Memutus kutukan Juventus dan ambisi Real Madrid

Yanwar Arifin

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Memutus kutukan Juventus dan ambisi Real Madrid
Laga final Liga Champions musim ini akan menyuguhkan pertandingan antara tim dengan lini belakang yang tersolid melawan tim dengan lini depan terproduktif di Eropa

JAKARTA, Indonesia – Final Liga Champions 2016/2017 akan digelar pada minggu dini hari nanti di Millennium Stadium, Cardiff. Juara bertahan, Real Madrid, akan menghadapi wakil dari Italia, Juventus.

Laga kali ini akan menyuguhkan pertandingan antara tim dengan lini belakang yang tersolid melawan tim dengan lini depan terproduktif di Eropa. Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini Juventus hanya kebobolan tiga gol, sedangkan Real Madrid menjadi tim yang sangat produktif dengan gelontoran 32 gol di Liga Champions.

Siapakah yang akan mengangkat tropi ‘si kuping besar’? Kurang dari 24 jam lagi kita akan sama-sama menyaksikan. 

Head to Head

Final ini akan menjadi pertemuan ke-19 sepanjang sejarah kedua tim. Sebelumnya, kedua tim sudah bentrok sebanyak 18 kali dengan 13 pertemuan di antaranya terjadi setelah perubahan format ke Liga Champions. Dalam 18 pertemuan yang sudah digelar, kedua tim sama-sama meraih delapan kemenangan dan sisanya berakhir imbang.

Di era European Champion Clubs’ Cup (era sebelum Liga Champions) kedua tim sudah bentrok sebanyak lima kali. Madrid berhasil unggul dengan tiga kemenangan dan dua kali kalah. 

Pertemuan kedua tim pertama kali terjadi pada musim 1961/62 di babak delapan besar. Pada leg pertama musim tersebut, Real Madrid berhasil unggul 0-1 lewat gol Alfredo di Stefano di kandang Juventus. Pada leg kedua, Juventus berhasil unggul dengan skor identik lewat gol Omar Sívori yang memaksa digelarnya pertandingan ulang di Paris. Di Paris, Madrid berhasil mengakhiri laga dengan kemenangan 3-1.

Pertemuan selanjutnya terjadi pada musim 1986/1987. Juventus berhasil unggul 1-0 di leg pertama. Keunggulan tersebut dibalas dengan skor yang sama oleh Real Madrid pada leg kedua. Madrid kembali berhasil melewati hadangan ‘Si Nyonya Tua’, setelah menang lewat adu pinalti dengan skor 3-1.

Di era Liga Champions, kedua tim sudah bentrok sebanyak tiga belas kali. Kali ini Juventus berhasil unggul dengan enam kemenangan, lima kali kalah, dan dua kali imbang.

Pertemuan terakhir terjadi pada musim 2014/2015 di babak semifinal. Juventus berhasil meraih kemenangan 2-1 di J Stadium dan berhasil menahan imbang 1-1 Madrid di Bernabeu.

Dari 18 pertemuan tersebut, Juventus kembali unggul dalam hal produktivitas gol. Juventus berhasil menyarangkan 21 gol berbanding 17 gol yang disarangkan oleh Real Madrid.

Prediksi Line-up Juventus

Pemain Juventus sedang berlatih jelang final Liga Champions di Cardiff, Wales. Foto dari Twitter/@juventusfcen

Dengan tidak adanya pemain yang terganggu cedera, Juventus akan menurunkan skuad utamanya pada pertandingan final nanti. Sami Khedira yang pada pertandingan terakhir melawan Monaco mengalami sedikit masalah, akan dapat diturunkan kembali.

Allegri kemungkinan besar akan kembali memasang formasi 4-2-3-1 seperti yang dia terapkan saat melawan Barcelona. Lini belakang kembali akan diisi oleh Bonucci dan Chiellini dibantu oleh Dani Alves dan Alex Sandro di sisi bek sayap. 

