi yang tersedia di Indonesia saat ini, ada beberapa poin yang menjadi kunci suksesnya sebuah video game. Salah satunya adalah ukuran awal yang relatif kecil karena harga kuota internet yang masih relatif mahal serta masih banyak smartphone dengan memory rendah.
Yang juga penting adalah kemampuan engagement dari sebuah game. “Yang sekarang main, besok masih main lagi, berapa persen. Terus 7 hari dia masih main apa enggak, 30 hari dia masih main apa enggak, selalu diukur. Dan gimana caranya semua fitur-fitur yg ada di situ bisa bikin retention-nya makin tinggi,” ujar Wira.
Selain itu, membuat game dengan mengikuti isu yang sedang hangat juga bisa menjadi kunci kesuksesan.
(BACA JUGA: Yang perlu kamu ketahui tentang game Tahu Bulat)
Bantuan pemerintah
Berbeda dengan saat Agate Studio pertama kali berdiri, saat ini pemerintah mulai banyak memberikan bantuan kepada para developer game lokal. Saat ini sudah ada Asosiasi Game Indonesia, dan industri ini juga sudah masuk menjadi salah satu bidang yang menjadi perhatian Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
“Di Bekraf sekarang salah satunya ada ngomongin game, sebelumnya enggak ada,” kata Wira.
—Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.