4 hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan bekerja dengan teman

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

4 hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan bekerja dengan teman
Tidak mudah, lho, memisahkan urusan pertemanan dengan profesionalisme!

JAKARTA, Indonesia —Bayangkan, jika sehari-hari saja kamu sebegitu serunya membahas banyak hal dengan teman-teman. Bertukar pikiran atau sekadar berdiskusi tanpa arah. Tapi pernahkah kamu membayangkan jika hubungan pertemanan yang kasual berubah profesional saat kamu memutuskan bekerja dengan teman? Apalagi jika dia jadi atasanmu!

Sekilas pasti terasa menarik. Menghabiskan waktu bekerja bersama teman yang benar-benar sudah kamu kenal dengan baik. Tapi jangan terlena, karena tidak selamanya bekerja bersama teman itu bisa sama rasanya dengan sekadar berteman saja.

Meski persahabatan kalian sudah erat dan kental, tetap saja, dinamika bekerja secara profesional bisa sangat berbeda dengan pertemanan. Banyak hal yang harus diperhatikan sebelum kamu memutuskan bekerja dengan teman. Simak penjelasannya di bawah ini.

Dia sudah tahu kelebihan dan kekuranganmu

Ketika teman menawarkan pekerjaan padamu, tentu saja kamu sudah tahu bahwa dia mengenalmu luar dalam. Dia tahu apa yang menjadi kebiasaanmu, baik-burukmu, mimpi-mimpimu, caramu bekerja dan banyak lagi.

Ini bisa jadi nilai tambah untukmu saat bekerja, tapi juga sekaligus jadi sesuatu yang harus “diwaspadai”. Karena dia juga tahu hal-hal yang kurang baik dari dirimu, kan? Kuncinya adalah diskusi. Meski kalian sudah berteman, yakinkan dia bahwa secara profesional, kamu memiliki tujuan yang sama dengan visi yang sama.

Tapi jangan berharap kamu diperlakukan istimewa dan berbeda dengan yang lain. Kamu pasti akan bekerja seperti karyawan lain. Apalagi kalau perusahaannya adalah startup dengan jumlah tim yang kecil. Semua harus hands-on. Meskipun temanmu pasti berharap yang terbaik untuk kariermu, tapi dia juga harus memerhatikan target perusahaan. Kamu harus membantunya untuk mencapai tujuan dan target-target itu.

Lebih mudah berkomunikasi

Dengan pertemanan yang solid, pastilah proses komunikasi tidak akan menemui banyak halangan. Meski posisi temanmu sebagai atasan. Kamu akan nyaman membahas apa saja dengannya. Dan saat harus brainstorming pun, pasti ide-ide akan dengan mudah disampaikan dan didiskusikan.

Ini akan membuatmu semakin produktif dan nyaman dengan suasana lingkungan bekerja, yang mungkin akan lebih sulit didapat jika kamu bekerja dengan orang-orang yang benar-benar asing. 

Tapi akan ada saat di mana ada hal-hal yang tidak nyaman untuk dibicarakan. Misalnya soal gaji, soal cara kerja manajemen dan beberapa hal internal lainnya. Pasti akan awkward jika harus mendiskusikan hal-hal seperti itu dengan teman sendiri.

Belum lagi kalau satu saat kamu melakukan kesalahan dan dia sebagai teman dan atasan harus menegurmu. Apakah kamu sudah siap menghadapinya secara profesional? Dan jika satu saat kamu memutuskan untuk resign, ini juga harus dipikirkan matang-matang supaya hubungan pertemananmu tetap langgeng. 

Masukanmu akan lebih dipertimbangkan

Ketika kamu ditawari pekerjaan oleh temanmu, pasti dia sudah memercayaimu sepenuhnya. Karena dia mengenalmu sangat baik. Dan karena dasarnya adalah kepercayaan, pasti dia akan lebih mempertimbangkan masukan, saran dan ide darimu. Tentang apa yang baik untu perusahaan ke depannya.

Tapi kamu harus menerima bahwa dia adalah atasanmu dan keputusannya yang final. Jika tadinya kamu berpikir bahwa kalian bisa setara dan selevel, tentu tidak bisa. Kamu bisa memberi saran dan masukan, tapi semua keputusan ditentukan oleh dia. Kamu harus bisa menahan diri dan tahu kapan harus memposisikan dia sebagai atasan dan kapan sebagai teman.

Menghabiskan waktu bersama

Ketika kamu mengiyakan tawaran pekerjaan dari temanmu, pasti ini jadi salah satu pertimbangan. Nikmatnya bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan seorang sahabat. Tidak perlu menunggu atau mengatur janji jika mau bertemu. Kalian bisa bertemu setiap hari!

Memiliki dia sebagai teman sekaligus atasan dan rekan kerja setidaknya bisa membuatmu lebih gampang menikmati dan beradaptasi dengan lingkungan kerja baru.

Nah, susahnya adalah ketika ada masalah di kantor. Sekali lagi, akan jadi masalah tambahan jika kamu tidak bisa memisahkan antara pertemanan dan profesionalisme. Misalnya dia mengoreksi pekerjaanmu atau mengkritikmu terlalu keras. Pasti akan berdampak pada pertemanan kalian. Karena itu, sejak awal tentukan batas antara kedua hal itu agar hubungan kalian tetap awet.

Di atas segalanya itu, banyak hal menyenangkan yang bisa kalian dapatkan saat bekerja dengan teman. Tapi tentu ada beberapa hal, seperti yang dijelaskan di atas, yang harus diwaspadai. Yang penting, perkuat komunikasi dan memupuk niat baik untuk bisa bertumbuh bersama secara pertemanan dan karier juga! 

—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!