Indonesia

Diduga terkait skandal 1MDB, Leonardo diCaprio serahkan Piala Oscar

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Diduga terkait skandal 1MDB, Leonardo diCaprio serahkan Piala Oscar
Piala Oscar milik Marlon Brando diserahkan oleh rumah produksi Red Granite yang didirikan oleh menantu PM Malaysia

JAKARTA, Indonesia — Aktor Leonardo diCaprio mengembalikan hadiah yang ia dapatkan dari perusahaan produksi film “The Wolf of Wall Street” yang pernah ia bintangi. Perusahaan tersebut rupanya didirikan salah satunya oleh menantu Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak yang tengah terseret kasus pencucian uang.

Selain itu, Leo juga mengembalikan piala Oscar yang dimenangkan Marlon Brando untuk alasan serupa. Rumah produksi Red Granite memberikan piala Oscar milik Brando sebagai bentuk ucapan terima kasih karena telah ikut serta dalam film The Wolf of Wall Street. Juru bicara diCaprio mengungkap kalau aktor berusia 42 tahun ini telah menghubungi Departemen Hukum Amerika Serikat pada Juli tahun lalu terkait kasus tersebut.

“Hadiah itu diterimanya dari (perusahaan produksi) Red Granite sebagai bentuk terimakasih,” kata juru bicara itu.

Nama perusahaan ini baru disebutkan oleh otoritas hukum AS pada Kamis lalu. Adapun menantu Najib yang terlibat dalam perusahaan bernama Riza Aziz.

Otoritas hukum AS memang berencana untuk menyita aset tambahan senilai lebih dari 500 miliar dollar yang dibeli lewat penggelapan dana asing Malaysia. Termasuk di antaranya kapal yacht senilai 262 juta dollar milik pengusaha Malaysia Jho Low, juga lukisan karya Picasso dan Jean-Michel BAsquiat. Royalti film “Dumb and Dumber To” serta “Daddy’s Home” produksi Red Granite juga tak lepas dari rencana ini.

Dalam pernyataan tertulis, Red Granite mengaku tengah aktif berdiskusi dengan Departemen Hukum AS terkait hal ini. Diduga kuat aset-aset yang pertama ditemukan otoritas hukum pada Juli tahun lalu adalah bagian dari konspirasi internasional yang bertujuan sebagai pencucian uang dari penggelapan.

Kasus ini sudah berjalan sejak 2009, ketika Najib menjadi dewan penasehat Malaysia Development Berhad yang mengelola dan publik. Ia mengatakan dana yang terkumpul akan digunakan untuk modernisasi negeri jiran. Najib tegas membantah terlibat korupsi dan melakukan pencucian uang. — dengan laporan AFP/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!