Kiprah tim merah putih dalam SEA Games terdahulu

Adrianus Saerong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kiprah tim merah putih dalam SEA Games terdahulu

ANTARA FOTO

Indonesia baru berpartisipasi dalam pesta olah raga ASEAN di tahun 1977

JAKARTA, Indonesia – SEA Games ke-29 secara resmi dibuka pada Sabtu, 19 Agustus di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur. Ini merupakan kali keenam bagi Malaysia menjadi tuan rumah. 

Sebelumnya, Negeri Jiran menjadi tuan rumah di tahun 1965, 1971, 1977, 1989 dan 2001. Namun, Malaysia baru menjadi tuan rumah SEA Games dimulai dari tahun 1977. Sebelumnya, pesta olah raga se-Asia Tenggara itu bernama Southeast Asian Peninsular Games (SEAP Games), di mana Indonesia absen. 

Debut Indonesia di pesta olah raga se-Asia Tenggara baru dimulai pada tahun 1977. Berikut kiprah atlet dari tim merah putih di tahun-tahun sebelumnya ketika Negeri Jiran menjadi tuan rumah SEA Games:

1. SEA Games 1977: Persiapan di Amerika Serikat hasilkan 33 medali

Indonesia datang ke Malaysia sebagai debutan bersama Brunei dan Filipina. Ketiga negara itu belum pernah terlibat dalam ajang olahraga antar negara-negara Asia Tenggara. 

Berbeda dengan Thailand, Malaysia dan Singapura yang sudah pernah ikut pesta olah raga di di kawasan dalam ajang SEAP Games. Kendati begitu, Indonesia masuk dengan membawa kejutan. 

Atlet-atlet merah putih berhasil memboyong 137 medali dan menjadi juara umum pada kali pertama.  Ketika itu, Indonesia berhasil memboyong 62 medali emas, 41 medali perak dan 32 medali perunggu.

Dari semua cabang olahraga tersebut, pasukan akuatik Indonesia paling bersinar dengan mengalungi 33 emas sepanjang turnamen. Semua itu berkat tangan dingin sang pelatih, Ferdinand Siregar. Bersama Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), Ferdinand melakukan seleksi perenang muda berusia 13-15 tahun, dan dikirim ke Amerika Serikat untuk melakukan persiapan. 

Hasilnya, Kristiono Sumono, Gerald Item, Nanik Julianti, dan kawan-kawan mendominasi perhelatan akuatik SEA Games 1977. 

“Kami bisa seperti Jerman Timur atau Uni Soviet, melakukan pembinaan dini. Saya ada bukunya,” kata Ferdinand mengenang perkembangan renang di berbagai negara.

Namun, catatan buruk juga dituliskan Indonesia pada SEA Games 40 tahun lalu itu. Tim nasional sepak bola Indonesia dianggap memicu perkelahian ketika berhadapan dengan Thailand di babak semi final. Alhasil, Iswadi Idris dan kawan-kawan menolak untuk bermain di laga perebutan medali perunggu melawan Burma sebagai bentuk protes mereka kepada komite SEA Games.

2. SEA Games 1989: Era Mardi Lestari dimulai

Sejak debut manis di Malaysia, Indonesia mendominasi SEA Games dengan lima kali keluar menjadi juara umum. Begitu pula pada SEA Games 1989, Indonesia kembali berhasil mempertahankan gelar juara umum dengan 102 medali emas, 78 medali perak, dan 71 medali perunggu.

Pada pesta olahraga kali ini, nama pelari Indonesia, Mardi Lestari mulai menancapkan kukunya sebagai pahlawan bangsa. Saat SEA Games di tahun 1987, Mardi hanya mampu menyumbang medali perak. Namun, dua tahun sesudahnya, ia mampu menyumbang dua medali emas bagi Indonesia.

Medali masing-masing diraih dari 100 meter dan 200 meter. Pencapaian serupa ia torehkan kembali di tahun 1993. 

Namun, pencapaiannya di angka 200 meterlah yang tercatat sebagai rekor terbaik Mardi sepanjang kariernya. Pada SEA Games 1989, Mardi Lestari mencatatkan waktu 21 detik untuk berlari 200 meter. Belum ada yang mampu memecahkannya, bahkan ketika ia telah pensiun sebagai atlet. 

Sementara untuk jarak 100 meter, Mardi mencatatkan rekor 10,20 detik ketika Pekan Olahraga Nasional di Jakarta.

Atas pencapaiannya yang luar biasa itu, maka tak heran jika namanya tersohor hingga ke luar negeri. Publik di Jerman bahkan mengagumi sosok Mardi. Ia menjadi satu-satunya wakil Asia yang bertahan hingga babak semifinal di Olimpiade Seoul tahun 1988 lalu. 

“Mardi disambut layaknya bupati di negeri kita, namanya sering disebut-sebut. Bahkan, seluruh siswa olahraga di Jerman mengenalnya. Hal yang sangat jarang dijumpai di Indonesia,” ujar pelatih atletik asal Sumatera Selatan, Kadir Sani. 

3. SEA Games 2001: Kebangkitan tim basket putra

SEA Games 2001 memperlihatkan perbaikan di tabel medali setelah pada edisi sebelumnya, Indonesia hanya mendapatkan 145 medali di Brunei. Kali ini Indonesia berhasil mengalungi 226 medali, unggul jauh dari pesaing terdekat Vietnam yang meraih 132 medali. 

Sayangnya, raihan  72 medali emas, 74 medali perak, dan 80 medali perunggu, masih kalah dari Thailand dan Malaysia. Para kontingen Indonesia terpaksa menelan kekecewaan dan pulang ke Tanah Air dengan berada di posisi ketiga.

Kendati demikian,  beberapa prestasi diraih dari berbagai cabang olah raga. Tim basket putra Indonesia berhasil menyumbang medali setelah sempat menjadi satu-satunya cabang olah raga yang absen meraih medali. 

Sementara, di tahun yang sama, perenang Richard Sambera berhasil mencatatkan rekor baru se-Asia Tenggara di nomor renang gaya bebas 50 meter. Tim bulu tangkis Indonesia pun berhasil mencapai babak final dan terpaksa harus bertanding sesama, lantaran harus menghadapi All Indonesia finals.

Akankah Indonesia kembali mengukir prestasi dan rekor baru di SEA Games 2017? – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!