Ketua Satlak Prima siap dicopot Menpora

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ketua Satlak Prima siap dicopot Menpora

ANTARA FOTO

“Enggak boleh malu dong, karena kan sudah berjuang. Kekalahan itu harus disikapi secara positif. Apa yang menyebabkan kita kalah, lalu mari kita benahi ke depan," ujar Achmad

JAKARTA, Indonesia – Pencapaian timnas Indonesia di ajang SEA Games 2017 membuat publik kecewa. Tidak saja Indonesia terpuruk di peringkat lima, tim merah putih juga gagal membawa medali emas sesuai target yakni 55 buah.

Hingga di akhir pertandingan SEA Games pada Rabu kemarin, tim merah putih hanya membawa 38 medali emas. Kemudian ditambah 63 medali perak dan 90 medali perunggu.

Lalu, apa komentar Satuan Tugas Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima)? Sang Ketua Achmad Sutjipto tidak merasa malu atas pencapaian atlet tim merah putih yang meleset dari target.

Enggak boleh malu dong, karena kan sudah berjuang. Kekalahan itu harus disikapi secara positif. Apa yang menyebabkan kita kalah, lalu mari kita benahi ke depan. Kalau saya dianggap sudah lagi perform ya silakan saja jika ingin direshuffle,” kata Achmad yang ditemui media di kantor Kemenpora pada Kamis, 31 Agustus.

Achmad menilai timnas tidak mencapai target disebabkan oleh dua faktor. Pertama, ribetnya proses pengurusan anggaran karena tidak ingin belakangan akan berakhir dalam tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedua, timnas negara lain sudah jauh lebih maju dari atlet Tanah Air. Celakanya, hal itu justru tidak disadari oleh manajemen masing-masing cabang olah raga.

“80 persen pemberitaan kan menyebut kemunduran kita menyangkut anggaran. Artinya, ya sebagian besar memang karena itu. Sementara, kalau kita tengok tuan rumah Malaysia justru memiliki sumber pendanaan lain selain mengandalkan anggaran negaranya,” kata Achmad memberi penjelasan.

Jika ditelusuri ke belakang, kata dia, lambatnya pencairan anggaran tersebut, karena Menpora membentuk enam satuan kerja. Setiap deputi Satker memiliki Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

“Sementara, proses itu membutuhkan waktu dari Januari hingga Mei. Hingga bulan Mei pun, belum ada akun yang mengucurkan dana kepada atlet,” tuturnya.

Dia pun memahami jika ada beragam desakan yang memintanya mundur. Namun, ia pantang melakukan hal tersebut.

Sebagai seorang individu yang memiliki latar belakang militer, tidak mungkin ia mundur kecuali jika diperintah demikian.

Bubarkan Satlak Prima

Buruknya prestasi atlet Indonesia di SEA Games 2017 akhirnya memicu kekhawatiran pencapaian serupa juga terjadi di Asian Games 2018. Padahal, tahun depan Indonesia menjadi tuan rumah.

Tidak ingin hal tersebut berulang, maka muncul desakan agar Satlak Prima dibubarkan. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) Lukman Edy. Ia menilai merosotnya prestasi atlet Indonesia di SEA Games tidak terlepas dari buruknya kinerja Satlak Prima.

“Bubarkan Satlak Prima atau desak untuk membubarkan dirinya, atau semua yang ada di sana mundur dengan penuh kesadaran. Intinya mereka orang-orang yang tidak kompeten dan korup. Bukan memfasilitasi prestasi malah membuat kacau prestasi atlet-atlet kita,” ujar Lukman seperti dikutip media.

Ia mendesak Menpora Imam Nahrawi agar bertindak cepat. Imam diminta agar segra memecat pejabatnya yang berurusan dengan prestasi olah raga.

“Mereka juga bukan orang-orang yang kompeten, korup dan selalu menyusahkan atlet dan pengurus cabor,” kata dia.

Achmad Sutjipto dilantik pada 12 Oktober 2015 lalu. Ia terpilih menggantikan Suwarno yang masa kerjanya habis pada 9 Oktober 2015. 

Satlak Prima dibentuk untuk menyelenggarakan Indonesia Emas sesuai dengan Rencana Kerja Strategi yang telah ditetapkan. 

– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!