PSG vs Bayern: Pertemuan ‘nouveau riche’ dan ‘old money’

Nadia Vetta Hamid

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PSG vs Bayern: Pertemuan ‘nouveau riche’ dan ‘old money’
Carlo Ancelotti akan menghadapi klub lamanya yang memiliki filosofi sangat kontras dengan klub yang saat ini ia latih

JAKARTA, Indonesia — Bayern Munich akan menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) dalam gameweek kedua Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Prancis. Pertemuan keduanya bisa dibilang sebagai salah satu pertandingan terbesar di babak kualifikasi grup. Seperti yang dikatakan CEO Bayern Munich Karl-Heinz Rummenigge, laga ini merupakan “pertemuan dua budaya dan filosofi.” 

Keduanya merupakan raksasa di liganya masing-masing. Bayern adalah klub tradisional dengan sejarahnya yang panjang dan kaya di ranah sepak bola Eropa. Mereka membeli pemain dengan harga mahal hingga beberapa musim lalu, namun kini lantang menolak untuk membeli pemain dengan harga selangit yang tidak masuk akal.

PSG bisa dikatakan sebagai “orang kaya baru” atau nouveau riche sepak bola Eropa. Mereka tak ragu menggelontorkan 222 juta euro atau setara dengan Rp 3,5 triliun untuk Neymar dan Kylian Mbappe yang dilaporkan dibeli dengan harga 180 juta euro. Mengapa? Karena mereka disokong oleh Qatar Sports Investments sejak 2011. (BACA JUGA: Pindah ke PSG, Neymar pecahkan rekor pemain termahal)

Dengan caranya masing-masing, Bayern dan PSG memiliki skuad kelas dunia. Bayangkan kalau pertandingan ini terjadi lima musim yang lalu, mungkin hype-nya tak akan sebesar ini. Dalam konferensi pers di Paris pada Selasa lalu, gelandang PSG Marco Verratti bahkan mengatakan, “Kami harus menikmati pertandingan ini, karena ini adalah salah satu dari saat-saat pertama kami merasa setara dengan Bayern Munich.”

Sementara, dikutip dari surat kabar sepak bola Jerman Kicker, Presiden Bayern Munich Uli Hoeness mengatakan, “Pemain seharga 100 juta Euro tidak dapat diterima oleh Bayern.” Ketika ditanyakan mengenai kritik dari Bayern, pelatih PSG Unai Emery mengatakan ini adalah pertanda bahwa untuk pertama kalinya, timnya dianggap sebagai kompetitor serius untuk gelar juara Liga Champions. 

“Inilah mengapa kami memiliki lebih banyak musuh sekarang. Mereka dapat melihat bahwa tim ini serius dan dengan pemain-pemain yang kami beli tahun ini dan sebelumnya, kami telah melangkah lebih maju untuk memenangkan Liga Champions,” kata Emery.

Kedua tim memiliki masalahnya masing-masing. Musim lalu, Bayern gagal tembus ke semifinal untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Die Roten juga tidak memiliki awal yang cukup memuaskan di Bundesliga musim ini. Hasil 2-2 di menit-menit terakhir lawan VfL Wolfsburg membuat mereka tertinggal tiga poin dari Borussia Dortmund, dan kini mereka duduk di posisi ketiga klasemen sementara. 

Sementara performa PSG di Ligue 1 masih cukup bagus, dengan catatan tujuh pertandingan tanpa kekalahan dan duduk di posisi pertama klasemen sementara Ligue 1. Namun pemain termahal mereka, Neymar, tengah berada dalam konflik dengan Edinson Cavani untuk masalah yang cukup sepele yakni siapa yang seharusnya melakukan tendangan penalti dalam laga lawan Lyon pada 17 September lalu.

Tak pelak, konflik ini membuat atmosfer tim menjadi tidak nyaman. PSG bahkan merilis pernyataan ke surat kabar Le Parisien yang menolak klaim bahwa Cavani ditawarkan bonus sebesar 1 juta euro untuk memberikan tugas eksekutor penalti kepada Neymar.

Namun, baik Bayern maupun PSG meraih hasil yang sangat memuaskan di weekday pertama Liga Champions. Bayern menaklukkan Anderlecht 3-0, sedangkan PSG mencukur Celtic 5-0.

Seolah tak mau mengomentari perilaku belanja klub yang ia pernah latih, Carlo Ancelotti dalam konferensi persnya hanya mengatakan, “Saya memiliki waktu yang menyenangkan [di Paris] dengan kenangan yang menakjubkan. Kami harus menunjukkan performa terbaik di pertahanan dan serangan. Kedua aspek tersebut harus seimbang dan kami harus mewaspadai counter attack mereka.”

PSG memiliki salah satu trisula terbaik dalam sepak bola saat ini, yang terdiri dari Neymar, Cavani, dan Mbappe. Merekalah yang harus diwaspadai oleh lini pertahanan Bayern yang saat ini mudah goyah, ditambah dengan absennya kiper Manuel Neuer. Kiper kedua, Sven Ulreich, tidak menunjukkan performa yang memuaskan saat melawan Wolfsburg.

Namun, baik Neymar dan Cavani harus segera memutuskan siapa yang akan menjadi eksekutor penalti apabila dibutuhkan.

Tak ayal, laga yang akan ditayangkan pada Kamis, 28 September pukul 01.45 WIB ini bisa dibilang sebagai perebutan tempat pertama dan kedua grup B. — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!