Belajar dari Jonghyun: Sulitnya merintis karier sebagai bintang K-pop

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Belajar dari Jonghyun: Sulitnya merintis karier sebagai bintang K-pop
Untuk bisa meraih popularitas sebagai bintang K-pop tak semudah yang dipikirkan

JAKARTA, Indonesia —Di atas panggung, karisma, pesona dan kemampuan seorang bintang K-pop kerap menyihir penontonnya. Tak cuma populer di Korea, para bintang K-pop (K-pop idol) juga digilai di seluruh dunia. Semua berkat Korean Wave (Hallyu) yang mulai mendera dunia sejak era 90-an.

Bintang pop asal Korea mencuri hati penikmati musik dunia, termasuk Indonesia. Setiap mereka tampil, sederatan penggemar berdedikasi mengikuti mereka ke mana saja. Mengikuti karier dan tentu juga kehidupan pribadi idolanya. Tak sedikit dari mereka yang memiliki mimpi mengejar karier serupa sang idola.

Kehidupan bintang K-pop pun tak kalah dengan selebriti Hollywood. Ke mana pun mereka pergi, layanan kelas satu dengan suguhan dan fasilitas mewah ikut mengiringi. Kesempatan menikmati royalti penjualan album atau single hingga kesempatan berkeliling dunia saat menggelar konser selalu sukses membuat iri.

Tapi tak ada hasil tanpa usaha. Yang dinikmati oleh para bintang K-pop di puncak ketenaran mereka adalah hasil dari tiap tetesan keringat yang mereka jalani selama bertahun-tahun, bahkan nyaris separuh usia mereka.

Nama-nama besar seperti BIGBANG, Girls’ Generation (SNSD), EXO, SHINee, BTS, Super Junior dan banyak lagi dikenal bisa besar karena usaha dan mimpi para personelnya. Tak ada yang instan. Semua harus melewati proses, tahapan dan perjuangan yang sama.

Ada juga memang yang meraih popularitas dengan jalur yang lebih cepat. Misalnya lewat ajang pencarian bakat. Tapi secara umum, ada beberapa tahapan sebelum merintis karier sebagai bintang K-pop yang harus dilalui.

Perjuangan dimulai dari audisi

Sejak awal, kesiapan mental dan fisik seseorang yang ingin merintis karier sebagai bintang K-pop adalah yang utama. Ditambah skill yang mumpuni tentunya. Ada banyak tahapan yang harus dilalui. Dan waktu yang dibutuhkan pun tak sedikit.

Semua berawal dari audisi. Ini adalah pintu gerbang utama menuju kesempatan berkarier sebagai bintang K-pop. 

Seseorang harus bergabung dengan perusahaan atau agensi manajemen artis untuk mendapatkan pelatihan sebagai trainee. Banyak perusahaan manajemen artis tersebar di seluruh Korea. Beberapa yang dipercaya mencetak para bintang populer kelas dunia antara lain adalah YG Entertainment, SM Entertainment dan JYP Entertainment. Semakin populer perusahaannya, semakin sulit pula proses audisi yang harus dilalui calon bintang K-pop.

AUDISI. Antrian saat YG Entertainment menggelar audisi terbuka. Foto dari akun Facebook YG Audtion

Kebanyakan dari perusahaan manajemen artis ini menggelar audisi untuk menjaring bakat baru dari waktu ke waktu. Beragam audisi biasanya dilakukan sepanjang tahun. Tak jarang, satu orang calon bintang K-Pop bisa sampai menjalani lebih dari 30 audisi untuk bisa masuk dan diterima di salah satu perusahaan manajemen artis tersebut. 

Namun ada juga yang cukup beruntung ketika “dijaring” oleh pencari bakat dari perusahaan-perusahaan agensi artis sehingga mereka tak perlu repot-repot mengikuti audisi. 

