Setiap hari, Daniel Mananta berlari nyaris sejauh 10 kilometer

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setiap hari, Daniel Mananta berlari nyaris sejauh 10 kilometer
Daniel Mananta mengaku sudah gemar berlari sejak tahun 2003

JAKARTA, Indonesia — Tren olahraga lari memang tengah menjamur beberapa tahun belakangan ini. Banyak kalangan yang menikmati olahraga murah meriah namun menyehatkan ini. Tak terkecuali Daniel Mananta.

Daniel yang mengawali kariernya sebagai video jockey (VJ) ini mengaku sudah mulai menekuni olahraga lari sejak tahun 2003, sejak ia masik jadi VJ. “Dulu gue udah suka lari tapi larinya 1,2,4,5 kilometer itu kayaknya udah wah banget. Tapi sekarang kalau lari 5 kilometer itu kayak ringan banget. Gue kayanya hampir setiap hari lari 10 kilometer. Kalau hari Minggu di Car Free Day (CFD) hampir 15 kilometer. Sekarang larinya tahapnya udah beda banget, udah lebih serius,” ujar Daniel yang ditemui di Menara Bank Danamon, Rabu, 12 Juli.

Menurut pria berusia 35 tahun ini, lari memberikan banyak manfaat bagi dirinya. Selain sehat, lari juga bisa membantu Daniel mempertahankan bentuk tubuhnya. “Cara paling cepat kurus adalah lari. Jadi yang pertama gue suka lari banget ini karena gue pengin jaga tubuh gue. Yang kedua gue tahu, gue makan itu enggak sehat banget, gue makan apa aja gitu.”

“Maksud gue gini, orang Indonesia mempunyai 5 makanan favorit yaitu yang manis-manis, yang goreng-gorengan, yang instan-instan, yang lemaknya banyak banget sama yang santan-santan. Itu semua enggak bagus buat tubuh dan lebih parahnya lagi gue suka sama semuanya ini. Jadi gue suka lari untuk make sure kalau gue sehat banget. Dan yang ketiga yang paling gue suka banget lari itu olahraga yang multi tasking. Ketika gue lari gue suka dengerin leadership seminar, khotbah dari pastur gue, kayak selain badan gue sehat, spirit gue juga sehat.”   

Kata Daniel, bagi mereka yang baru mulai menekuni olahraga lari, yang terberat adalah mengalahkan suara-suara dalam pikiran yang memaksa kita untuk pelan-pelan saja. “Tapi loe harus berusaha ngalahin itu, diri loe sendiri. Cara yang paling mudah literally gue enggak ada. Pelari pemula dan yang sudah profesional mereka harus melawan dirinya sendiri. Gue bersyukur banget sekarang ini masih bisa lah untuk kadang-kadang menang (lawan diri sendiri),” ujar Daniel.

Lantas, apa tip dari Daniel untuk pelari pemula? “Yang paling bisa mengatur napas dan dia tahu diri dia itu (mampu) sampai sejauh mana. Napas itu penting banget sih kalau misalnya kita lari jauh. Jangan sampai ketika loe kecepatan atau apa sehingga kenanya ke lutut. Orang sering banget kayak lagi nukik ke bawah gitu mereka malah kencang. Itu justru parah banget. Ketika loe lari kencang kaki loe nahan supaya loe enggak jatuh, untuk jaga keseimbangan dan lutut loe kena.” —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!