Kenduri Apam, jamuan sebelum Isra Miraj di Aceh

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kenduri Apam, jamuan sebelum Isra Miraj di Aceh
Tradisi Kenduri Apam sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Aceh Darussalam, berawal dari kematian seorang sufi di Mekkah.

JIJIEM, Indonesia – Sakdiah Ibrahim tak menyahut saat seorang pria memanggilnya dari belakang. Perempuan 59 tahun itu tengah sibuk membuat kue apam. 

“Apa ada yang sudah masak (matang)?” tanya pria itu lagi sembari mendekat ke arah Sakdiah, Sabtu 22 April 2017. Tapi Sakdiah tidak juga menjawab. Tampaknya, ia tidak mendengar.

“Ada, hanya satu,” jawab perempuan lain yang duduk di depan Sakdiah. Hari itu, di halaman sebuah rumah di Desa Jijiem, Kecamatan Keumala, Pidie, Aceh, Sakdiah memang tak sendiri. Beberapa perempuan lain ikut memasak apam bersamanya.

Apam adalah makanan tradisional Aceh yang biasa dimasak pada bulan Rajab atau menjelang peringatan Isra Miraj. Tak mengherankan jika Bulan Rajab juga dikenal sebagai Bueleun apam dalam almanak Aceh.

Apam terbuat dari campuran tepung beras, santan, air kelapa, air putih, dan garam serta gula pasir. Untuk membuat apam, tepung gandum, tepung beras dan garam diaduk dalam keadaan kering. Setelah itu tambahkan santan serta air putih. Kemudian diaduk lagi hingga menjadi adonan cair.

CEUREULOP. Apam lebih nikmat jika dimasak di ceureulop (pinggan terbuat dari tanah). Foto oleh Habil Razali/Rappler


Garam tersebut berfungsi agar apam tidak lengket di pinggan tanah. Langkah terakhir tuangkan adonan ke dalam ceureulop. Tunggu sekitar lima menit, apam pun siap disajikan.Nah, jika adonan sudah siap, panaskan ceureulop (pinggan terbuat dari tanah) di atas tungku. Akan lebih bagus jika dimasak menggunakan kayu bakar. Setelah ceureulop mulai panas, masukan garam lalu diratakan menggunakan sabut kulit kelapa. 

Akan lebih nikmat jika apam dikonsumsi dengan kuah tuhe atau baluran parutan kelapa dan gula. Kuah tuhe bisa dibuat sendiri dengan santan kental, pisang, nangka, dan gula.

“Kami sejak dari dulu menggelar kenduri apam seperti ini,” kata Sakdiah. Jika menilik sejarah dan cerita para orang tua, kenduri apam memang sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Aceh Darussalam.

Kenduri ini konon bermula dari seorang sufi bernama Abdullah Rajab yang hidup sangat miskin di Mekkah. Saat dia meninggal dunia, keluarganya tidak mampu menggelar acara kenduri seperti lazimnya.

Orang sekampungnya lantas berinisiatif membuat apam karena tidak memerlukan banyak bahan untuk membuatnya. Dari sanalah kemudian Kenduri Apam saban tahun mulai digelar saat bulan Rajab atau Buleuen Apam dalam almanak Aceh.

Keunikan lain dari Kenduri Apam ini yakni apam dimasak bergantian dari satu rumah ke rumah lain. “Hari ini masak apam di rumah orang lain, besok orang lain memasak apam di rumah kita. Jadi saling bantu,” kata Sakdiah seraya mengangkat apam yang telah matang.

SIAP DISANTAP. Apam siap disantap. Foto oleh Habil Razali/Rappler

Sekilas apam tersebut mirip kue serabi, hanya saja bentuknya lebih besar. Melihat tekstur, kuah, serta asap tipis yang menari-nari di atasnya membuatnya apam tersebut begitu menggoda selera. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!