Serba-serbi atlet Indonesia di SEA Games 2017

Adrianus Saerong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Serba-serbi atlet Indonesia di SEA Games 2017
Butuh anggaran Rp 41,5 miliar untuk mengirimkan ratusan atlet Indonesia ke Kuala Lumpur

JAKARTA, Indonesia – Para atlet Indonesia siap bertanding di SEA Games ke-29 usai dilepas secara resmi oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada 7 Agustus lalu. Sayangnya, dalam perolehan medali, posisi Indonesia terus melorot setelah sebelumnya sempat unggul. 

Indonesia kini berada di posisi keempat dengan meraih dua medali emas. Medali itu disumbangkan dari cabang olah raga panahan oleh Prima Wisnu, dan Sri Ranti di nomer compound individu putra serta putri. Padahal, Presiden Jokowi menaruh harapan besar, Indonesia bisa menjadi juara umum di SEA Games tahun ini.

Dalam bertanding di ajang SEA Games, Indonesia mengirim 755 atlet dan kontingen ke Malaysia. Ada beberapa cerita menarik yang mewarnai persiapan mereka ke Kuala Lumpur. Berikut kisahnya: 

1. Perbedaan target

Ketika upacara pelepasan kontingen, Jokowi menitipkan pesan kepada para putra-putri bangsa untuk pulang sebagai juara umum SEA Games 2017. 

“Kita sebagai negara besar harus punya target seperti itu. Sudah berapa kali kita jadi juara umum? Sepuluh. Kalau jadi sebelas kan lebih baik,” ujar Jokowi. 

Namun, target itu justru dianggap berlebihan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Menurutnya, berhasil memperbaiki pencapaian di SEA Games 2015 sudah dianggap cukup baik. 

“Itu motivasi besar dari presiden, namun seharusnya terencana, dan bertahap. Saya rasa kita harus realistis, setidaknya naik peringkat dari SEA Games 2015 di Singapura,” ujar Imam pada Selasa, 15 Agustus di Jakarta. 

Pada SEA Games dua tahun lalu, Indonesia duduk di peringkat lima dengan total 182 medali. Indonesia berhasil memboyong 47 emas, 61 perak, dan 74 perunggu, sehingga menempatkan Indonesia di bawah Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Juara umum saat itu diraih Thailand. 

Kini, 13 medali sudah diserahkan panitia kepada para juara, dan Indonesia malah melorot turun ke posisi keempat dengan raihan medali dua medali emas, dua medali perak dan empat perunggu.

2. Banyak cabor andalan yang tak dipertandingkan

Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Indonesia (KOI), Doddy Iswandi, memprotes keputusan tuan rumah yang hanya mempertandingkan 38 nomor olah raga di SEA Games ke-29. Ada 13 cabang olah raga yang justru bisa menjadi ladang raihan emas untuk atlet Indonesia, justru tidak dimainkan. Beberapa olah raga itu yakni bridge, kempo, rowing, tarung derajat, kano, angkat besi putri, gulat, dan voli pantai.

“Hasil dari rapat SEA Games di Kuala Lumpur diputuskan 38 cabang yang akan dipertandingkan. Cuma kemarin kan sempat ada beberapa cabang yang diputuskan untuk tidak dipertandingkan seperti rowing, kano, dan traditional boat race. Kami protes keras itu karena cabang ini merupakan andalan Indonesia untuk raup emas, tapi saat rapat ternyata tidak direspons Malaysia. Alasan mereka dari Federasi Asia, rowing tidak mau mengurangi nomor. Padahal waktu forum itu saya garansi Federasi Asia mau kurangi nomor, tapi mereka tetap kukuh,” ujar Doddy. 

Yang lebih tidak masuk akal, kata Doddy, cabang olah raga angkat besi putri tidak dimainkan karena tuan rumah tidak memiliki atlet di cabor tersebut dan tidak memiliki biaya. Selain itu, permainan kartu bridge dianggap di Malaysia sebagai judi. 

3. Berguru hingga ke Tiongkok

Masing-masing atlet melakukan berbagai persiapan untuk bisa meraih prestasi terbaik di SEA Games 2017. Jika timnas sepak bola U-22 melakukan pemusatan latihan di area Karawaci, Tangerang, maka atlet wushu berlatih hingga ke Tiongkok. 

Pelatnas mengirim 15 atlet wushu ke Negeri Tirai Bambu untuk menimba ilmu selama 57 hari. Itu semua dilakukan demi bisa meraih tiga emas, sesuai target mereka.

“Anak-anak akan latihan di Tiongkok selama 57 hari dan kami harap bisa membawa tiga medali emas,”  ujar Wakil Ketua PB Wushu Indonesia, Andi S. 

Uniknya, target tersebut justru berada di bawah target pencapaian SEA Games dua tahun lalu. Saat berlaga di Singapura, atlet wushu Indonesia meraih empat medali emas, tiga perak dan enam perunggu. 

4. Butuh anggaran Rp 41,5 miliar

Untuk dapat mengirimkan kontingen Indonesia ke Kuala Lumpur, KOI membutuhkan dana sekitar Rp 43,5 miliar. Namun, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) hanya menyanggupi anggaran sekitar Rp 30,5 miliar dari APBN. 

“Semua keberangkatan kontingen Indonesia didanai APBN sebesar 30,5  miliar Rupiah,” tulis Kemenpora di situs resmi mereka pada 31 Juli.

KOI kemudian terpaksa menyusun ulang anggaran dan berhasil menurunkan anggaran hingga Rp 2 miliar. Tetapi, tetap saja anggaran Rp 41,5 miliar melebihi anggaran yang sudah ditetapkan Kemenpora.  Beruntung Satuan Pelaksana Pelatnas Indonesia Emas (Satlak Prima) bersedia memberi bantuan anggaran. Semula, mereka hanya memberikan Rp 5 miliar. Tetapi, kemudian anggaran itu ditambah lagi Rp 6 miliar.

“Kenapa mereka mau menambahkan Rp 6 miliar itu bukan urusan saya. Tapi lima miliar yang pertama dianggap sebagai bagian try out,” ujar Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto.

5. Dijanjikan jadi PNS

Sebagai penyuntik semangat, tentu pemerintah telah menyiapkan berbagai bonus bagi para atlet. Namun, bonus yang ditawarkan tidak hanya dalam bentuk uang semata, namun juga dalam bentuk fasilitas rumah dan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal itu dikonfirmasi oleh Menpora Imam Nahrawi ketika melepas kontingen di Istana Negara.

“Kami sudah bicara dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk adakan fasilitas rumah bagi peraih medali. Sedangkan Menpan-RB juga sudah diberi tahu nanti yang mendapat medali emas akan dipromosikan menjadi PNS,”  kata Imam. 

Menurut Imam, pemberian bonus ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Bonus uang juga tetap diberikan kepada para atlet. Sebagai contoh Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) telah bersedia memberikan bonus Rp 100 juta bagi atlet nomor perorangan dan tiga kali lipatnya untuk mereka yang beregu. Pemerintah berharap dengan adanya bonus dapat mendorong para atlet untuk berusaha yang terbaik ketika berlaga di SEA Games. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!