Mengenal tradisi pertunjukan wayang kulit setelah Lebaran di Delanggu

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengenal tradisi pertunjukan wayang kulit setelah Lebaran di Delanggu
Untuk memeriahkan hari Lebaran, warga Desa Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar pertunjukan wayang kulit. Cerita yang dipilih setiap tahunnya adalah 'Baratayuda'

KLATEN, Indonesia – Setiap masyarakat Indonesia memiliki ciri khas masing-masing untuk memeriahkan hari Lebaran. Ada yang berpesta dengan kembang api, ada yang pergi mengunjungi tempat-tempat wisata, ada pula yang menetap di rumah untuk menikmati kebersamaan dengan keluarga.

Namun, di Desa Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, masyarakat biasanya memeriahkan Lebaran dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit. Cerita yang dipilih dalam pertunjukan ini adalah Baratayuda atau Perang Barata.

Baratayuda sendiri mengisahkan perebutan kekuasan antara keluarga Pandawa dan keluarga Kurawa. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak dalam perang ini. Kedua pihak juga banyak melanggar aturan perang karena memenginginkan kemenangan. Namun di akhir cerita, Pandawa lah yang memenangkan Baratayuda tersebut.

Tradisi ini dilakukan dari tahun ke tahun, biasanya diselenggarakan satu atau dua hari setelah Lebaran tiba selama sehari semalam oleh para seniman. “Biasanya seniman dari luar desa yang dipanggil kemari untuk pentas wayang ini. Dari mulai sinden sampai dalangnya datang kemari,” ujar Barman, warga Desa Delanggu yang ikut berkontribusi dalam acara.

Meskipun pertunjukan wayang kulit ini dilakukan oleh para seniman, warga desa juga ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Di awal acara, lebih dari 10 pemuda dan pemudi desa berkolaborasi dengan para seniman untuk menyairkan sebuah ungkapan syukur tentang hari raya Idul Fitri.

SENIMAN. Sejumlah seniman yang ikut memeriahkan acara pertunjukan wayang. Foto oleh Dzikra Fanada/Rappler

Selain untuk memeriahkan Idul Fitri, acara ini juga sekaligus cara untuk memperkuat tradisi wayang kulit di Jawa Tengah. “Dari tahun ke tahun acara ini ada terus. Buat acara tahunan Lebaran, sekaligus mempertahankan tradisi,” tambah Barman

Banyak warga desa yang berkumpul di dekat panggung pertunjukan beberapa jam sebelum acara dimulai. Beberapa warga datang lebih awal untuk melihat persiapan acara, tetapi ada pula yang datang untuk memainkan alat musik tradisional seperti bonang dan saron. Semua orang bebas memainkan alat musik tersebut sebelum acara dimulai.

Meskipun hujan turun di sela-sela acara, antusias warga tidak berkurang. Banyak dari mereka yang tetap berada di dekat panggung untuk menyaksikan pertunjukan wayang tersebut hingga rasa kantuk mulai datang.

MERIAH. Pedagang dan pembeli ikut memeriakan pertunjukan wayang kulit di Desa Delanggu. Dzikra Fanada/Rappler

Banyaknya warga desa yang berkumpul di acara ini juga memberi kesempatan besar untuk para pedagang. Sepanjang jalan menuju panggung acara, sisi kanan dan kiri jalan dipenuhi oleh para pedagang yang menawarkan banyak hal. Mulai dari makanan, minuman, hingga pedagang mainan anak-anak ada disini.

“Saya biasanya hanya berjualan disini ketika acara ini ada saja, biasanya di pasar,” ungkap penjual jagung yang dikerubungi oleh pembeli.

Nikmati langsung pertunjukan wayang di Delanggu, Klaten dengan menggunakan kupon PegiPegi di sini—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!