Duel dua sekawan di Stadion Manahan dalam perempat final Piala Presiden

Ari Susanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Duel dua sekawan di Stadion Manahan dalam perempat final Piala Presiden
Laga ini digadang-gadang bakal berlangsung seru, menarik, dan enak ditonton.

SOLO, Indonesia – Pertandingan babak perempat final turnamen Piala Presiden 2017 hari kedua, Minggu, 26 Februari, di Stadion Manahan Solo akan menyuguhkan big match antara Arema FC kontra Sriwijaya FC. Dua tim itu sama-sama berpeluang ke semifinal.

Laga ini digadang-gadang bakal berlangsung seru, menarik, dan enak ditonton. Bahkan, pelatih Arema Aji Santoso berani menjamin bahwa pertandingan ini akan menjadi yang paling seru dibanding ketiga laga lainnya di fase delapan besar. (BACA: PSSI ubah jadwal pertandingan perempat final Piala Presiden 2017)

“Kualitas kedua tim imbang dengan pemain-pemain bagus, pertandingan akan seru. Yang bisa memanfaatkan peluanglah yang akan menang,” ujar Aji Santoso ketika memberikan keterangan pers pada Sabtu siang, 25 Februari.

Secara statistik, Singo Edan – julukan bagi tim Arema FC – mencatatkan rekor yang lebih mengesankan setelah menjuarai grup 2 dengan dua kali menang dan sekali seri. Sementara, Sriwijaya hanya mampu lolos sebagai runner up grup 4 dengan sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah.

Namun, Aji tidak menganggap runner up sebagai tim kelas dua. Apalagi Laskar Wong Kito ditangani oleh pelatih bagus, Widodo C Putro, yang juga sahabat karibnya.

Aji dan Widodo pernah berada dalam satu timnas Indonesia, di mana Aji bermain sebagai bek, sedangkan Widodo menempati lini serang Tim Garuda. Keduanya juga pernah berkolaborasi dalam kepelatihan timnas U-23. Tak disangkal lagi, kedua sekawan juru taktik ini saling mengetahui gaya kepelatihan masing-masing, termasuk kekuatan dan kelemahannya.

“Selama 90 menit kami adalah rival, akan saling mengalahkan. Tetapi setelah itu kami adalah sedulur (saudara) lagi,” ujar Widodo.

“Sriwijaya FC memang hanya runner up, tetapi itu tidak membuat kami kecil hati, kami akan tetap berjuang untuk menang.”

Lalu siapa yang akan berjaya di Manahan? Jika melihat permainan Singo Edan yang agresif dan meledak-ledak selama babak penyisihan, Christian Gonzales dan kawan-kawan tampaknya bakal menyulitkan rencana Sriwijaya untuk melaju ke semifinal. Namun, sebaliknya, jika melihat kembali rekor pertemuan kedua tim di Stadion Manahan, Laskar Wong Kito – julukan bagi tim Sriwijaya FC – lebih diunggulkan.

Dari tiga pertemuan, Sriwijaya selalu berhasil menekuk Arema ketika bentrok di Manahan. Keduanya pernah bertemu pada Piala Presiden 2009/2010, Inter Island Cup 2012, dan Piala Presiden 2016, di mana Singo Edan selalu pulang dengan kekalahan.

Semen Padang tetap impresif?

Di match terakhir, pemuncak grup 5 Semen Padang akan ditantang runner up grup 2 Bhayangkara FC. Dalam fase penyisihan, Semen Padang menorehkan catatan yang mengesankan dengan memenangi semua pertandingan, mengalahkan Madura United, PSCS Cilacap, dan Perseru Serui.

Tak hanya menang, tim Kabau Sirah juga mengoleksi 12 gol dan belum pernah kebobolan. Dengan catatan itu, Semen Padang menjadi tim dengan agregat gol paling besar.

Marcel Sacramento dan kawan-kawan juga menjadi tim paling produktif dan satu-satunya tim tamu yang menyabet angka penuh, 9 poin. Rekor di turnamen ini seolah mematahkan julukan Semen Padang sebagai jago kandang dalam kompetisi ISC 2016 lalu.

Namun, pelatih Nil Maizar tidak ingin sesumbar akan mengalahkan lawannya Bhayangkara FC dengan mudah. Nil menganggap Bhayangkara sebagai tim muda dengan energi besar untuk menang, sehingga akan memberikan tantangan berat di lapangan.

“Secara teknik, fisik, dan mental kita sudah siap untuk bertanding. Kita fokus saja untuk memainkan yang terbaik. Saya ingin anak-anak tetap rendah hati,” kata Nil.

Sementara Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy mengaku sudah menyiapkan strategi untuk meredam serangan Semen Padang dan mencuri kemenangan.

Sebenarnya tim asal Surabaya ini punya catatan yang bagus di fase grup. Evan Dimas dan kawan-kawan mengantongi dua kemenangan dan satu kekalahan dan melaju ke babak delapan besar sebagai runner up terbaik.

“Tidak ada yang berbeda dalam persiapan kami. Semen Padang tim yang berbahaya, tetapi kami sudah siapkan formula untuk menghadapinya,” ujar Simon.

Bhayangkara sedikit diuntungkan dengan lokasi pertandingan. The Great Alligator sudah akrab dengan rumput dan hujan di Manahan karena pernah menggelar turnamen segitiga Trofeo Bhayangkara di stadion itu Januari lalu. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!