Duet double pivot kembali akan diisi oleh Miralem Pjanic dan Sami Khedira. Kedua pemain tersebut akan bertarung melawan gelandang-gelandang Madrid yang memiliki visi bermain yang luar biasa, macam Kroos dan Modric. Dua pemain ini akan menopang tiga pemain di depannya, yaitu Mandzukic, Dybala dan Cuadrado. 

Sebagai penuntas serangan, Juventus akan mengandalkan ketajaman Higuain.

Dengan formasi 4-2-3-1, Juventus kembali akan mengandalkan serangan balik cepat terutama melalui sisi lapangan. Duet Alex Sandro, Mandzukic dan Alves, Cuadrado akan kembali menjadi kunci Juventus saat mendapatkan momentum serangan balik. 

Saat bertahan, formasi tersebut akan bertransformasi menjadi 4-4-2. Dengan formasi tersebut, Juventus akan melakukan high pressing atau bertahan secara mendalam tergantung seberapa agresifnya permainan Madrid nanti. Metode high pressing ini terbukti jitu saat melawan Barcelona dan AS Monaco.

Yang menjadi catatan Juventus adalah buruknya transisi dari menyerang ke bertahan di sisi kiri yang dihuni oleh Alex Sandro. Total 20 dari 38 gol yang bersarang ke jala Buffon musim ini berasal dari lini ini. Ini menjadi perhatian serius yang harus dibenahi oleh Allegri. Jika tidak, lini ini akan menjadi sasaran empuk penyerang-penyerang los blancos.

Prediksi Line-up Real Madrid


Madrid kemungkinan besar kembali akan diperkuat oleh Gareth Bale di final nanti, meskipun mantan pemain termahal di dunia tersebut harus memulai dari bench. Namun, Carvajal masih diragukan untuk tampil, sehingga posisinya kemungkinan besar akan digantikan oleh Danilo.

Sepertinya tidak akan ada perubahan taktik yang berarti di kubu el real. Mereka akan tetap menggunakan 4-3-3. Ramos dan Varane akan menjadi tumpuan Madrid di lini belakang yang disokong oleh duet bek sayap, Marcelo dan Danilo.

Trio lini tengah Madrid akan diisi oleh Casemiro, Kroos, dan Modric. Visi permainan Kroos dan Modric akan menjadi kunci Real Madrid untuk membongkar kokohnya tembok pertahanan Juventus.

Sementara Ronaldo, Benzema, dan kemungkinan Isco akan menjadi tumpuan Real Madrid untuk dapat mencetak gol sebanyak dan secepat mungkin.

Pasukan Zinedine Zidane akan kembali mengusung strategi menyerang frontal dengan mengandalkan kecepatan lini depan mereka. Kroos dan Modric akan menjadi jenderal lini tengah Madrid untuk mencari celah sekecil apapun agar bisa menghasilkan gol. 

Zidane juga diwajibkan memanfaatkan situasi bola-bola mati yang selama ini banyak memberikan sumbangan gol untuk timnya. 

Yang harus diwaspadai oleh Madrid adalah buruknya transisi dari menyerang ke bertahan. Madrid sering kebobolan lewat serangan balik cepat yang diterapkan oleh lawannya karena kacaunya transisi menyerang ke bertahan.

Hal itu terlihat jelas ketika mereka dikalahkan oleh Celta Vigo di Copa del Rey dan Barcelona di La Liga. Selain itu, rapor lini belakang Madrid pun sangat mengkhawatirkan.

Sampai saat ini, lini belakang Madrid sudah kebobolan sebanyak 58 kali di semua ajang. Fakta yang mengherankan mengingat lini belakang Madrid diisi pemain-pemain top seperti Ramos, Varane, Marcelo, Carvajal dan kolega.

Para pemain Madrid juga harus lebih bersabar dalam membongkar lini pertahanan Juventus. Sedikit frustasi akan membuat permainan mereka berantakan yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh Juventus untuk balik menguasai permainan dan tidak jarang mencetak kemenangan melalui serangan balik cepat.

