Real Madrid vs Manchester United: Cobaan pertama di level tertinggi

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Real Madrid vs Manchester United: Cobaan pertama di level tertinggi

AFP

Kemenangan akan membuat United mendapat pengakuan. Bahwa mereka sudah kembali. Dan lebih kuat.

JAKARTA, Indonesia — Pelan tapi pasti Jose Mourinho mulai menyuntikkan kembali DNA yang seolah sudah purba di Manchester United: geliat meraih gelar. Dalam waktu setahun saja, sudah tiga piala dia boyong ke Old Trafford. 

Gelar-gelar itu adalah Community Shield di awal musim lalu saat mereka membekuk Leicester City, kemudian Piala Liga, dan gelar penutup akhir musim, Europa League. 

Semuanya diraih dalam waktu yang tak lama: cukup setahun. 

Memang, gelar-gelar itu bukanlah tahta utama. Community Shield “cuma” ajang pembuka musim. Sedangkan Piala Liga hanyalah target kesekian tim-tim Liga Primer. Bahkan mungkin hanya ditargetkan mereka yang berada di papan tengah dan papan bawah. 

Begitu juga Europa League. Ini adalah ajang kelas dua kompetisi Eropa. Umumnya klub besar membidik gelar yang lebih monumental: Liga Champions. 

Cacat untuk United juga masih terlihat jelas. Mereka tertatih-tatih di papan klasemen Liga Primer. Hanya finis di posisi keempat tentu membuat banyak orang tak yakin bahwa Mourinho bisa memberi efek instan. 

“Finis di posisi keempat memang tak layak bagi tim sebesar ini. Kami harus finis di posisi pertama. Atau paling tidak di posisi kedua,” kata Henrikh Mkhitaryan, gelandang United, mengakui.

Namun, gelar tetaplah gelar. Dan Mourinho adalah sosok pelatih yang tak pernah meremehkan gelar apapun yang ada di depan mata. Bagi dia, mental kompetitif sudah menjadi budaya bahkan sejak di lingkup terbatas. Seperti saat dia mempersilakan Romelu Lukaku angkat kaki dari Stamford Bridge karena tidak mau dicadangkan. 

Saat itu, Mourinho masih membesut Chelsea. Lukaku yang jarang dimainkan ngambek dan ingin pergi ke Everton. “Pemain harus berjuang untuk mendapatkan posisinya. Lukaku ingin agar posisi itu diberikan kepadanya dengan karpet merah,” kata Mourinho mengungkapkan alasannya melego striker Belgia itu. 

Mental persaingan itulah yang menjadi paradigma Mourinho dalam melatih pasukannya. Sejarah United memang tidak berada dalam level gelar-gelar kelas dua itu. Tapi, tim yang dalam krisis seperti Setan Merah justru harus meraihnya. Untuk segera membuktikan keseriusan mereka kembali menjadi besar dan lebih kuat. 

Jika tahun lalu level mereka di “kasta” kedua, kali ini United sudah menemukan kembali habitatnya. Mereka bakal tampil di Liga Champions dan akan mengawali musim di Liga Primer sebagai salah satu kandidat juara. Mereka tak lagi tim yang dikutuk di papan tengah. Mereka sudah menjadi tim yang bertarung untuk memperebutkan supremasi tertinggi sepak bola. 

Masalahnya, di level barunya ini United sudah harus menghadapi kenyataan paling pahit: menghadapi salah satu tim terbaik dunia, Real Madrid, dalam ajang Piala Super Eropa 2017, Rabu, 9 Agustus, pukul 01.45 WIB yang akan digelar di Skopje, Makedonia. Dan itu adalah laga kompetitif pertama mereka musim ini sebelum pekan depan terjun di liga domestik. 

Pertarungan kali ini jelas berbeda dibanding bentrok mereka pada 24 Juli lalu di Santa Clara, Amerika Serikat. Dalam ajang International Champions Cup tersebut, United memang menang adu penalti 2-1 setelah sebelumnya bermain seri 1-1. 

Masalahnya, laga eksibisi tersebut tak banyak mendapat perhatian pasukan Los Blancos. Selain bukan laga kompetitif, pertandingan juga lebih berupa turnamen pemanasan. Terlalu serius di ajang tersebut bisa berimbas pada cedera yang justru bakal menjauhkan mereka dari target serius di musim kompetisi. 

“Saya bergabung ke United dengan alasan. Dan saya tahu setiap tahun tantangan selalu lebih berat. Tapi tim juga menjadi lebih baik,” kata Mkhitaryan. 

Tantangan yang lebih berat itu tak hanya dari Real. Tapi juga kondisi internal United. Paling tidak ada enam pemain Setan Merah yang bakal absen di laga tersebut. Mereka adalah Ashley Young, Marcos Rojo, Luke Shaw, Eric Bailly, Phil Jones, dan Jesse Lingard. 

Enam pemain yang terancam absen tersebut jelas bakal mengganggu kekuatan United. Apalagi Real cuma bakal kehilangan Gareth Bale, pemain yang diidam-idamkan Mourinho. Namun, meski tanpa Bale, skuat Real yang gemuk bakal membuat Zinedine Zidane begitu mudah mencari pengganti. Mulai dari Isco, Marco Asensio, hingga Lucas Vazquez. 

Situasi bakal lebih sulit bagi United karena Cristiano Ronaldo bakal siap diturunkan. Gosip santer tentang keinginannya untuk pindah sudah lenyap ditelan waktu. 

“Banyak hal yang terjadi. Dan semuanya hanya suara-suara berisik. Dia tetap tenang dan fokus pada tim ini,” kata Zidane.

Fakta yang bisa dipercaya tentang situasi Ronaldo, kata Zidane, adalah bahwa dia masih bersama pasukannya. “Dan jika dia ada di sini, tak ada alasan lain kecuali untuk bermain,” katanya.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!