6 tip jitu bernegosiasi soal gaji

Eka Utami

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

6 tip jitu bernegosiasi soal gaji
Jangan melewatkan kesempatan negosiasi saat wawancara kerja

JAKARTA, Indonesia —Negosiasi gaji di awal karier adalah sebuah tantangan. Kamu belum punya pengalaman sehingga tidak punya daya tawar yang tinggi. Calon karyawan pada tahap awal karier justru memerlukan banyak bimbingan, arahan, dan pelatihan dari rekan kerja dan manajer.

Tak heran jika banyak generasi millenial yang mengurungkan niat untuk negosiasi gaji. Berdasarkan sebuah survei oleh Nerd Wallet dan Looksharp, hanya 38% responden yang melakukan negosiasi dengan pengusaha. Tapi, kamu tetap tidak boleh melewatkan kesempatan negosiasi saat wawancara kerja.

Berikut tip negosiasi gaji untuk generasi millenial seperti disarikan dari The Balance.

Lakukan “pekerjaan rumah”

Meskipun belum pernah bekerja sebelumnya, kamu bisa tahu kisaran gaji yang pantas untuk keahlian yang dimiliki. Anda bisa mengecek review gaji di situs seperti Qerja untuk mengetahui besaran gaji entry level di perusahaan sejenis dan sektor industri yang sama.

Pertimbangkan “paket lengkap”, bukan hanya gaji

Jika tidak ada banyak ruang bagi untuk menegosiasikan gaji, lihat apakah ada ruang gerak untuk mendapatkan tunjangan yang lebih baik. Mungkin kamu dapat meminta lebih banyak hari libur, beberapa hari kerja dari rumah, dan fasilitas lainnya. Paket manfaat ini bisa saja bernilai lebih besar daripada uang.

Ajukan permintaan yang masuk akal

Kamu tidak bisa meminta terlalu banyak. Ajukan penawaran yang paling mungkin. Jika kamu mau gaji tinggi, hari libur yang banyak, dan perubahan pada kebijakan cuti, perusahaan malah akan bertanya-tanya: sebenarnya kamu ingin bekerja atau mengincar keuntungan saja? Jadi, sebelum bernegosiasi, pastikan kamu tahu bagaimana memilah penawaran yang masuk akal dan mengalah untuk beberapa hal.

Banyak bertanya

Ingatlah hal ini: jika tidak bertanya, kamu tidak mengerti. Kalau kamu merasa kurang berhasil saat negosiasi gaji, maka bertanyalah sebanyak mungkin tentang fasilitas yang bisa didapatkan. Perusahaan memang sudah perhitungan sendiri terkait besaran gaji yang diseimbangkan dengan berbagai tunjangan. Jadi, mungkin saja kamu kalah dalam tawar-menawar, tapi tetap merasa puas saat keluar dari ruang wawancara karena ternyata perushaan sudah memersiapkan banyak hal untuk pegawainya.

Ambil waktu jeda

Ketika kamu dan perekrut tidak mendapatkan kesepakatan saat negosiasi gaji,hal itu belum berarti satu kegagalan. Mungkin kamu tidak berhasil pada kesempatan pertama, tapi bisa saja sukses kemudian. Jika perusahaan menganggap kamu calon pegawai yang penting, maka mereka akan menghubungi kembali dan melakukan penawaran balik tanpa diminta!

Berargumen dengan baik

Saat memulai negosiasi, mungkin saja perusahaan yang menawarkan gaji lebih dulu. Mereka menawarkan bayaran x rupiah. Tapi, kamu menganggap penawaran itu terlalu kecil. Jika kamu ingin pendapatan lebih besar, maka minta saja, asalkan disertai argumen yang masuk akal. Kamu bisa mengungkapkan hasil penelitian bahwa gaji rata-rata di industri ini sebenarnya lebih besar dari yang ditawarkan perusahaan.

Biasanya, teknik mengingatkan perusahaan tentang standar gaji di industri selalu berhasil. Tapi, kamu bisa juga membingkai negosiasi dengan menyebutkan keunggulan Anda yang akan membawa keuntungan untuk perusahaan. 

—Rappler.com

Artikel ini sebelumnya diterbitkan di Qerja.com 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!