Sri Wahyuni, ibu rumah tangga juara ‘Rinjani 100’

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sri Wahyuni, ibu rumah tangga juara ‘Rinjani 100’
Selain menjadi juara untuk kategori 27 km, Sri Wahyuni juga mencetak rekor baru

JAKARTA, Indonesia — Sehari-harinya, Sri Wahyuni bekerja sebagai ibu rumah tangga. Namun semangatnya tidak dapat dipandang sebelah mata. Ia berhasil menjadi juara dalam kompetisi lari Rinjani 100 untuk kategori 27 kilometer pada Sabtu, 6 Mei kemarin.

Tak hanya menjadi juara, Sri Wahyuni juga berhasil menorehkan catatan waktu 5 jam 6 menit 10 detik, jauh lebih cepat dari rekor sebelumnya yang dipegang Amanda Edyawan yakni 7 jam 24 menit dan 33 detik.

“Target saya memang pecahkan rekor, tetapi catatan ini di luar perkiraan. Sebelumnya, saya proyeksikan bisa finish dalam 6,5 jam, ternyata Tuhan berikan saya kekuatan untuk bisa menyelesaikan lomba lebih cepat,” ujar Sri di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, seusai kompetisi.

Ibu berusia 31 tahun tersebut mengaku tidak ada persiapan khusus jelang lomba lari kali ini. Sebagai ibu rumah tangga, beliau hanya berusaha untuk membagi waktu antara latihan dan mengurus keluarga.

“Seminggu sekali saya latihan berlari di gunung, biasanya di Gunung Penanggungan dan Gunung Liliran. Selain itu, setiap pagi atau sore saya berusaha latihan di lapangan atau di jalan,” kata Sri yang baru pertama kali mengikuti Rinjani 100.

Tahun depan, Sri Wahyuni berencana untuk mengikuti nomor 36 kilometer dan menjadi warga negara Indonesia pertama yang juara dalam kategori tersebut.

“Saya mau jadi yang pertama, jadi saya sepertinya mau mencoba tahun depan,” katanya.

Sri Wahyuni sebelumnya juga pernah naik ke podium dalam lomba lari lintas alam di Bromo Tengger Semeru Ultra 2015. Lomba tersebut merupakan lomba lari lintas alam yang pertama kali diikuti Sri.

Rinjani 100 merupakan kompetisi lari lintas alam internasional yang diikuti 502 peserta dan 28 negara yang diadakan sejak Jumat, 5 Mei, hingga Minggu, 7 Mei. Kategori 27 kilometer merupakan nomor yang paling pendek, namun tetap saja para peserta harus melewati total ketinggian 1,7 kilometer dengan batas waktu sembilan jam.

Kategori 27 kilometer dimulai pada Sabtu pukul 05.00 WITA di Sembalun, berputar ke lereng Sembalun untuk kemudian finish di titik awal, tepatnya di pelataran Hotel Nusantara, Sembalun, NTB. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!