SAKSIKAN: Dea Rizkita siap berangkat ke ‘Miss Grand International 2017’

JAKARTA, Indonesia — Nama Dea Rizkita memang tidak disebutkan sebagai juara pertama kontes kecantikan Puteri Indonesia 2017, namun ia tetap berkesempatan mewakili Indonesia di ajang internasional. 

Pada 3 Oktober nanti pemegang gelar Puteri Indonesia Perdamaian 2017 ini akan bertolak menuju Vietnam untuk memulai karantina Miss Grand International (MGI) 2017, ajang yang dimenangkan perwakilan Indonesia Ariska Putri Pertiwi tahun lalu. MGI merupakan pageant yang berfokus pada kampanye perdamaian dan anti kekerasan di seluruh dunia.

Persiapan menuju MGI 2017

Sejak Maret lalu, Dea fokus pada tugas-tugasnya sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2017 sekaligus mempersiapkan diri menuju MGI. Beban yang dipikulnya tidak ringan, bahkan justru sangat berat. Pasalnya tahun lalu Indonesia berhasil menjadi juara pertama dan membawa pulang mahkota MGI. 

Meskipun begitu, Dea memilih untuk tetap fokus pada persiapan agar dapat tampil maksimal sebagai dirinya sendiri.

“Saya lebih menanggapinya bukan sebagai suatu tekanan ya. Tapi lebih menanggapinya seperti challenge saja. Bagaimana bisa membuktikan omongan orang, bagaimana bisa tetap berkompetisi sebagai diri sendiri, bukan sebagai Ika atau perempuan lain,” ujar Dea saat ditemui Rappler di Taman Sari Royal Heritage Spa Wahid Hasyim, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Dea juga sangat bersyukur dan berterima kasih karena meskipun berjauhan, Ariska tetap sering memberikan masukan padanya, bahkan hingga hal terkecil.

“Jadi, dia ngingetinnya sampai warna foundation, jumlah sepatu, warna tas, jadi hal yang se-detail itu pun Ika kasih masukan ke saya,” tutur perempuan kelahiran 28 Juni 1993 tersebut.

Sebagai kontestan yang tidak memiliki latar belakang di dunia modeling, persiapan catwalk menjadi hal yang terberat bagi Dea. Ia pun terus berlatih hingga saatnya berangkat ke Vietnam nanti.

“Saya biasanya hanya duduk di meja, saya kuliah, mentok-mentok saya nge-MC. Kalau untuk memperagakan busana atau jalan di depan stage itu memang butuh latihan dan keberanian lagi sih. Itu yang paling harus dipersiapkan,” katanya.

Ingin menjadi Puteri Indonesia sejak kecil

Dapat berkompetisi di panggung final Puteri Indonesia merupakan impian Dea sejak kecil. Ditambah lagi dengan kesempatan mewakili Indonesia di ajang internasional, hal tersebut menjadi pengalaman yang tak terlupakan baginya.

“Akhirnya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional juga, yang mungkin semua orang tidak punya kesempatan yang sehebat ini. Itu pengalaman yang luar biasa sih,” ujar Dea yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi Magister Profesi Psikologi di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Untuk bisa mencapai titik seperti saat ini tidak mudah, Dea telah merencanakannya beberapa tahun sebelum akhirnya bisa mewakili Jawa Tengah di Puteri Indonesia 2017.

“Sebelum ikut Puteri saya ikut pemilihan duta wisata dulu, setelah itu duta wisata tingkat provinsi, duta wisata tingkat nasional, setelah itu ikut pemilihan cover majalah, baru akhirnya setelah merasa bekal dan senjatanya cukup, baru memutuskan untuk daftar,” katanya.

Setelah selesai dengan tugasnya sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2017 dan MGI nanti, Dea segera menyelesaikan studi magisternya agar dapat membuka praktik sebagai seorang psikolog. Tak hanya itu, ia juga berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya ke jenjang doktoral di Belanda.

Mari dukung Dea di malam puncak MGI akan berlangsung di Ho Chi Minh, Vietnam, pada 25 Oktober mendatang. —Rappler.com