‘JomBlo reboot’, penebusan dosa Hanung Bramantyo

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘JomBlo reboot’, penebusan dosa Hanung Bramantyo
Film ‘JomBlo reboot’ akan rilis di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai 5 Oktober mendatang.

JAKARTA, Indonesia — Saat pertama kali mendengar kabar bahwa  film JomBlo (2006) akan dibuat ulang, saya sedikit kaget. Biasanya, karya yang dibuat ulang adalah film yang sudah berusia puluhan tahun. Tetapi film ini baru satu dekade. “Terlalu cepat,” pikir saya waktu itu.

Namun saat berkesempatan menonton film JomBlo versi reboot (2017) di Gala Premiere pada Jumat, 29 September kemarin, saya cukup terkejut dengan karya yang saya saksikan. Jalan cerita dalam film JomBlo ini benar-benar berbeda dari film sebelumnya — in a really good way.

JomBlo reboot masih mengisahkan empat orang sahabat sesama mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Agus (Ge Pamungkas), Doni (Richard Kyle), Olip (Deva Mahenra), dan Bimo (Arie Kriting), yang sama-sama mencari cinta dengan cara dan jalannya masing-masing. Garis besar sifat dari keempat tokoh ini pun masih sama, Agus yang lugu dan menjadi pusat cerita, Doni si playboy tampan yang suka gonta-ganti pasangan, Olip yang tak berani mengungkapkan perasaannya, hingga Bimo “the clown” yang sebenarnya berhati sensitif.

Tak hanya itu. Garis besar sifat dari tiga tokoh perempuan utama pun masih sama. Rita (Natasha Rizky) yang bawel namun penyayang, Asri (Aurellie Moeremans) yang independen, serta Lani (Indah Permatasari) yang bimbang.

Namun, entah bagaimana caranya (kudos to sutradara Hanung Bramantyo, penulis novel Adhitya Mulya, dan Ifan Ismail selaku penulis skenario), dengan tujuh karakter utama yang sama, film ini bisa menghasilkan cerita yang jauh berbeda.

Penebusan dosa

Para kru dan aktor film 'JomBlo reboot' saat 'Gala Premier' di Lippo Mal Kemang, Jakarta, pada Jumat, 29 September. Foto oleh Sakinah Ummu Haniy/Rappler

Dalam konferensi pers singkat seusai Gala Premiere, Hanung sempat menyampaikan alasan utamanya memutuskan untuk membuat ulang film ini: Ia merasa bersalah kepada perempuan atas gambaran yang ditunjukan dalam film JomBlo terdahulu. 

“Saya merasa berdosa karena Agus dan Doni yang mendua, end up-nya mereka bahagia dengan pasangannya masing-masing,” tutur sutradara kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 tersebut. 

Hanung ingin menampilkan JomBlo versi baru yang fresh, dapat diterima generasi millenial, dan tentunya memberikan pesan yang lebih baik. Dan menurut saya, tujuan tersebut tercapai dengan film JomBlo reboot. Berdurasi kurang lebih dua jam, film ini mampu menyajikan karakter perempuan yang lebih kuat menghadapi para laki-laki yang terkadang ingin lebih mendominasi suatu hubungan. 

Meskipun memiliki pesan yang cukup berat, JomBlo reboot tetap sangat menghibur dan bisa dinikmati. Komedi yang disajikan sangat beragam, mulai dari adegan khayalan, slapstick, hingga komedi sarkastik yang membuat film ini memiliki unsur tragikomedi tersendiri.

Tulisan selanjutnya mengandung spoiler.


Perubahan latar belakang dan interaksi antar karakter 

AGUS & RITA. Agus dan Rita kembali bertemu di kantin sejak berpisah di SMP. Rita berubah menjadi cantik dan solehah hingga membuat Agus terpesona. Foto screenshot dari Youtube Falcon

Cerita dimulai dengan pertemuan kembali Agus dengan Rita, teman SMP-nya, yang kini telah berhijab dan membuat Agus terpesona. Hubungan Agus-Rita menjadi pusat dari drama (dan komedi) yang disajikan sepanjang film. Rita versi reboot digambarkan sebagai seorang perempuan solehah yang sangat terobsesi dengan hidup sehat. Obsesinya tersebut kemudian menimbulkan masalah dalam hubungannya dengan Agus.