Pertaruhan sebagai trainee

Jika seseorang beruntung lulus dari audisi yang digelar perusahaan manajemen artis, maka dia berhak menyandang status sebagai trainee. Tahapan proses yang harus dilalui seorang trainee sangat berat dan menantang. Kebanyakan, mereka memulai proses sebagai trainee di usia yang sangat muda. Belasan tahun, bahkan ada yang lebih muda! 

Bayangkan anak seusia mereka harus mengemban beban untuk menjadi populer. Saat ia seharusnya menghabiskan waktunya bermain dengan teman sebaya, sang calon bintang harus mengikuti berbagai pelatihan dan kelas pelajaran yang akan dijadikan modal sebagai bintang K-pop. Tapi tentu mimpi dan determinasi akan hidup yang sukses dan mapan jadi hal yang menguatkan mereka.

Durasi waktu yang dihabiskan seseorang sebagai trainee bisa bervariasi. Tapi jarang sekali ada yang sebentar. G-Dragon, misalnya. Pentolan utama grup BIGBANG ini sudah memulai kariernya sebagai seorang trainee di YG Entertainment saat ia masih berusia 12 tahun. Pemilik nama asli Kwon Ji Yong ini pun menjalani masa pelatihan sebagai trainee selama 6 tahun sebelum akhirnya memulai debutnya bersama BIGBANG tahun 2006.

TRAINEE. G-Dragonm personel BIGBANG butuh waktu sekitar 6 tahun menjalani pelatihan sebagai trainee di YG Entertainment. Foto dari IME Indonesia

Jo Kwon, personel 2AM beda lagi. Ia butuh waktu pelatihan sebagai trainee hingga 7 tahun. Sementara di grup SNSD, rata-rata setiap personel menghabiskan waktu selama 5 tahun sebagai trainee. Jonghyun, personel SHINee pernah menghabiskan waktu selama 3 tahun sebagai trainee sebelum akhirnya debut bersama 4 rekannya yang lain tahun 2008.

Yang terlama mungkin adalah Jihyo, personel girl band TWICE. Di bawah perusahaan JYP Entertainment, Jihyo harus menjalani hidupnya sebagai trainee selama 10 tahun sebelum akhirnya debut.

Latihan, latihan dan latihan

Menjalani hidup sebagai seorang trainee tergolong berat. Bayangkan, rata-rata mereka menghabiskan waktu 10-15 jam per hari untuk berlatih. Pelatihan utama yang harus mereka lalui adalah menari dan menyanyi. Tapi selain itu, ada beragam kelas yang harus diikuti. Dari mulai kelas akting, bahasa, etiket hingga pendidikan seks.

Tak cuma harus meningkatkan kemampuan pribadi, salah satu beban terberat lainnya saat menjalani hidup sebagai trainee adalah fakta bahwa seseorang harus bersaing ketat dengan para rekannya sesama trainee.

Satu orang harus mengalahkan sekian banyak orang demi bersaing untuk posisi debutant. Dipilih untuk debut adalah cita-cita utama seorang trainee. Mental, fisik dan kemampuan sangat diuji di tahap ini. Mereka yang sukses bertahan bertahun-tahun akan menuai hasil dan bisa memulai debut mereka. Sementara tak sedikit pula yang menyerah dan berhenti dari proses training mereka.

Dan latihan ini tentunya tak berhenti bahkan setelah satu saat sang trainee sukses memulai debut mereka. Seolah setiap hari adalah kerja keras tanpa henti untuk mempertahankan performa mereka.

Penuh pengorbanan

Berkorban dalam bentuk waktu dan tenaga sudah pasti harus dilakukan seorang trainee demi mencapai mimpinya. Tapi tentu tak sedikit pengorbanan lain yang terpaksa harus dilakukan. Beberapa calon bintang terpaksa merelakan pendidikannya demi keberhasilan sebagai trainee.

Yang lainnya memilih menjalani homeschooling di asrama selama masa trainee-nya berlangsung. Belum lagi hubungan dengan teman dan keluarga. Nyaris semua waktu tercurah untuk latihan dan mengikuti kelas. Wajar saja jika masa-masa ini dinilai sebagai masa terberat. 

