Gambaran pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gambaran pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia
Menurut penelitian Center of Innovation Policy and Governance (CIPG) yang dirilis pekan lalu, saat ini laju penetrasi internet Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia yang kini sudah mencapai 51%

JAKARTA, Indonesia — Saat ini teknologi informasi menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat, terutama di kota-kota besar, tak terkecuali di Indonesia. Indonesia sedang dalam proses menuju masyarakat yang berorientasi digital.

Menurut penelitian Center of Innovation Policy and Governance (CIPG) yang dirilis pekan lalu, saat ini laju penetrasi internet Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia yang kini sudah mencapai 51%. 

Angka yang lebih fenomenal terlihat dari jumlah pengguna seluler. Di tahun 2016, diprediksi ada sekitar 371,4 juta nomor seluler yang aktif di Indonesia. Jumlah tersebut bahkan lebih besar dari pada proyeksi jumlah penduduk Indonesia yakni 261,89 juta penduduk.

Bentuk perkembangan teknologi informasi

Pesatnya laju penetrasi penggunaan teknologi informasi didukung juga oleh berkembangnya  infrastruktur telekomunikasi, khususnya layanan data. Jika sepuluh tahun lalu jaringan yang tersedia belum melayani data dengan kecepatan tinggi, saat ini hampir seluruh wilayah Indonesia sudah terjangkau jaringan generasi ketiga (3G) maupun generasi keempat (4G). 

Meningkatnya pembangunan infrastruktur jaringan mendorong masyarakat dapat dengan mudah mencoba berbagai aplikasi dan konten digital baru yang tersedia. Jika sebelumnya layanan telepon langsung dan pesan singkat (Short Messaging Service — SMS) banyak digunakan, saat ini layanan yang lebih banyak digunakan adalah aplikasi-aplikasi instant messaging, panggilan telepon melalui internet (Voice Over Internet Protocol – VoIP), dan tentunya media sosial.

Tak hanya perkembangan teknologi dalam berkomunikasi, pergeseran masyarakat menjadi lebih melek teknologi juga dibarengi dengan adanya digitalisasi di berbagai bidang. Salah satunya di bidang teknologi. Aplikasi transportasi online seperti Gojek, Grab, maupun Uber menjadi salah satu aplikasi yang merupakan gaya hidup masyarakat perkotaan.

PENGEMUDI GO-JEK. Foto oleh Famega Syavira/Rappler

Ada pula perubahan dari segi jual-beli barang. Meskipun jumlahnya masih belum mayoritas, namun peminat perdagangan elektronik atau e-commerce terus meningkat. Tak hanya lewat situs-situs marketplace, namun media sosial seperti Facebook atau Instagram juga kerap digunakan masyarakat untuk bertransaksi.

Perubahan kebiasaan masyarakat juga terlihat dalam hal mendapatkan informasi sehari-hari. Kini kehadiran media digital semakin menggeser eksistensi media konvensional seperti koran atau majalah. Selain lebih ringkas, media digital berbasis online juga membutuhkan waktu yang lebih cepat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Di sisi lain, televisi konvensional memang masih menjadi raja, tetapi jumlah konsumen situs video streaming, tv online, maupun tv internet berlangganan juga terus meningkat.

Adanya perkembangan teknologi yang terstruktur juga terlihat dengan adanya transformasi digital di sektor pemerintahan. Perkembangan teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan publik. Aplikasi yang dimaksud antara lain Lapor!, Jakarta Smart City, serta layanan Satu Data yang jika dikelola dengan baik dan digunakan sesuai fungsinya dapat memperbaiki transparansi dan efektivitas pelayanan publik.

Langkah selanjutnya

Adanya peningkatan dari segi layanan teknologi informasi serta infrastruktur menciptakan berbagai perubahan gaya hidup di masyarakat. Perubahan terjadi diberbagai sektor, mulai dari banyaknya model bisnis baru hingga perubahan permintaan kemampuan para tenaga kerja.

Menurut CIPG, perubahan-perubahan ini memerlukan beberapa penyesuaian. Salah satunya adalah upaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Masih rendahnya pemahaman terhadap keamanan serta belum jelasnya peraturan tentang privasi di dunia maya meningkatkan risiko yang timbul. Oleh karena itu meningkatkan literasi menjadi sesuatu yang dibutuhkan.

Literasi digital menjadi penting dalam masyarakat dengan laju penetrasi internet tinggi seperti di Indonesia. Foto ilustrasi oleh Rappler

Perubahan model bisnis juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis. Mereka harus terus berinovasi agar tak ketinggalan zaman dan tidak ditinggalkan konsumen yang semakin terdigitalisasi. 

Pemerintah juga perlu menyesuaikan diri dengan perubahan ini, terutama dalam memberikan perlindungan hukum dan keamanan lewat regulasi. CIPG menyarankan agar pemerintah lebih mendalami masalah yang terkait kemanan dunia maya seperti perlindungan data pribadi serta pemanfaatan data para pengguna aplikasi berbasis digital. 

Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari perkembangan teknologi informasi secara maksimal.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!