4 hal tentang Tari Saman

Annisa Mulia Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

4 hal tentang Tari Saman

ANTARA FOTO

Tari Saman baru saja kembali mencetak rekor MURI

JAKARTA, Indonesia  Tari Saman merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang berasal dari tanah Gayo Aceh. Baru-baru ini, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan atas tarian dengan jumlah penari terbanyak, yakni 12.262 orang yang menarikan Tari Saman.

Ini merupakan pagelaran Tari Saman massal yang ke-2, setelah sebelumnya di tahun 2011 rekor MURI sudah lebih dulu dipecahkan dengan jumlah penari terbanyak, yaitu, 5.054 penari.

Dengan menggunakan kain bermotif khas Kerawang Gayo, para penari menari dengan gerakan indah serta kompak mengikuti tempo tarian yang berubah-berubah yang mengundang decak kagum para penonton. Persembahan yang indah ini merupakan kado dari pemerintah Gayo untuk Dirgahayu Indonesia yang ke-72.

Tarian yang membanggakan ini tentunya memiliki fakta-fakta menarik di baliknya. Berikut empat fakta menarik mengenai tari Saman yang belum diketahui orang banyak:

1. Sering disamakan dengan Tari Ratoeh Datuk

Bagi beberapa orang, tari Saman sering dikira sama dengan tari Ratoeh Datuk. Nyatanya, keduanya sangat berbeda. Perbedaannya adalah pada penari. Tari Saman dilakukan oleh penari pria dengan jumlah ganjil, sedangkan tari Ratoeh Datuk dilakukan oleh penari perempuan dengan jumlah genap.

Perbedaan lainnya adalah dari segi pakaian. Tari Saman memakai baju kantong bermotif, sedangkan tari Ratoeh Datuk memakai pakaian polos yang dipadukan dengan songket aceh.

Jika disimak lebih teliti lagi, tari Saman mengucapkan syair dalam bahasa Gayo sedangkan tari Ratoeh Datuk dalam bahasa Aceh.

2. Digunakan sebagai media dakwah

Dilihat dari segi sejarah, Tari Saman sudah ada semenjak abad ke-13 dan dikembangkan oleh Syekh Saman. Awalnya, tarian ini digunakan sebagai media untuk menyebarkan syiar Islam serta memberikan pendidikan, nasihat, hingga mengajari tentang kekompakan. Tari Saman sekarang memiliki fungsi yang lebih luas lagi, yakni, sebagai hiburan dan juga ajang menunjukan kekayaan seni di Tanah Air.

3. Milik Aceh untuk dunia

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, mengatakan bahwa tari Saman milik Aceh untuk dunia. Belia juga mengatakan bahwa jika tari Saman adalah milik dunia yang dibuat oleh Gayo Lues, bukan warga Aceh secara keseluruhan.

Saat itu, penampilan tari Saman sedang dilihat dengan haru oleh Gaura Mancacarita, seorang warga negara Australia yang merupakan tim peneliti tari Saman dan menjadi sosok penting yang memasukkan tari Saman ke dalam buku UNESCO.

4. Diakui UNESCO Sebagai Warisan Dunia

Ada empat hal yang harus dimiliki jika sebuah kebudayaan ingin diakui oleh UNESCO, yakni, originalitas, keunikan, nilai filosofi yang universal, serta daya tular ke masyarakat.

Salah satu kebudayaan milik Indonesia yang memiliki ke-empat hal tersebut adalah tari Saman. Budaya lain milik Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO diantara lain adalah, wayang, keris, batik, dan seni angklung.

Melestarikan serta menjaga budaya milik bangsa bukanlah tugas pemerintah semata melainkan seluruh lapisan warga di Indonesia. Banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk tetap dapat mempertahankan kekayaan budaya yang kita miliki, seperti rasa bangga dan memiliki, mempelajari dan memahami sejarahnya, serta perlakuan positif lainnya. –Rappler.com

Artikel ini sebelumnya pernah diterbitkan di IDNTimes.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!