Reza Rahadian: “Indonesia punya banyak aktor berbakat”

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Reza Rahadian: “Indonesia punya banyak aktor berbakat”
Dituding terlalu sering tampil di banyak judul film, Reza berbagi komentarnya soal regenerasi aktor dan aktris di Indonesia

JAKARTA, Indonesia —Pertumbuhan perfilman Indonesia kian menggembirakan. Semakin banyak judul film dalam negeri yang tayang di bioskop Tanah Air, bahkan bersaing dan bersanding dengan film-film Hollywood. Hal tersebut menunjukkan betapa industri perfilman kian bergerak ke arah yang baik.

Tapi beberapa kalangan justru mencermati bahwa pertumbuhan industri film tidak sejalan dengan regenerasi aktor. Akibatnya, hanya segelintir aktor yang diklaim kerap tampil di banyak judul film. Salah satunya adalah Reza Rahadian.

Yang terbaru, sutradara Hanung Bramantyo mengaku bahwa tak mudah menemukan aktor baru yang bisa menyamai level akting Reza. Regenerasi aktor di Tanah Air tak semudah yang dipikirkan. Meski pada akhirnya, Hanung tersandung komentarnya sendiri. Karena ia lantas menyebut bahwa regenerasi aktris lebih mudah ketimbang aktor karena aktris cukup bermodalkan fisik belaka. Yang tentunya tidak benar adanya. 

(BACAJUGA: Hanung Bramantyo klarifikasi tudingan seksis akibat pernyataannya soal profesi aktris)

“Sutradara punya pandangan masing-masing. Hak sutradara memberikan pandangan terhadap aktor. Apapun itu menurut saya sebagai pemain semua bisa coba yang terbaik. Main sebaik mungkin,” kata Reza saat ditemui di sela-sela latihan pementasan Perempuan-Perempuan Chairil di Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Rabu, 8 November.

Reza tak terpengaruh dengan komentar Hanung. Baginya, Indonesia tak pernah kekurangan aktor hebat dan berbakat. “Aktor itu sekarang, saya sebut nama ya, mereka adalah aktor muda di usia yang masih sangat muda dan berbakat. Bisa diasah tapi tergantung mereka apa mereka mau mengasah terus atau tidak. Itu tergantung masing,” ujar Reza.

“Ada Adipati Dolken, Jefri Nichol, Morgan Oey. Menurut saya mereka adalah aktor berbakat. Aktris juga. Putri Marino, Sekar Sari. Itu adalah aktris luar biasa. Artinya mereka punya bakat. Ya tinggal nanti ke depannya mengasah terus mendalami. Keaktoran itu kan berkembang sejalannya usia juga. Kalau tidak digali terus-menerus ya tidak tumbuh bersama usianya. Bisa jadi monoton atau permainannya akan gitu saja. Itu pilihannya ada pada aktor,” komentar Reza yang sudah berkecimpung di dunia akting sejak tahun 2004.

Di mata Reza, aktor berbakat itu banyak jumlahnya di Indonesia. Tak cuma berbakat tapi juga produktif. Para aktor ini secara konsisten berkarya di dunia film. “Makanya saya suka agak bingung sama yang bilang film isinya itu-itu aja atau apa gitu ya. Mungkin harus lebih banyak nonton film Indonesia. Supaya tahu berapa banyak film Indonesia dalam satu tahun. Katakanlah tahun ini sudah 100 film beredar. Ya dilihat lah ada siapa aja. Yang jelas bukan saya lagi saya lagi.” 

Sementara untuk urusan regenerasi aktris, Reza tak sepaham dengan Hanung. “Kalau saya merasa aktris modalnya tidak cuma sekadar cantik. Ini pendapat pribadi saya lho. Aktris juga modalnya banyak sekali. Cantik itu kan relatif tapi bahwa aktris perlu kedalaman bermain, kemahiran memainkan peran masing-masing itu juga penting. Skill gimana pun, seni peran akting itu tetap di atas segalanya. Tidak dipungkiri fisik juga penting. Tapi faktor anyg penting kalau buat saya kemampuan bermain seseorang, bagaimana dia mendalami meresapi karakter yang dia perankan dan menghidupkannya terserah mediumnya di panggung di sinetron di film.” 

Soal kesulitan menemukan bakat baru, Reza melihatnya secara relatif. Tidak gampang tapi juga tidak sulit. “Kalau gampang, mungkin wajahnya akan terus baru kali ya. Kan enggak juga. Jadi tidak gampang. Tentu tidak mudah juga. Makanya sekali ketemu, harapannya mereka bisa menjaga keaktoran mereka. Tumbuh terus tiap waktu.”

Kunci untuk terus bertumbuh dalam dunia seni peran, menurut Reza dalah keinginan untuk bermain baik dan belajar dan berusaha tanpa henti. “Saya juga tahun lalu masih ke Berlin juga untuk belajar seni peran. Saya terjun teater juga untuk kembali mendalami seni peran. Mengasah rasa, mengolah rasa, mengolah vokal, mengolah tubuh. Komteplasi. Karena teater sangat kontemplatif ya. Buat saya itu penting.”

—Rappler.com 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!