PT Liga coret pemain di atas 35 tahun, klub-klub protes

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PT Liga coret pemain di atas 35 tahun, klub-klub protes
Banyak pemain senior akan menganggur jika pemain berusia lebih dari 35 tahun dilarang tampil

 

JAKARTA, Indonesia — Beberapa aturan digodok oleh PT Liga Indonesia (LI), operator kompetisi resmi PSSI, ISL 2017. Aturan-aturan itu ada yang ditanggapi positif, ada yang langsung membuat klub-klub pusing. 

Salah satu aturan itu adalah terkait pembatasan usia maksimal pemain yang bisa merumput di kompetisi ISL 2017. Mereka yang boleh bermain adalah yang berusia maksimal 35 tahun saat kompetisi berjalan. Lebih dari itu, dicoret.

CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono menjelaskan bahwa aturan tersebut merupakan terobosan dari PT LI untuk menjaga kualitas kompetisi. Dia beralasan, pemain-pemain di atas 35 tahun tak lagi berada di usia produktif.

Dengan mengurangi pemain senior, para pemain muda akan mendapatkan peluang untuk bisa ditampilkan oleh klubnya. 

Namun, aturan itu belum final. Masih ada dua model aturan untuk pemain maksimal 35 tahun tersebut. Pertama, diterapkan untuk pemain asing saja. Kedua, dipukul rata seluruh pemain asing ataupun lokal.

Klub dengan banyak pemain senior pusing

Persija Jakarta menjadi salah satu tim yang menyesalkan aturan itu. Apalagi ketentuan tersebut muncul mendadak. Tanpa memberi tenggat waktu kepada klub untuk bersiap.

Perubahan-perubahan yang fundamental tersebut, idealnya dilemparkan sebagai wacana terlebih dulu selama satu tahun. Baru diputuskan di tahun berikutnya.

“Ya, kalau seperti ini saya pusing. Persija punya banyak pemain di atas 35 tahun saat kompetisi jalan nanti,” kata Ferry Paulus, Presiden Klub Persija Jakarta. 

Di tim Macan Kemayoran tersebut kini memang sedang dihuni para pemain senior. Mereka di antaranya Hong Soon Hak, Bambang Pamungkas, Maman Abdurahman, dan Ismed Sofyan. Usia mereka sudah melebihi batas maksimal saat kompetisi bergulir nanti. 

“Kami berharap PSSI menahan regulasi itu terlebih dulu. Jadi tim bisa siap-siap. Banyak klub yang punya pemain senior di atas 35 tahun,” tutur Ferry.

Hal yang sama dilontarkan Nabil Husein, Presiden klub Pusamania Borneo FC. Bahkan mereka baru saja melakukan rekrutmen pemain senior. Salah satunya Ponaryo Astaman. 

“Kalau bisa jangan buru-buru, mulai tahun depan misalnya,” ungkap dia. 

Haruna Soemitro, manajer Madura United juga sepakat dengan pengurus-pengurus klub lainnya yang menolak regulasi baru tersebut. Bagi dia, kebijakan tersebut bisa membuat kompetisi yang mulai stabil, dilirik sponsor, menjadi kurang nilai jualnya musim depan. 

“Janganlah, aturan itu terlalu terburu-buru. Maunya industri dan pasar bagaimana harus kita ikuti,” ungkapnya. 

Aturan 2+1 juga diprotes

Haruna Soemitro, manajer Madura United juga langsung meneruskan ucapan Nabil Husein terkait regulasi pemain.

Bukan soal batas maksimal 35 tahun saja yang bisa membuat kompetisi tidak tumbuh dan dimusuhi pasar. Mengurangi kuota pemain asing juga akan sama. PT LI menyatakan bahwa setiap klub hanya boleh merekrut maksimal tiga pemain. Batasannya, maksimal 2 pemain non-Asia dan 1 pemain Asia.

Menurut Haruna, kebijakan tersebut bakal menyulitkan klub.

“Liga ini bisnis, jangan melawan pasar. ISC lalu, pasar bagus. Klub baru bisa untung, dapat pemasukan bagus. Kalau kita bersikap antiteori terhadap pasar, bisa jadi masalah. Klub bisa bangkrut,” kata Haruna.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ferry Paulus yang berharap, ada aturan-aturan yang harus dipilih, sehingga klub tidak kebingungan. Apalagi, dia sudah melakukan kontrak dengan pemain-pemain tersebut.

“Kamis udah kontrak, kalau kami putus karena regulasi itu dengan alasan belum persiapan, nanti bisa-bisa mereka laporkan ke FIFA, kita juga yang kena denda,” ucapnya.

Aturan tersebut bisa saja ditaati klub. Tapi, kata Ferry, itu jika PSSI atau operator berani memberikan subsidi yang besar terhadap klub. Haruna menegaskan, aturan apapun akan diterima oleh klub-klub ISL asalkan subsidi yang diberikan ke klub bukan hanya Rp 5 Miliar.

“Saya yakin klub semua visinya sama, mereka semua terbebani biaya. Kecuali,  PSSI mau membiayai klub. Subsidi Rp 10 M dengan sistem dia. Saya yakin, itu klub dukung sepenuhnya asal setuju dan konsisten kasih Rp 10 M,” ungkapnya.

Dia menjamin, dengan subsidi itu, klub-klub bakal mendukung penuh apapun itu regulasi yang diterapkan ISL. “Kasih segitu, tahun ini mau dibatasi U-17, U-18, U-12 pun, nggak apa-apa kita. Kita lakukan, asal mau kasih segitu,” tegas Haruna.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!