Saat Kartini dikenang oleh para bintang

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Saat Kartini dikenang oleh para bintang
Mencoba menghayati kembali karya Kartini lewat gelaran 'Panggung Para Perempuan'

JAKARTA, Indonesia – Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April memperingati semangat perjuangan  sosok yang meninggal di usia 25 tahun itu untuk kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki.

Dengan semangat yang sama, para publik figur Indonesia mulai dari Gita Gutawa hingga Jajang C. Noer berkumpul mengenang sosok Kartini di acara Panggung Para Perempuan di Museum Bank Indonesia, 11 April 2016.

Acara yang diselenggarakan oleh TEMPO itu membawa kembali surat-surat tulisan Kartini mulai tentang pendidikan, nasib perempuan Jawa yang masa itu hanya jadi alat memperluas keluarga dengan perjodohan, hingga candu akan tembakau di sekitarnya.

Para pengisi acara 'Panggung Para Perempuan'. Foto oleh Adrianus Saerong/Rappler.

Penyanyi sekaligus aktris, Gita Gutawa, membuka acara dengan membacakan sebuah sajak pendek. Sebelum jajaran bintang pemeran film Kartini besutan Hanung Bramantyo, Dian Sastro, dan Acha Septriasa naik ke panggung membacakan surat tokoh pahlawan Indonesia itu dengan logat khas Jawa. Publik figur lain seperti Maudy Ayunda, dan Happy Salma juga naik meelakukan hal serupa bersama beberapa nama dari jajaran pemerintahan.

Di tengah acara, tamu juga merayakan ulang tahun ke-68 Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Moeloek, yang jatuh tepat di 11 April kemarin.

Namun, aktivis gender, Kartika Jahja-lah yang mencuri lampu sorot dari panggung sederhana yang disediakan di lantai dua Museum Bank Indonesia. Musisi yang akrab disapa Tika itu naik ke atas panggung membawa buku Habis Terang Terbitlah Gelap milik Kartini, dan menceritakan bagaimana karya tulis itu mengubah sudut pandangnya akan Hari Kartini.

“Dulu, setiap Hari Kartini saya didandani oleh Ibu, dengan sanggul dan kebaya, sebenarnya tidak suka dengan hal seperti itu, tapi demi menyenangkan orang tua tetap dijalani.”

“Lalu saya menemukan buku ini (Habis Gelap Terbitlah Terang) di toko buku tua, dari SD kita selalu dikenalkan dengan karya tulis Kartini satu ini, tapi sulit sekali menemukannya.”

Kartika Jahja tampil di acara 'Panggung Para Perempuan'. Foto oleh Adrianus Saerong/Rappler.

“Membaca ini, saya sadar ternyata bukan konde dan kebayanya yang dirayakan tapi ide, pemikiran, serta semangat Kartini-lah yang harus kita kenang,” Terangnya sebelum melantukan musikalisasi dari lagu para perempuan Kendeng yang digabungkan dengan puisi-puisi Kartini.

Ia juga menutup acara Panggung Para Perempuan dengan dua lagu yang didedikasikan dirinya untuk para perempuan-perempuan yang masih berjuang melawan stigma masyarakat. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!