Di awal film penonton juga akan langsung melihat karakter playboy seorang Doni. Tetapi ada perbedaan besar yang langsung terlihat dari Doni “baru” yang ingin digambarkan di film ini. Jika sebelumnya Doni adalah si tampan tanpa cela yang selalu disukai para wanita, di sini Doni mendapatkan tamparan (literally) karena perilakunya yang tidak menghormati wanita.

Selain itu, Doni digambarkan memiliki hubungan pertemanan spesial dengan Olip. Mereka berdua berteman sejak SMA dan sudah seperti keluarga. Fakta ini kemudian menambah bumbu drama saat Olip ditolak berkenalan oleh Asri yang kemudian menjalin hubungan dengan Doni. 

Asri digambarkan sebagai seorang perempuan independen dengan segudang aktivitas. Jauh berbeda dari film pertama, Asri digambarkan sebagai perempuan pintar yang memiliki integritas dan tidak tunduk kepada laki-laki. Ini tercermin saat ia berhasil membalaskan dendam sepupunya yang sempat dinodai oleh Doni — hal yang tidak disampaikan dalam film JomBlo sebelumnya.

BERKENALAN. Butuh waktu tiga tahun bagi Olip untuk memberanikan diri berkenalan dengan Asri. Foto screenshot dari Youtube Falcon

Sementara, saya merasa sosok Bimo dalam film ini jauh lebih kompleks. Ia masih orang yang terlihat selalu ceria dan tanpa malu mencoba mendekati semua cewek di kampus, yang tentunya selalu gagal. Namun lebih dari itu, Bimo di sini juga memiliki masalahnya sendiri.

Pertama, sama seperti di film sebelumnya, Bimo memiliki teman ngobrol misterius. Jika sebelumnya merupakan penelepon misterius di kost-an, Bimo versi JomBlo reboot berkenalan via sosial media dan berlanjut chatting. Namun sosok misterius bernama Feby tersebut selalu menolak saat diajak bertemu.

Selain Feby, ada satu nama lain yang juga menjadi love interest Bimo dalam film ini — Lani. Ya, Lani yang sama dengan perempuan yang menjadi selingkuhan Agus. Bimo sempat mengatakan bahwa perasaannya saat mendekati Lani berbeda dengan perasaannya saat mendekati perempuan-perempuan lain di kampus. Sehingga, saat Bimo memergoki Agus dan Lani sedang berpacaran di sebuah masjid (Ya, di masjid. Ini merupakan salah satu unsur brilian dari komedi yang disajikan Hanung dalam film ini), Bimo pun menganggap Agus sebagai penghianat.

Berubahnya latar belakang dan hubungan antar karakter ini membuat jalan cerita menjadi jauh lebih kaya. Dan tentunya, ending cerita yang disajikan juga sangat berbeda.

Long story short, drama yang disajikan dalam JomBlo reboot jauh lebih kompleks dari sebelumnya dan itu menjadi kekuatan tersendiri dari film bergenre drama komedi ini. 

Menyiasati Richard Kyle

RICHARD KYLE. Richard Kyle hanya diberi kalimat-kalimat pendek dan banyak menggunakan bahasa Inggris. Foto screenshot dari Youtube Falcon

Dalam film ini, aktor Richard Kyle berperan sebagai Doni. Ia merupakan aktor, model, dan bintang iklan asal Australia yang terlihat belum fasih berbahasa Indonesia. Saat menonton trailer JomBlo, sosoknya langsung menarik perhatian saya.

Bukan karena tampangnya yang memiliki vibe mirip aktor keturunan Australia lainnya — Hamish Daud — tapi karena sepertinya aktingnya akan merusak ritme akting dari aktor-aktor lain, terutama karena ekspresinya yang kaku, dan cara berbicaranya yang tidak fasih.

Sepanjang film ini saya sangat menyadari bahwa (entah disengaja atau tidak) Richard Kyle tidak diberi terlalu banyak line untuk diucapkan. Kebanyakan adegan yang dilakukan laki-laki kelahiran Australia, 15 Desember 1987 ini berpusat pada ekspresinya. Jika ada kalimat yang harus diucapkan cenderung pendek, atau jika lumayan panjang maka dilakukan dalam bahasa Inggris.

Menurut saya ini sangat membantu hasil akhir dari film ini. Richard lumayan terlihat menyatu dengan cast lainnya dan aktingnya cukup believable, meskipun memang masih tidak sempurna dan tetap menjadi salah satu kelemahan dari film ini.

 

Film JomBlo reboot merupakan karya Hanung Bramantyo, produksi bersama Falcon Pictures dan Dapur Film. Film ini akan rilis di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai 5 Oktober mendatang. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!