Tanda bahaya untuk Aji Santoso dan Djadjang Nurdjaman

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tanda bahaya untuk Aji Santoso dan Djadjang Nurdjaman

ANTARA FOTO

Dua pelatih klub besar Indonesia sedang dalam radar evaluasi manajemen masing-masing. Keduanya bisa ditendang dari jabatannya jika tim tak kembali ke jalur kemenangan.

JAKARTA, Indonesia —Pekan ke-8 Gojek Traveloka Liga 1 2017 bakal menjadi pekan yang menegangkan untuk dua pelatih klub dengan nama besar selama ini, Arema FC dan Persib Bandung. Sebab, dua-duanya menjalani start yang tak mulus. 

Arema FC, misalnya. Tim Singo Edan itu menelan kekalahan 0-4 dari Persela Lamongan dalam pekan ketujuh Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. Hasil yang mengecewakan dan langsung membuka luka lama buat Aji Santoso, sang pelatih. Dia dianggap kerap membawa timnya kalah dengan skor besar.

Kekalahan itu juga semakin menempatkan tim idola Aremania itu di tangga klasemen yang buruk. Alih-alih menembus persaingan papan atas, Arema yang sempat memimpin klasemen di pekan awal, kini harus terlempar ke posisi sembilan.

Raihan 11 poin dari tiga kali menang, dua kali seri dan dua kali kalah tentu tak pernah terbayang di benak manajemen klub kebanggan Aremania tersebut. Untuk klub sebesar Arema, 11 angka dari 7 laga jelas sebuah aib. Aremania pun mulai bergejolak. Mereka meminta manajemen mengevaluasi pemain sayap legendaris Persebaya tersebut.

Manajemen pun turun tangan. Mereka mengultimatum Aji agar timya bangkit dalam laga melawan Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu, 28 Mei malam. 

“Ada evaluasi dan kami minta Arema bangkit. Kalau tidak, evaluasi menyeluruh bisa kami lakukan. Itu bisa saja (Aji diputus kontraknya, Red),” kata General Manager Arema Ruddy Widodo, Sabtu, 27 Mei.

Menghadapi Mitra Kukar yang secara posisi lebih baik, di posisi enam dengan 13 poin, Singo Edan harus tampil ngotot. Tapi mereka tidak boleh sembrono dengan mengandalkan permainan menyerang total.

Kelemahan Aji selama ini memang khas. Dia ingin bermain menyerang, tapi transisi dan lini pertahanan tak mendukung untuk bermain taktis meredam counter attack lawan. 

Bukan hanya sekarang, Aji dari dulu juga memiliki catatan buruk soal kalah besar. Sebelum Arema takluk 0-4 dari Persela Lamongan, 21 Mei lalu, Aji sempat dipuji karena tak mudah kebobolan. Namun, kekalahan itu membuka luka lama pelatih berkacamata tersebut.

Masih ingat dengan kekalahan besar saat Aji menangani timnas melawan Bahrain? Saat itu skuat Garuda dicukur 10-0 di Bahrain. 29 Februari 2012, saat kualifikasi Piala Dunia 2014. 

Rekor itu berlanjut, saat Aji menukangi timnas U-23 di ajang Asian Games 2014. Bertemu Thailand di penyisihan grup, skuat Garuda Muda takluk dengan skor 0-6 dari Thailand. Kemudian lanjut pada babak 16 besar, takluk 1-4 dari Korea Utara.

Aji melanjutkan tugasnya ke SEA Games 2015 Singapura. Dalam ajang ini, Aji harus gigit jari karena pada babak semifinal, lagi-lagi mereka dilumat Thailand dengam skor telak, 0-5. 

Kekalahan dengan skor sama berlanjut, mereka harus takluk 0-5 dari Vietnam, dalam perebutan medali perungggu.  Hasil tersebut sangat menyedihkan, karena di balik gaya sepak bola menyerangnya, Aji kerap keropos dalam meramu pertahanan.

Pekan panas but Persib 

Hasil imbang 2-2 pekan lalu, saat Persib menjamu Borneo FC, membuat manajemen meradang. Nasib Djadjang Nurdjaman, sang pelatih berada di ujung evaluasi manajemen. Sabtu, 27 Mei, Umuh dengan tegas menyebut hasil laga kontra Bali United, akan menjadi salah satu penilaian mengenai nasibnya di tim Maung Bandung.

Ya, berada di peringkat keempat dengan torehan 13 poin, tentu bukan menjadi harapan Persib. Dari awal kompetisi, target juara dan terus bersaing di papan atas, diapungkan oleh Direksi PT Persib Bandung Bermartabat dan juga manajemen klub.

Karena itu, apakah Persib akan bangkit atau malah terpuruk, menjadi menarik ditunggu polesan dan racikan strategi dari Djadjang saat menantang Bali United di Stadion Kapten Dipta Gianyar, Bali, Rabu, 31 Mei mendatang. 

Manajemen mewanti-wanti Djadjang, bahwa posisinya akan dibicarakan sebagai pelatih kepala usai laga kontra Serdadu Tridatu. Apabila menang, maka nafas Djadjang bakal panjang, tapi kalau kalah, manajemen siap membahas posisinya.

“Kami akan bahas itu, bisa jadi (ada perubahan kalau kalah, Red.),” kata Umuh Muchtar manajer Persib. 

Melihat performa Bali United yang sedang tinggi, terutama setelah menaklukkan timnas U-22 dalam uji coba Jumat, 26 Mei lalu, maka besar kemungkinan, Djadjang akan segera dievaluasi.

Maung Bandung belum menemukan komposisi yang pas, karena selama ini ternyata Djadjang masih melakukan bongkar pasang pemain, terutama di tengah dan depan. Sikap yang harusnya tak dilakukan, karena komposisi tim harusnya sudah matang dalam masa persiapan, bukan utak-atik saat kompetisi jalan.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!