MotoGP: 8 fakta unik yang perlu kamu tahu

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

MotoGP: 8 fakta unik yang perlu kamu tahu
Wearpack pembalap MotoGP terbuat dari kulit kanguru

JAKARTA, Indonesia — Bagaimana rasanya melaju dengan kecepatan di atas 300 km/jam? Senang campur takut mungkin akan bercampur jadi satu. Maklum, dengan kecepatan tersebut, sedikit kesalahan bisa berakibat sangat fatal.

Karena itu, tak sembarang kendaraan bisa dipacu hingga 300 km/jam. Salah satu kendaraan yang bisa dipacu untuk mencapai kecepatan 300 km/jam dan bahkan lebih adalah Yamaha YZR-M1.

Ini adalah motor yang digunakan Bradley Smith saat masih membela Tim Monster Yamaha Tech 3 di ajang MotoGP 2015. Saat ini Bradley Smith membela Red Bull KTM Factory Racing.

Seperti apa rasanya naik motor idaman para biker ini? Berikut penuturan langsung dari Bradley Smith seperti dikutip dari Telegraph.  

Tembus 346 km/jam

Motor Yamaha YZR-M1 bisa digeber hingga mencapai 346 km/jam. Bahkan, saat di tikungan, Bradley Smith kerap memacu motor ini dengan kecepatan 170 km/jam.

“Motor ini memiliki 250 daya kuda, yang artinya jauh lebih besar dari mobil. Namun kamu hanya memiliki dua roda, sehingga tarikannya akan sangat cepat,” kata Bradley.

Pembalap asal Inggris ini menyebutkan untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, Yamaha YZR-M1 hanya membutuhkan waktu 2,6 detik!

Latihan otot

Bradley mengatakan Yamaha YZR-M1 memiliki bobot tak kurang dari 160 kg. Sehingga akan cukup melelahkan untuk mengendalikan motor ini di sirkuit. Karena itu ia harus melakukan latihan khusus.

Bradley mengatakan dirinya rutin melatih lengan dan pundaknya untuk meningkatkan performanya. “Kelihatannya memang seperti usaha tanpa akhir, namun membalap memang pekerjaan yang serius,” katanya.

Dua liter keringat

Melaju di atas sirkuit dengan kecepatan hingga 300 km/jam memang menyenangkan, namun sekaligus juga melelahkan. Bradley mengatakan, untuk 45 menit balapan, dirinya menghabiskan tak kurang dari 2 liter keringat.

“Akan sangat buruk jika kamu membalap ketika suhu mencapai 36 derajat celcius, karena itu berarti membuat kamu akan kehilangan lebih banyak cairan tubuh,” katanya.

Kehilangan cairan tubuh, jika dipaksakan, akan membuat pembalap kehilangan fokus. Jika ini terjadi, sesuatu yang buruk bisa saja terjadi.

Menikung hingga 55 derajat 

 

Saat balapan, Bradley kerap melintasi tikungan dengan kemiringan hingga 55 derajat dengan kecepatan di atas 100 km/jam.

Karena itu, dibutuhkan roda khusus agar tidak tergelincir. Saat itu Bradley Smith menggunakan roda Bridgestone 16,5 inci. “Harga satu bannya bisa mencapai 1000 euro, sungguh tidak murah,” katanya.

Wearpack dari kulit kanguru

Bradley Smith mengatakan selama balapan dirinya menggunakan wearpack yang terbuat dari kulit kanguru. Sebab, selain kuat, kulit kanguru juga sangat lentur.

“Ini adalah jenis kulit terlentur yang bisa kamu dapatkan,” katanya. “Kulit ini membuatmu merasa memiliki kulit kedua yang benar-benar kuat.” Ketebalan kulit tersebut berkisar antara 3-5 mm.

Perangkat ‘tempur’ lebih lengkap dari Batman 

Bradley Smith mengatakan perangkat yang digunakan para pembalap MotoGP lebih banyak dari yang dipakai Batman. 

“Kamu memakai pelindung bahu, siku, tulang jari, memakai gloves, dan pelindung telapak tangan,” kata Smith. “Kami juga memakai pelidung punggung, betis, dan lutut.”

Selain itu, wearpack para pembalap MotoGP juga telah mengadopsi teknologi airbag. “Untuk mengurangi benturan ketika kamu terjatuh,” kata Bradley.

Komputer berjalan  

Saat mengendarai Yamaha YZR-M1, kata Bradley, ada sekitar 500 data yang dikirim ke komputer. Data tersebut, antara lain, waktu tempuh, target lap time, dan indikator perpindahan gigi.

“Jadi saya tahu kapan harus memintahkan gigi untuk mendapatkan power yang maksimal,” kata Bradley. “Data-data ini untuk dianalisi oleh tim.”

Pembalap lebih sering di luar negeri

MotoGP adalah turnamen yang panjang. Turnamen balap motor paling bergengsi ini berlangsung selama 9 bulan dalam setahun dan lokasinya selalu berpindah.

“Kamu berada di luar negeri selama 180 hari (untuk balapan) setiap tahun, jadi kami sangat sibuk,” kata Bradley. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!