Tiga penyebab kamu sulit mendapat pekerjaan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiga penyebab kamu sulit mendapat pekerjaan
Tidak 'menjual diri' dengan cara yang benar menjadi salah satu penyebabnya

JAKARTA, Indonesia – Saat lulus kuliah, kamu bermimpi tentang pekerjaan dan perusahaan yang diinginkan. Idealisme itu selalu kamu jaga sebagai panduan untuk mencari kerja.

Tapi, sampai beberapa bulan setelah kelulusan, kamu tetap saja menganggur. Artinya, idealisme yang jadi penghalang kamu mendapatkan pekerjaan. Berikut hal yang bisa membuat kamu melewatkan kesempatan berkarier:

1. Tidak menyadari potensi diri

Mungkin kamu memimpikan posisi manajer menengah yang punya berbagai fasilitas dan keseimbangan kehidupan serta pekerjaan. Kebanyakan orang menginginkannya.

Tapi, jika kamu baru memulai karier, mungkin hal itu tidak realistis, sebab tunjangan tersebut hanya bisa didapatkan oleh mereka yang telah menginvestasikan waktu dan menunjukkan prestasi bagi perusahaan.

Jadi, jika kamu hanya melamar pekerjaan karena tertarik dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, maka mungkin kamu tidak bisa mendapatkannya. Sebab, kamu melamar pekerjaan dengan spesifikasi di atas potensi dan keahlian saat ini.

Seharusnya, kamu mencari pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi diri. Kamu bisa cari tahu tentang potensi pertumbuhan di perusahaan.

Mungkin bayaran untuk pekerjaan entry level itu memang cukup rendah, tapi kamu bisa membuat perubahan pada enam bulan sampai satu tahun ke depan. Singkatnya, jangan biarkan idealisme mencegah kamu untuk memulai meniti karier.

2. Hanya melamar ke perusahaan tertentu

Jika kamu kuliah di jurusan pertanian, mungkin kamu ingin bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Tapi, bagaimana jika kamu tidak diterima bekerja di perusahaan yang diinginkan? Bahkan kamu tidak lolos melamar kerja di Kementerian terkait pertanian.

Mungkin kamu bisa bekerja di bidang lain terkait pertanian. Misalnya lembaga swadaya masyarakat yang membantu petani atau lembaga keuangan yang memberi kredit pada petani.

Kamu bisa menganalisa usaha pertanian sebelum pemberian kredit, misalnya. Jadi, sebenarnya lapangan kerja kamu sangat luas. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan dan impian kamu.

3. Tidak “menjual diri” dengan cara yang benar

Ketika menghadiri sesi wawancara, apa hal pertama yang kamu sampaikan kepada pewawancara? Apakah kamu menceritakan tentang mimpimu untuk mengubah dunia lebih baik dengan menghasilkan hal positif di perusahaan? Kamu bercerita terlalu jauh.

Perekrut hanya ingin dengar tentang keterampilan, kualifikasi dan kepribadian yang cocok untuk posisi yang dilamar. Jadi, seharusnya, kamu harus mendiskusikan hal itu.

Sebenarnya impian kamu akan dunia yang sempurna adalah baik. Tapi, untuk saat ini sebaiknya tidak bicara tentang hal itu. Jika kamu melamar pekerjaan sebagai sekretaris, maka berbicaralah mengenai kecepatan mengetik, program komputer dikuasai dan sebagainya.

Jika calon atasan bertanya tentang hobi, kamu baru bisa menyebutkan hasrat idealis. Terkadang, hal itu membuat calon atasan mengingat kamu.

Menjadi idealis adalah hal yang baik. Tapi, terkadang kamu harus menurunkan ego dan menjadi lebih realistis agar bisa mencapai tujuan karier. – Rappler.com

Artikel ini sebelumnya sudah terbit di situs qerja.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!