Mantan pelatih Persib Bandung tangani PSMS Medan

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mantan pelatih Persib Bandung tangani PSMS Medan
Djanur merasa tertantang untuk membawa PSMS Medan ke Liga !

BANDUNG, Indonesia – Mantan pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman mengonfirmasikan pada Rabu, 20 September 2017, bahwa dirinya sekarang melatih PSMS Medan.

Kepastian itu disampaikan Djadjang saat dihubungi Rappler, pada Rabu pagi, 20 September 2017.

Bahkan, pelatih yang dikenal dengan sebutan Djanur ini sudah turun melatih tim berjuluk Ayam Kinantan ini di Semarang, jelang laga perdana PSMS Medan kontra PSIS Semarang di Babak 16 besar Liga 2, pada Kamis, 21 September 2017.

“Iya sudah resmi gabung PSMS Medan. Sudah turun melatih tadi,” kata Djanur melalui sambungan telefon.

Berita ini agak mengejutkan. Djadjang Nurdjaman dikenal sebagai pelatih berprestasi selama karir kepelatihannya. Bapak empat orang putri ini, misalnya, sempat membawa Persib Bandung menjuarai Liga 1 musim 2014 dan Piala Presiden 2015. 

Sementara itu, PSMS Medan merupakan klub kasta kedua di kompetisi sepakbola nasional,

Lalu apa yang menjadi pertimbangan mantan pelatih tim Maung Bandung ini sehingga mau menukangi tim kasta kedua? Berikut alasan Djanur seperti disampaikan kepada Rappler. 

Ingin tetap berkarier sebagai pelatih

Setelah gagal mengangkat performa Persib Bandung di putaran pertama Liga 1 2017, Djanur memutuskan mundur dari posisi pelatih kepala tim berjuluk Pangeran Biru itu. Namun hal tersebut tidak membuat Djanur kapok menjalani profesinya sebagai pelatih. Ia menegaskan, dirinya akan tetap berkarir di dunia kepelatihan yang telah dilakoninya sejak 1995 diawali sebagai asisten pelatih Persib Bandung, Indra Thohir.

Menikmati dua bulan beristirahat pasca hengkang dari Persib Bandung, Djanur memutuskan kembali lagi ke dunianya. Kali ini, ia akan duduk di kursi pelatih tim PSMS Medan. Meski keluarga tidak semuanya mendukung.

“Tetap ada pro dan kontra. Tidak semua pro, ada juga yang kontra, karena mungkin mereka lagi menikmati masa istirahat saya dengan keluarga. Mereka ingin tetap berkumpul. Tapi juga saya ingin tetap berkarir sebagai seorang pelatih,” kata Djanur.

Menjawab tantangan

Menukangi klub kasta kedua agar bisa masuk ke kasta pertama Liga Indonesia merupakan tantangan tersendiri bagi Djanur. Hal itulah yang membuat Djanur mau melatih tim yang bermarkas di Stadion Teladan Medan ini.

Djanur akan memulai perannya sebagai pelatih pada saat tim barunya itu bertandang ke markas PSIS Semarang di laga perdana Babak 16 besar Liga 2, Kamis 21 September 201. Membawa PSMS Medan masuk ke Liga 1 menjadi misi yang diemban Djanur saat ini.

“Saya ingin membantu PSMS Medan. Ini sebuah tantangan karena mereka dari awal ingin naik ke Liga 1. Sekarang masuk 16 besar Liga 2. Manajemen (PSMS Medan) meminta saya membantu untuk itu. Saya coba ,” ujarnya.

Djanur optimis bisa membawa PSMS Medan ke kasta tertinggi Liga Indonesia. Apalagi, si Ayam Kinantan memperlihatkan performa yang baik di awal kompetisi Liga 2 musim 2017. Dari 12 laga yang dilakoni, PSMS Medan mengumpulkan 23 poin dan menempati posisi dua klasemen Grup 1 yang mengantarkannya lolos ke Babak 16 besar Liga 2.

“Ya harapannya seperti itu. Saya cukup optimis, mudah-mudahan bisa naik ke Liga 1, terlepas apakah saya masih dengan PSMS atau tidak. Ini kita berusaha dulu untuk menaikkan mereka,” katanya.

Kampung kedua setelah Bandung

Tidak hanya alasan profesionalisme yang melatari keputusan Djanur melatih PSMS Medan, tapi ada pula alasan pribadi. Medan, bukan kota yang asing bagi Djanur. Saat menjadi pemain, Djanur pernah memperkuat tim Mercu Buana Medan, pada 1982 hingga 1985.

Medan juga menjadi kota penuh kenangan bagi Djanur. Di kota Melayu Deli itu, Djanur bertemu dengan jodohnya, Miranda Pangabean yang merupakan putri dari Manajer Mercu Buana, Kamaruddin Pangabean. Mereka kemudian menikah dan dikarunia 4 orang putri.

“Medan adalah kampung kedua setelah Bandung karena isteri saya berasal dari Medan. Saya pernah berkiprah di medan sebagai pemain professional dulu,” tutur Djanur.

Itulah sejumlah alasannya yang mendorong Djanur menerima tawaran melatih PSMS Medan menggantikan Mahruzar Nasution. Tawaran itu diterima Djanur dengan proses yang singkat, bahkan sebelum ia mengetahui berapa nilai dan durasi kontraknya.

“Belum tahu kontraknya, karena singkat sekali prosesnya. Baru kemarin ditelepon. Saya gabung di sini dengan belum membicarakan durasi kontrak dan nilainya, semuanya belum,” ungkap pelatih berusia 52 tahun ini. – Rappler.com 

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!