Martabak tetap jadi menu andalan di acara resepsi Kahiyang-Bobby di Medan

JAKARTA, Indonesia —Saat gelaran rangkaian prosesi adat, akad nikah hingga resepsi Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution yang berlangsung awal bulan November di Solo, salah satu menu hidangan yang ditunggu para tamu adalah martabak. Wajar saja, mengingat Gibran Rakabuming memang terkenal sukses dengan bisnis Martabak Kota Baru (Markobar) miliknya.

(BACA JUGA: Kahiyang Ayu resmi menyandang marga Siregar)

Kini, ratusan kilometer dari Solo, saat gelaran Ngunduh Mantu Kahiyang-Bobby di Medan, martabak ternyata tetap jadi menu andalan di banyak rangkaian acara adat, resepsi dan ngunduh mantu. Usut punya usut, kehadiran martabak adalah permintaan khusus dari keluarga Kahiyang.

Keluarga Bobby Nasution meminta harus ada Kopi Mandailing saat acara, sedangkan Abang Kahiyang, Gibran Rakabuming meminta harus ada Markobar atau Martabak Kota Barat. Untungnya, Markobar memang sudah memiliki cabang di Medan sebelumnya.

(BACA JUGA: FOTO: Rangkaian prosesi adat dan resepsi Kahiyang-Bobby di Medan)

Hal ini dijelaskan Dewi Nasution, penanggung jawab katering pada acara ngunduh mantu ini. Tapi tentu saja, martabak bukan sajian utamanya. Karena kental dengan tradisi Batak Mandailing, maka menu hidangan Tapanuli Selatan pun pasti tersaji. Ditambah dengan campuran menu nasional. 

Secara keseluruhan, Dewi mengurai mulai mempersiapkan makanan mulai dari tanggal 21 November 2017 saat acara penabalan Boru Siregar untuk Kahiyang di Jalan STM, Suka Tangkas, Kecamatan Medan Johor di Rumah Tulang Bobby, Doli Sinomba Siregar.

Di sini, pihaknya menghidangkan menu khas Tapanuli Selatan seperti ikan sale balado bawang batak, sambal tuk tuk, ikan mas goreng garing dengan sambal asin, juga sup. Sedangkan untuk menu utama ada mi rebus Medan, martabak dan sate padang.

(BACA JUGA: Inilah rangkaian acara adat Batak Mandailing pernikahan Kahiyang-Bobby)

Hidangan serupa juga akan disediakan juga pada acara adat tanggal 24-25 November 2017. “Namun ada tambahan daging balado renyah. Sedangkan untuk pondoknya (makanan penutup/ringan) ada sate ayam lontong dengan roti jala ciri  khas Sumatera Utara, martabak dan kari kambing,” kata Dewi saat konferensi pers di Media Center, Rabu, 22 November.

Sementara untuk resepsi hari Minggu, 26 November, diakui Dewi lebih bersifat nasional, karena ada campuran hidangan khas Sumatera Utara dengan daerah lain. “Kalau menu dari daerah lain ada ayam goreng tangkap, pindang daging sapi, ikan saos mangga, balado daging suir seperti abon tapi pakai cabai,” jelasnya.

Untuk makanan ringannya sama seperti acara perkawinan lain. “Ada dimsum, tom yam, steam, es krim, sate, mie ayam dan banyak lainnya. “Semua sama, tidak ada memu khusus. Kecuali permintaan Mas Gibran untuk Markobar dan dari Keluarga Mas Bobby dengan Kopi Mandailing.”

Menurut Dewi, pihaknya sudah menyediakan makanan untuk 5000 orang, sesuai undangan yang disebar 2.500. Untuk menyiapkan segala hal saat acara, Dewi akan menugaskan 300 pramusaji selama acara berlangsung. —Rappler.com