Bursa Ketua Umum PSSI: Edy Rahmayadi terlalu percaya diri

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sempat menjadi calon ketua umum PSSI terkuat, tapi para pendukungnya disebut-sebut mulai berkurang.

 Pangkostrad Edy Rahmayadi. Foto: Kostrad.mil.id

JAKARTA, Indonesia — Siapa calon Ketum PSSI yang suaranya paling kencang dan disebut memiliki banyak pemilih? Semua sepakat kalau Letjen Edy Rahmayadi adalah orang yang dimaksud. Sejauh mana perkembangan pendukungnya?

Dalam politik tak ada yang abadi. Dunia dukung mendukung untuk Kongres PSSI 10 November nanti di Mercure, Ancol, tak bisa dengan mudah ditebak. 

Bolah saja Erwin Aksa mengaku didukung oleh kelompok 85. Voter PSSI yang sebelumnya bergerak untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa untuk memilih ketum PSSI. 

Saat melakukan gerakan pelengseran La Nyalla Mattalitti tersebut , kelompok ini begitu masif, terlihat satu suara dan bulat. Di awal, mereka pun berani menyatakan dukungan untuk Edy sebagai ketua umum PSSI.

Namun, hati orang siapa tahu, manuver voter siapa yang bisa mengukur, K-85 yang kini mendukung Edy, santer disebut telah tergerogoti. 

Namun, Edy membantah dan menuntut untuk ada pembuktian kalau suaranya sudah tergerogoti. Dia menyatakan kans untuk terpilih cukup besar. Baginya, tak ada alasan untuk para pendukung yang mendorongnya maju menjadi Caketum PSSI, membelot dan mendukung calon lain. 

Pria yang juga menjabat Panglima Komando Cadangan Startegi (Pangkostrad) itu bahkan mengklaim sudah ada 96 dari total 107 voter yang mendukung dirinya. 

Tapi, tentu saja, itu masih perlu diuji kebenarannya di arena kongres. 

Edy memang menjadi caketum yang paling solid di awal pencalonan. Dia didukung banyak suara, dan didukung oleh voter yang memang ingin perubahan. Tapi, dalam politik pamer kekuatan terlalu dini, ternyata berefek buruk. Calon-calon lain, Erwin, Moeldoko, dan beberapa pemilik suara jelas langsung bergerak untuk menggerogoti K-85.

Di balik pertarungan dan kansya untuk terpilih besar atau tidak, Edy memiliki target yang tinggi dan kelas dunia. Bukan sekadar mendongkrak peringkat, tapi juga meraih prestasi mengirimkan timnas ke Olimpiade 2024. Caranya, dengan membangun pembinaan sepak bola usia uda yang tepat. 

“Kalau dibentuk 2016 ini, ada waktu delapan tahun untuk membuat pemain-pemain ini benar siap. Mencetaknya dari usia muda, dan menyiapkan untuk lolos ke olimpiade,” tuturnya. 

Salah satu misinya adalah dengan meningkatkan pembinaan sepak bola di usia dini dan muda, kemudian memperbanyak kompetisi di berbagai level usia. Itu akan lebih mduah memetakannya saat membagi sepakbola Indonesia ke dalam tiga wilayah: timur, tengah dan barat.

“Ini agar bisa memaksimalkan pembinaan untuk penguatan tim nasional. Ini juga bisa memperbaiki sistem data base pemain dari seluruh Indonesia,” terang dia.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!