Taeil, personel NCT mengalaminya. Suatu kali, di saat yang bersamaan, ia menerima penawaran casting dari SM Entertainment sekaligus surat penerimaan di Hanyang Unversity. Awalnya, Taeil memutuskan menolak tawaran SM Entertainment dan memilih melanjutkan pendidikannya. Tapi tak lama setelah, ia berubah pikiran. Taeil memulai kariernya sebagai trainee dan tak melanjutkan kuliahnya.

PUTUS KULIAH. Taeil "NCT" adalah salahs atu bintang K-Pop yang memutuskan tak melanjutkan pendidikannya demi menjalani proses sebagai trainee. Foto dari akun Twitter @@TAEIL614NCT_rp

Bukan cuma mengikuti pelatihan dan kelas keterampilan, seorang trainee juga harus merelakan jadwalnya dipenuhi dengan beragam aktivitas yang mengikat. Ada jadwal olahraga harian, makanan yang benar-benar diatur dan ditentukan, hingga proses menimbang berat badan dan pemeriksaan seluruh tubuh secara rutin untuk mengawasi penampilan mereka.

Banyak juga yang harus melewati beragam diet ekstrim untuk menjaga penampilan fisik mereka, terutama para personel girl group. Soyou dari grup SISTAR misalnya. Ia pernah mengaku menurunkan 8 kilogram berat badannya dalam sebulan. Untuk mencapai target itu, ia benar-benar mengawasi konsumsi karbohidrat dan garam. Soyou hanya makan 4 butir telur puyuh tanpa kuning telur, susu rendah lemak dan salad tanpa dressing setiap hari. 

Dasom, personel SISTAR lainnya harus menurunkan berat badannya sebanyak 10 kilogram dalam 3 minggu dan hanya diizinkan mengonsumsi satu jenis makanan yakni timun setiap harinya! 

Grup SNSD beda lagi. Mereka memiliki rencana diet yang lebih teratur dan terencana. Kuncinya dengan mengikuti aturan konsumsi 1,500 kcal per hari yang terdiri dari 50 gram sayuran, 5 potong brokoli, 150 gram nasi merah dan 100 gram dada ayam.

DIET KETAT. Demi mempertahankan penampilan mereka, konon personel Girls' Generation (SNSD) menjalani diet dengan batasan jumlah kalori per hari. Foto dari akun Twitter @GirlsGeneration

Kontrak yang “mencekik”

Sudah jadi rahasia umum betapa kontrak kerja yang melibatkan trainee dan perusahaan yang menaunginya adalah salah satu kontrak yang paling “mencekik”. Selama bertahun-tahun sejak memulai kariernya sebagai trainee, seorang calon bintang seperti dibuat “berutang” pada perusahaan yang melatih, mengatur jadwal, mengawasi tingkah laku dan membiayai hidup mereka selama bertahun-tahun sebagai trainee.

Tadinya, secara umum seorang trainee diwajibkan membayar kembali semua biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk menjadikannya seorang bintang. Ujung-ujungnya, hanya sedikit yang tersisa untuk sang calon bintang.

Ada pula klausal kontrak yang mengindikasikan bahwa mereka akan dipersulit jika memutuskan untuk berhenti. Jika pun ia ngotot berhenti dari proses pelatihan sebagai trainee, sang trainee diwajibkan membayar semua pengeluaran yang telah dibayar perusahaan. Bahkan ada yang meirlis aturan untuk membayar jumlah tersebut hingga dua kali lipatnya!

Untungnya semua berubah saat tahun 2008 anggota boy band TVXQ menggugat SM Entertainment, agensi mereka, ke pengadilan. Mereka menyebut durasi kontrak mereka terlalu lama (13 tahun) dan keuntungan yang mereka nikmati sangat sedikit.

Setahun setelahnya, Fair Trade Commission Korea Selatan akhirnya mengeluarkan aturan yang menyatakan bahwa maksimal kontrak pelaku industri hiburan adalah 7 tahun. Di bulan Maret 2017, lembaga yang sama mengeluarkan aturan baru soal pengurangan beban penalti yang ahrus dibayarkan seorang bintang jika ingin mengakhiri kontrak mereka dengan satu perusahaan.

