Kisah-kisah walk out di SEA Games

Adrianus Saerong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah-kisah walk out di SEA Games
Tim Sepak Takraw putri Indonesia walk out setelah merasa dicurangi wasit

 

JAKARTA, Indonesia — Kesempatan Indonesia meraih medali dari cabang olahraga sepak takraw putri buyar sudah. Setelah berhasil mengalungi medali perak lewat Hendra Pago dan kawan-kawan dari regu putra, tim putri Indonesia memilih untuk walk out karena merasa dicurangi wasit asal Singapura, Muhammad Ragi.

“Wasit sangat terlihat membela tuan rumah (Malaysia). Beberapa kali tekong kita dianggap pelanggaran,” Kata Asisten Pelatih Sepak Takraw Putri Abdul Gani. Keputusan tim sepak takraw putri untuk walk out membuat Indonesia tidak dapat menambah pundi-pundi medali mereka karena dilarang bertanding memperebutkan peringkat tiga melawan Filipina.

Keputusan walk out tersebut didukung oleh Sekjen Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PB PSTI) Tri Gunawan. “Ini menyangkut harga diri bangsa,” kata Tri setuju dengan Arsy Syam, pelatih kepala tim sepak takraw. 

Sementara Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrawi sangat menyayangkan sikap wasit kepada Indonesia. “Seharusnya keputusan wasit diambil secara jujur, dan tidak memihak. Apa kemenangan harus diraih dengan cara seperti itu,” kata Imam.

Tim sepak takraw putri Indonesia bukanlah yang pertama melakukan walk out di SEA Games. Tim sepak bola Indonesia juga pernah melakukan walk out di SEA Games 1977 setelah tidak puas dengan kepemimpinan wasit Othman Omar asal Malaysia. 

Saat itu Indonesia menghadapi Thailand dan skor sementara 1-1. Dengan tensi yang tinggi, pemain Indonesia yang merasa dirugikan wasit selama 60 menit akhirnya berkelahi dengan kubu Thailand.

Saat itu, Indonesia dianggap memicu perkelahian oleh komite SEA Games, dan sebagai bentuk protes mereka, Iswadi Idris dan kawan-kawan absen saat laga perebutan perunggu melawan Burma. 

Setelah 40 tahun berselang, tim sepak bola Indonesia hampir melakukan walk out lagi. Kali ini sebelum SEA Games dimulai. Indonesia memprotes pembagian grup sepak bola yang dianggap menguntungkan tuan rumah Malaysia. 

Hal ini mencuri perhatian Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia, Erick Thohir. Namun Erick tidak ingin pusing memikirkan hal tersebut. “Kita pasti melempar protes, tapi apakah harus walk out? Itu kan bukan solusi yang baik,” kata Erick.

Ezra Walian dan kawan-kawan akhirnya tetap ikut bertanding dalam SEA Games 2017, dan menjadi pemuncak grup sejauh ini. Mereka menahan imbang Thailand sebelum menang melawan Filipina, dan Timor Leste. 

Tak hanya sepak bola dan tennis meja, cabang olahraga lain yang pernah walk out di SEA Games adalah tim tenis meja. Saat SEA Games 1989 digelar di Kuala Lumpur, tim tenis meja Indonesia menyatakan mundur.

Hal ini dilakukan setelah Rossy Syechbubakar, salah satu atlet tenis meja Indonesia, dikerjai wasit tuan rumah Goh Kun Tee yang memberikan angka gratis kepada atlet tuan rumah.  Padahal, bola pukulan Rossy menyambar tipis bibir meja, namun wasit mengatakan keluar dan memberikan angka bagi lawan Rossy, Leong Mee Wan.

Ketua umum PTMSI saat itu, Ali Said (almarhum), yang berada di arena pertandingan langsung menginstruksikan atlet dan ofisial tenis meja untuk mengundurkan diri. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!