FOTO: Masjid Wotgaleh, petilasan sang panglima perang Mataram

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

FOTO: Masjid Wotgaleh, petilasan sang panglima perang Mataram
Di samping landasan pacu bandara Adisoetjipto Yogyakarta ada masjid yang dikeramatkan dan masuk cagar budaya

SLEMAN, Indonesia –  Di tengah lahan yang ditumbuhi rerumputan, di samping landasan pacu lapangan udara Adisoetjipto, Sleman, Yogyakarta, berdiri Masjid Sulthoni Wotgaleh. Letaknya di sisi selatan landas pacu, di kawasan Sendangtirto, Berbah.  

Masjid yang bentuk arsitekturnya mirip Masjid Agung Demak itu, masuk dalam Cagar Budaya Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Masjid Wotgaleh memang berdiri di era yang sama dengan Masjid Demak, Abad 17 Masehi, pada masa pemerintahan Panembahan Senopati Mataram,” kata Syawal, penjaga masjid.  

Rappler mengunjungi salah satu masjid yang dikeramatkan oleh sebagian orang ini, pada hari pertama Idul Fitri 1438 H, Minggu 25 Juni.  Di masjid ini, terdapat makam Pangeran Purboyo I, atau Pangeran Senopati, putra dari Panembahan Senopati pendiri Kerajaan Mataram dan Rara Lembayung putri Ki Ageng Giring

Ada ratusan makam dari keluarga dan keturunan Pangeran Purboyo, yang nama aslinya adalah Jaka Umbaran, berada di belakang masjid.  Pangeran Purboyo I saat muda dikenal dengan nama Raden Mas Damar. Di dikenang sebagai Senopati atau Panglima Perang Kerajaan Mataram di masa Sultan Agung.  

Pangeran Purboyo sangat disegani penjajah Belanda. Konon, dia punya ilmu kebal, dan badannya sulit ditembus senjata penjajah.

Cerita turun-temurun yang dipercayai warga sekitar, Pangeran Purboyo I hanya bisa dilukai dengan lemparan kotoran yang sifatnya ‘najis”.  

“Kulitnya mengelupas, dilempari kotoran, sehingga disebut Wotgaleh. Wot juga berarti jembatan,” kata Syawal.  

Percaya atau tidak percaya,  para pengikut Pangeran Purboyo I kemudian membangun masjid untuk melestarikan jejak tauladan Sang Panglima Perang.

Selain digunakan untuk salat, baik di hari besar seperti hari raya Idul Fitri maupun sehari-hari, masjid yang terawat baik dan bersih ini, biasanya ramai dikunjungi peziarah setiap Senin Kliwon, hari kelahiran dan kematian Pangeran Purboyo I.  Berikut foto-foto Masjid Sulthoni Wotgaleh:

PEZIARAH. Masjid Wotgaleh ramai dikunjungi peziarah setiap Senin Kliwon saat kelahiran Pangeran Purboyo I. Foto oleh Uni Lubis/Rappler

MAKAM. Gerbang masuk ke Kompleks Makam Pangeran Purboyo I di belakang Masjid Wotgaleh. Foto oleh Uni Lubis/Rappler

PENJAGA. Syawal, penjaga Masjid Wotgaleh yang didirikan oleh Pangeran Purboyo I, Panglima Perang Mataram. Foto oleh Uni Lubis/Rappler

BERDOA. Banyak peizarah yang mengunjungi makam Pangeran Purboyo I. Foto oleh Uni Lubis/Rappler

PANGERAN. Foto Pangeran Purboyo I di ruang depan kompleks makam yang diabadikan pada Minggu, 25 Juni. Foto oleh Uni Lubis/Rappler

– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!