SOS: Kongres gagal mereformasi PSSI

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

SOS: Kongres gagal mereformasi PSSI
“Kongres ini hanya ganti casing. Software dan hardware tetap lama."

JAKARTA, Indonesia – Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSS) telah merampungkan kongres untuk memilih ketua umum beserta pengurusnya di Hotel Mercure, Ancol, Kamis 10 November. Dalam kongres tersebut, Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum.

Edy menang telak atas rival terberatnya, yakni mantan Panglima Jenderal TNI (purn) Moeldoko, yang hanya meraih 23 suara. Kongres kemudian juga memilih dua wakil ketua umum yang akan mendampingi Edy Rahmayadi, yakni Joko Driyono dan Iwan Budianto.

Joko Driyono adalah Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta (GTS), pengelola kompetisi Indonesia Soccer Championship. Ia terpilih sebagai wakil ketua umum setelah mengantongi 78 dari 107 suara. Sementara Iwan Budianto adalah CEO klub Arema Cronus. Ia terpilih setelah meraih 73 suara.

Setelah memilih Ketua Umum dan dua Wakil Ketua Umum, kongres kemudian memilih anggota Komite Eksekutif. Ada 12 anggota Eksekutif yang terpilih, yaitu Hidayat, Yunus Nusi, Condro Kirono, Gusti Randa, Pieter Tanuri,  Juni Ardianti Rachman,  A. S. Sukawijaya, Johar Lin Eng, Refrizal, Verry Mulyadi, Dirk Soplanit, dan Papat Yunisal.

Pengurus baru tidak sesuai harapan  

Koordinator lembaga pemerhati sepak bola national Save Our Soccer (S0S) Akmal Marhali menilai kepengurusan baru PSSI ini tidak memenuhi harapan publik akan munculnya wajah-wajah baru.

“Masyarakat berharap besar akan terjadi perubahan. Tapi, faktanya perubahan masih sebatas harapan,” kata Akmal Marhali kepada Rappler, Kamis malam, 10 November 2016.

Publik, Akmal melanjutkan, selama ini berharap PSSI bisa dikelola oleh generasi  baru yang memiliki idealisme, berani, dan kreatif. “Bukan generasi yang selama ini gagal mengelola sepak bola nasional,” lanjutnya.

Akmal menilai kongres yang digelar PSSI di hotel Mercure juga gagal menciptakan rekonsiliasi di antara para pengurus dan klub yang sempat berkonflik. Ini bisa dilihat dari dibatalkannya pengambalian keanggotaan tujuh klub.

Kongres juga batal mencabut sanksi terhadap mantan ketua umum PSSI Djohar Arifin dan sejumlah mantan anggota komite eksekutif. Djohar Arifin bahkan ‘diusir’ dari kongres dan gagal maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum. “Diundang untuk diusir. Ini penistaan,” kata Akmal.

Akmal menilai harapan publik agar PSSI mereformasi diri pun kembali kandas. Sanksi FIFA berupa pembekuan PSSI selama hampir setahun menjadi tak ada artinya. “Reformasi PSSI yang diinginkan pemerintah telah gagal,” kata Akmal. “Kongres ini hanya ganti casing. Software dan hardware tetap lama.” —Rappler.com

Baca Juga:

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!