Thailand vs Indonesia: Menunggu sejarah baru

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Thailand vs Indonesia: Menunggu sejarah baru

ANTARA FOTO

Selangkah lagi, pasukan Garuda akan menjadi legenda. Menjadi satu-satunya tim yang pernah juara.

JAKARTA, Indonesia — Indonesia akan saling adu permainan dan taktik melawan Thailand di Rajamangala Stadium, Bangkok, Sabtu, 17 Desember pukul 19.00 WIB.

Tekanan suporter tuan rumah, bakal membuat pertandingan berjalan menarik dan dipastikan memberikan atmosfer yang berlipat bagi tuan rumah Thailand.

Kali ini, pelatih Thailand Kiatisuk Senamuang pun tak lagi tampil low profile. Pelatih yang karib disapa Zico tersebut justru menegaskan keyakinan, optimismenya bahwa laga akan menjadi milik tuan rumah dan memberikan kekecewaan bagi Indonesia. 

Dia berjanji, dalam laga ini Thailand akan bermain menyerang. Memastikan kemenangan karena itu satu-satunya target yang diharapkan oleh skuat Gajah Putih. Bagi mereka, cukup sekali merasakan kekecewaan, sakit, dan mendapatkan kejutan saat takluk 1-2 di Indonesia, Rabu lalu. 

“Kami hanya punya satu pilihan untuk bisa menang. Kami akan memberikan permainan terbaik kami, untuk memastikan gelar kelima kami di depan pendukung kami di sini. Kami ingin merayakan prestasi itu, di sini,” katanya, usai menjalani latihan di Rajamangala.

Siap melawan sejarah dalam pertemuan pertama, siapapun yang menjadi pemenang akan menjadi juara. Tren itu selalu ditunjukkan di gelaran AFF yang menggunakan format final home and away. Tapi, bagi Kiatisuk itu hanyalah statistik belaka dan siap diruntuhkan mitosnya dalam laga nanti.

“Selalu ada kejutan di sepak bola. Tidak bisa Anda menebak hasilnya secara pasti, karena peluang juara itu sekarang ada di kami,” ungkapnya optimistis.

Pelatih Alfred Riedl juga tak kalah optimistis. Meski harus melawan sejarah Indonesia tak pernah juara AFF, tak pernah menang di kandang Thailand, dia tetap meyakinkan kemampuan Indonesia untuk memenangkan laga. 

“Kami akan buat sejarah di sini,” katanya singkat ditanya tentang setebal apa keyakinannya terhadap hasil nanti malam.

Dia memastikan, Indonesia yang selangkah lagi juara tak akan mau memundurkan langkah, bahkan kehilangan kesempatan itu. Momen mencetak sejarah menjadi juara kali pertama itu, tak akan dibuang oleh Riedl begitu saja. 

“Kami tidak memasang target menang atau apapun itu. Yang terpenting tim kami bermain maksimal 

Tak ada kejutan pengganti Andik

Momentum menciptakan sejarah menjadi juara AFF terbuka lebar dalam laga malam nanti. Sayangnya, kondisi skuat Indonesia yang tak mungkin full team karena cedera PCL lutut kiri Andik Vermansah, memaksanya hanya menjadi penonton di pinggir lapangan. 

Siapa yang akan menggantikannya, masih disimpan oleh Riedl. Tapi, melihat kebebalan dan sulitnya Riedl bereksperimen kalau tidak terpaksa, memastikan Zulham Zamrun tetap akan dimainkan mengisi pos Andik, walaupun nyatanya dia malah menjadi kartu mati dan lubang saat menyerang ataupun bertahan di laga sebelumnya.

Yang menarik adalah komposisi di tengah. Melawan Thailand yang mengandalkan ball posession dan memiliki pemain yang lebih baik di atas kertas, tentu tidak mudah.

Manahati Lestussen tetap harus diplot menjadi gelandang bertahan, filter terakhir sebelum masuk ke pertahanan yang digalang duet Hansamu Yama-Fachrudin. Duet yang dipilih setelah ada keterpaksaan bagi Riedl untuk menurunkan pemain cadangan setalah Yanto Basna harus absen.

Meski banyak disebut Manahati bersama Bayu Pradana menjadi dua jangkar, kenyatannya dalam permainan, justru Bayu tidak pernah sejajar, selalu ada di depan Manahati. Pemain asal PS TNI itu harus beroperasi, mengamankan daerah di depan bek tengah. 

Bayu akan menjadi gelandang penganggu dan destroyer permainan Thailand. Manahati menjadi breaker yang memastikan, apa yang telah dirusak oleh Bayu, hancur sempurna dan bisa diamankan bola sebelum menyentuh kaki Fachrudin atau Hansamu Yama.

Di kanan dan kiri, Zulham besar kemungkinan bakal dimainkan bersama Rizky Pora. Karena itu, sudah bisa dipastikan, serangan Indonesia akan banyak berawal dari sebelah kiri. Karena lewat kanan melalui Zulham, hanya akan membuat bola mubazir. 

Permainan bertahan yang diterapkan Indonesia, pasti akan diimbangi dengan counter attack. Di sini, bola akan lebih berat ke kiri karena kecepatan transisi, menjadi milik Rizky.

Di belakang striker Boaz Salossa, ada Stefano Lilipaly yang akan menjadi support buat lini depan, tapi juga menjadi gelandang yang merusak bulit up serangan lawan. Strategi ini yang diterapkan di kandang Vietnam di semifinal. 

Sementara itu, Thailand yang awalnya memakai sistem 4-2-3-1 dalam laga di Indonesia, bakal berubah menjadi 3-5-2 seperti fase grup. Saat itu, perubahan taktik Thailand, membuat serangan mereka menjadi lebih tajam.

Indonesia sempat dihajar 2-4. Kemudian, membongkar pertahanan Singapura dan akhirnya menang 0-1. Melawan Filipina pun menggunakan perubahan ini. 

Menarik dilihat, apakah Teerasil Dangda yang akan membuat Indonesia keteran. Atau justru tekanan laga final menjadikan urat kaki eks penyerang Almeria itu kaku dan sulit mencetak gol ke gawang Indonesia.—Rappler.com

Baca juga laporan Rappler lainnya mengenai Piala AFF 2016:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!