‘Banda, The Dark Forgotten Trail’, mengulik sejarah perdagangan rempah Indonesia

Yanwar Arifin

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Banda, The Dark Forgotten Trail’, mengulik sejarah perdagangan rempah Indonesia
Film dokumenter yang diproduseri Sheila Timothy dan disutradarai Jay Subiyakto ini akan tayang 31 Juli mendatang

JAKARTA, Indonesia – Para pencinta film dokumenter, bersiaplah menyambut sebuah film dokumenter Indonesia berjudul Banda, The Dark Forgotten Trail. Film ini akan mengulik sejarah perdagangan rempah-rempah Indonesia di kepulauan Banda pada masa kejayaan pala, komoditi rempah yang dulu dianggap lebih bernilai dari emas. Film ini diproduseri oleh Sheila Timothy dan disutradarai oleh Jay Subiyakto.

“Waktu itu saya datang ke suatu pameran tentang jalur rempah, di situ ada satu kalimat yang menggugah pikiran saya bahwa jalur sutra itu ada karena jalur rempah. Jalur sutra ini terbangun karena orang-orang Tiongkok waktu itu mencari rempah ke kepulauan kecil di Nusantara yang bernama Banda,” kata Sheila Timothy dalam acara Ngobrol Santai Film Jalur Rempah Banda, The Dark Forgotten Trail di Rumah Indofood, Jakarta Fair Kemayoran, Kamis 15 Juni.

Berawal dari cerita tersebutlah, Sheila mendapat ide untuk membuat sebuah film dokumenter. Bagi Sheila, cerita sejarah Banda tersebut merupakan hal yang sangat luar biasa dan harus difilmkan karena tidak banyak orang yang mengetahuinya, termasuk generasi muda saat ini.

“Film ini diharapkan akan membuka mata generasi muda terhadap sejarah perdagangan rempah-rempah dari nusantara ke seluruh dunia. Jika di sekolah-sekolah, banyak anak-anak yang malas untuk mempelajarinya karena dianggap membosankan, tapi akan menarik jika tampilkan dalam suatu film dengan visual dan sound yang menarik dan didukung oleh kru yang sangat mumpuni di bidangnya,” katanya.

VISUAL. Jay Subiyakto menjanjikan kualitas visual yang sangat bagus dengan keindahan alam Indonesia Timur dan situs-situs sejarah yang menarik dan juga diiringi alunan lagu yang akan memanjakan telinga para penontonnya. Foto dari akun Twitter @lalatimothy

Bagi sang sutradara, Jay Subiyakto, ini adalah pengalaman pertama menyutradai sebuah film, di mana sebelumnya dia biasa menyutradarai pertujukan musik dan penata artistik.

“Memang dari dulu saya ingin sekali buat film. Ketika saya ditawari untuk menyutradari film ini, saya benar-benar senang tapi terlebih dulu takut karena dokumenter itu sangat susah membuatnya, semua isinya harus benar karena kita menceritakan sejarah,” kata Jay.

Tak hanya bercerita tentang jalur rempah, film pun menceritakan peristiwa genosida di Banda hingga konflik agama tahun 1999. Jay menambahkan bahwa di film ini juga akan diceritakan Banda sebagai tempat awal kolonialisme di Indonesia dan awal nasionalisme saat empat founding fathers Indonesia dibuang ke pulau tersebut.

Jay menjanjikan kualitas visual yang sangat bagus dengan keindahan alam Indonesia Timur dan situs-situs sejarah yang menarik dan juga diiringi alunan lagu yang akan memanjakan telinga para penontonnya.

Film ini nantinya akan diproduksi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Dalam versi bahasa Indonesia, Aktor Reza Rahadian didapuk sebagai narator, sementara versi bahasa Inggris dibawakan oleh Ario Bayu.

Banda, The Dark Forgotten Trail akan tayang pada 31 Juli 2017. Tanggal itu bertepatan dengan peringatan 350 tahun Perjanjian Breda. Sebuah perjanjian yang berisi penyerahan pulau Rhun di kepulauan Banda dari Inggris ke Belanda yang ditukar dengan Manhattan dan New York. -Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!