Aturan ini secara spesifik menyasar tiga perusahaan besar:  JYP Entertainment, SM Entertainment, dan YG Entertainment. Sementara perusahaan yang lebih kecil seperti LOEN, FNC, Cube, Jellyfish Entertainments dan DSP Media juga diwajibkan mengikuti aturan ini.

Buah dari perjalanan panjang 

Setelah tahun-tahun yang penuh perjuangan, akan ada masa di mana para trainee bersiap menikmati buah manis perjuangan mereka yakni debut. Karena tentu saja, semua akan indah pada waktunya.

Di masa ini, akhirnya sang trainee bisa memperlihatkan semua yang telah diperjuangkan dan dilatih selama bertahun-tahun. Setelah dinyatakan lulus evaluasi, seorang trainee bisa memulai debutnya.

Tapi jangan salah. Tak sedikit juga yang tidak berhasil melewati masa training-nya. Untuk mereka ini, pilihannya hanya dua: tetap berharap akan debut dan menghabiskan waktunya di asrama atau memilih untuk mundur seutuhnya dan merintis karier lain.

Namun bagi yang berhasil debut, popularitas sudah menanti. Saat debut pasti mereka dipersiapkan untuk tampil ke publik dengan persiapan yang matang dan terkonsep. Nama grup, tema grup hingga nama panggilan untuk basis penggemar, semua sudah disiapkan.

Segudang aktivitas pun pasti sudah menanti, semua berkaitan dengan promo. Jumpa pers, jumpa penggemar, rilis album atau single, penampilan di program televisi dan banyak lagi.

Tapi bukan berarti perjuangan berhenti saat debut saja. Menjadi bintang tak semudah yang dipikirkan. Beban dan tanggung jawab sudah menanti. Terutama beban dan kewajiban untuk memuaskan penggemar. Belum lagi persaingan dengan banyaknya bintang K-pop baru yang bermunculan. Skill, kreativitas dan kemampuan musikal akan terus dituntut untuk digali dan dikembangkan.

Beban sang bintang

Mungkin beban dan tanggung jawab ini yang kerap kali dianggap berat dan tertahankan oleh sebagian idol K-pop. Menyandang predikat sebagai bintang bukan dianggap sebagai kemudahan melainkan juga kerja keras tanpa akhir.

Belum lagi sorotan dan tuntutan publik pada sosok mereka. Kehidupan pribadi pun semakin terekspos yang membuat mereka kehilangan privasi.

Jonghyun SHINee mungkin merasakan itu semua. Meski sukses bersama SHINee, ternyata Jonghyun memutuskan untuk meninggalkan semua ketenaran dan popularitas serta prestasinya di dunia. Sepanjang kariernya selama 9 tahun bersama SHINee dan secara solo, ia membuktikan diri sebagai salah satu bintang K-pop yang paling berhasil.

Tapi di balik semua kesuksesan dan popularitas, ada sesuatu yang membuatnya tak bahagia. Apa alasannya, hanya Jonghyun yang tahu. Hingga ia mengembuskan napas terakhirnya, Senin, 18 Desember, Jonghyun membuktikan bahwa perjuangan menjadi seorang bintang K-pop tak mudah. 

Tapi tak ada yang salah dengan semuanya. Tak ada yang salah dengan menyimpan mimpi dan keinginan untuk menjadi bintang. Hanya saja proses panjang harus dilalui seseorang yang ingin jadi bintang K-pop lebih mengutamakan proses ketimbang hasil instan.

Bagaimana pun juga hidup adalah soal proses. Dan hidup juga tentang pilihan. Pilihan yang pasti memiliki risiko dan konsekuensi sendiri-sendiri.

Kini pertanyaannya, seberapa tangguh seseorang bisa menghadapi risiko-risiko atas pilihannya. Itu saja. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!