Etika menghadiri open house di rumah atasan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Etika menghadiri open house di rumah atasan
Kamu bisa menggunakan momen open house mengenal orang baru yang mungkin dapat membantu kariermu di masa depan

JAKARTA, Indonesia – Lebaran sebentar lagi. Siapa yang akan kamu kunjungi di hari raya nanti? Apakah rumah atasan termasuk ke dalam salah satu agenda tujuan kamu?

Mungkin beberapa lalu bos kamu mengumumkan acara open house pada hari Lebaran kedua dan ketiga. Dia mengundang karyawan yang tidak pulang kampung untuk mampir ke rumahnya.

Kamu merasa tidak enak untuk menolak ajakan ini. Namun, kamu bingung, bagaimana harus bersikap. Apakah nantinya kamu akan terjebak pada suasana yang canggung?

Untuk itu, kamu harus mempersiapkan diri. Berikut etika menghadiri acara tidak resmi di rumah atasan:

Berpakaian yang pantas

Menghadiri acara informal di rumah bos bukan berarti kamu harus berdandan rapi layaknya mau ke kantor. Kamu tidak harus mengenakan kemeja, celana atau rok bahan, dan sepatu pantofel.

Kamu boleh memilih pakaian yang lebih santai dan terasa nyaman saat dikenakan. Tapi, karena tema acara kali ini adalah open house Lebaran, maka sesuaikan pakaianmu. Misalnya, karyawan laki-laki bisa memilih baju koko yang dipasangkan dengan celana bahan.

Sementara, pegawai perempuan bisa memakai kaftan, tunik, blouse, atau kemeja. Kalau bisa, pakaian yang dikenakan menutup sebagian besar tubuh, misalnya baju lengan panjang dan bawahan yang menjuntai hingga di bawah lutut.

Untuk perempuan yang tidak berhijab bisa menambahkan selendang atau pasmina untuk menutup sebagian kepala.

“Beredar”

Orang-orang yang datang ke acara open house Lebaran berasal dari berbagai kalangan. Mereka bisa saja saudara dan kerabat atasan, rekan bisnis dari perusahaan lain atau teman sekantor kamu sendiri.

Kamu pasti lebih nyaman berbicara dengan orang yang sudah dikenal. Maka, kamu akan menarik satu orang rekan kerja di kantor dan menempel padanya sepanjang acara.

Sebaiknya kamu menyapa lebih banyak orang yang hadir di acara tersebut. Sedikit basa-basi dengan orang yang baru dikenal tidak akan membawa masalah besar.

Siapa tahu kamu bisa bertemu dengan orang baru yang ternyata punya jabatan setingkat pimpinan dan bisa membantu karier kamu di masa mendatang.

Jaga bicara

Pertemuan informal bos adalah waktu untuk bersantai. Atasan kamu ingin semua undangan termasuk para staf merasa terikat di luar tempat kerja.

Namun, jangan sampai suasana ini membuat kamu kebablasan dan salah bicara. Kamu harus menghindari gosip kantor. Kamu juga tidak perlu mengungkit cerita negatif di tempat kerja, seperti pemecatan atau proyek yang gagal baru-baru ini.

Sementara itu, jika kamu adalah orang kepercayaan bos, maka jangan gunakan kesempatan ini untuk membuka rahasia perusahaan. Selain itu, topik sensitif seperti agama, politik dan latar belakang budaya juga tidak perlu diangkat.

Kontrol nafsu makan

Tuan rumah pasti menyediakan hidangan yang enak untuk menjamu tamunya. Begitu juga bos kamu.

Bayangkan kamu akan menemukan ketupat, opor ayam, rendang, dan makanan khas Lebaran lainnya di meja makan. Rasanya kamu ingin melahap semuanya.

Namun, kamu tidak boleh kalap. Kamu bisa mengambil makanan secukupnya saja. Jangan sampai kamu kedapatan bersendawa saat berbicara dengan peserta acara yang lain.

Apalagi kalau makanan itu membuat penyakit maag kamu kambuh. Hal ini akan merepotkan tuan rumah dan kamu sendiri.

Jadi, sebaiknya kamu mengudap beberapa makanan kecil sebelum menghadiri open house. Dengan begitu, kamu bisa mengontrol nafsu makan selama acara. – Rappler.com

Artikel ini sebelumnya juga pernah diterbitkan di www.qerja.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!