Kutukan final Juventus

Gelandang Juventus meninggalkan lapangan setelah Juventus kalah dari Barcelona dalam final Liga Champions musim 2014-15. Foto oleh Patrik Stollarz/AFP

Juventus sudah 8 kali melenggang ke final dan dari kedelapan final tersebut, Juventus hanya berhasil memenangkan dua final. 

Rekor buruk Juventus di final, dimulai pada musim 1996/1997 ketika dikalahkan oleh Dortmund. Semusim berselang, mereka kembali kalah oleh tim yang akan mereka hadapi pada final kali ini, Real Madrid. Di musim 2002/2003, Juventus kembali kalah di final, kali ini oleh AC Milan lewat adu pinalti.

Dan yang terbaru, dua musim lalu ketika Juventus yang kala itu berstatus sebagai tim underdog harus kembali menelan kekalahan yang keempat kalinya berturut-turut di final, kali ini oleh Barcelona.

Kalah empat kali berturut-turut di final untuk tim sekelas Juventus bukanlah hal yang wajar. Selain faktor keberuntungan, mental juara Juventus belum teruji di kejuaraan Eropa.

Hal itu bisa terlihat di final 1996/1997 dan 1997/1998. Juventus yang kala itu merupakan tim unggulan harus kalah oleh Real Madrid, bahkan Dortmund, tim yang secara kualitas masih di atas mereka Juventus. 

Faktor kenangan masa lalu inilah yang bisa menggagalkan Juventus untuk meraih tri gelar musim ini. 

Di kubu Real Madrid, kemenangan 1-0 di Amsterdam pada final edisi 1997/1998 jelas berpengaruh pada psikologis para pemain Real Madrid. Selain itu, mental juara Madrid pun sudah sangat teruji di level Eropa. Dari 14 final yang pernah dilalui, el real sudah memenangkan 11 final di antaranya.

Venue final juga akan berpengaruh ke beberapa pemain el real, khususnya Bale dan Ronaldo. Bermain di negeri sendiri menjadi tambahan semangat untuk Bale, mengingat antusias yang sangat tinggi dari publik Wales. Maklum, ini adalah kali pertama mereka menjadi tuan rumah final Liga Champions.

Bagi Ronaldo, kenangan 13 tahun lalu di final FA akan menjadi tambahan suntikan semangat. Di stadion inilah Ronaldo muda pernah meraih gelar pertamanya saat berseragam setan merah. Bahkan Ronaldo berhasil mencetak satu gol di laga itu.

Mimpi Buffon dan ambisi Madrid

"Setelah menginginkan piala ini begitu lama, memenangkannya pasti sangat menyenangkan." Foto dari Twitter/@juventusfcen

Sedih rasanya ketika mengetahui fakta bahwa pemain sekelas Gigi Buffon belum pernah meraih gelar Eropa Bersama Juventus. Bahkan raihan gelarnya di Eropa lebih banyak dia dapatkan ketika masih berseragam Parma. Bersama Parma, dia berhasil meraih gelar Piala UEFA (Europa League) musim 1998/1999, satu-satunya gelar Eropa yang berhasil dia dapatkan hingga saat ini.

Rasanya hampir semua fans sepakbola (kecuali Madridista dan Interisti tentunya) ingin melihat Buffon mengangkat trofi yang sudah dia impikan sejak dulu. Trofi yang sudah 15 tahun dan 2 kali final gagal dia rengkuh bersama Juventus.

Sepertinya kita akan sepakat bahwa sudah saatnya Buffon menjadi juara Eropa setelah dua kali final dan dua kali gagal. Jika tidak, ini akan menjadi salah satu tragedi terburuk yang pernah terjadi di era sepakbola modern.

Mimpi Buffon itu terbentur oleh ambisi el real untuk menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar di era Liga Champions. Kemenangan juga akan memantapkan Madrid sebagai tim terbaik di Eropa dengan raihan 12 gelar Liga Champions.

Layak kita tunggu, kepada siapakah Dewi Fortuna akan memihak, mimpi seorang Buffon ataukah ambisi besar Real Madrid. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!