Chelsea vs Manchester City: Misi anti hasil seri

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Belum ada tim besar yang dikalahkan The Blues di Liga Primer. Apakah City yang pertama?

Alvaro Morata, bomber Chelsea, bakal merepotkan pertahanan Arsenal. Foto: Akun Twitter Chelsea

JAKARTA, Indonesia — Chelsea boleh menyatakan dirinya sukses melewati teror awal musim juara bertahan. Pasca kekalahan 2-3 atas tim gurem Burnley, mereka langsung meraih tujuh kemenangan di semua ajang. Terakhir, mereka menghajar Atletico Madrid 1-2 di Liga Champions. 

Namun, rentetan kemenangan itu tetap belum meyakinkan. Di level domestik, Chelsea belum bisa mengalahkan musuh besar. Saat melawan Arsenal, misalnya. Mereka hanya bisa meraih hasil seri 0-0 di Stamford Bridge.

Padahal, di tempat yang sama musim lalu, saat mereka meraih gelar juara, pasukan Arsene Wenger itu dihajar 1-3. 

Padahal, mereka belum pantas menabalkan diri sebagai kandidat kuat juara jika tidak bisa mengalahkan kandidat lainnya. Momen itu datang pada Sabtu, 30 September ketika pasukan Antonio Conte menjamu Manchester City.

Rival sekota Manchester United yang kini memimpin klasemen sementara itu bertamu ke Stamford Bridge setelah 7 streak di semua ajang. 

“Pelatih terhebat dunia saat ini adalah Josep “Pep” Guardiola. Kami tak bisa menganggap remeh mereka,” puji Conte. 

Conte memang pantas memuji Pep. Lemari piala lelaki Catalan itu jauh lebih penuh dibanding miliknya.

Namun, Liga Primer adalah semesta yang sama sekali berbeda. Tahun pertama Pep di Inggris diwarnai kebingungan dan kesulitan. Perombakan besar-besaran terus dilakukan di City. Awalnya di sektor penjaga gawang, kemudian berlanjut ke pertahanan. Lini depan juga ikut berubah dengan kedatangan Gabriel Jesus. 

Tapi belum juga ada piala yang berhasil dia raih. Bandingkan dengan Conte dan Jose Mourinho di Manchester United yang langsung meraih gelar di tahun pertamanya.

Padahal, mereka bertiga sama-sama datang ke tim baru. Kecuali Mourinho, mereka juga sama-sama orang baru di negeri Ratu Elizabeth tersebut. 

Justru, Chelsea terasa sekali memiliki paradigma baru seiring kehadiran Conte. Tak ada lagi pemborosan jual-beli pemain. Lihat saja nama-nama yang didatangkan di musim panas ini.

Satu-satunya rekrutan besar mereka hanyalah Alvaro Morata. Itupun kelasnya “cuma” striker cadangan di klub asalnya, Real Madrid. 

Conte juga lebih gemar memanfaatkan pemain yang ada dibanding membeli pemain yang baru—dan sudah jadi. Sesuatu yang sangat jarang dilakukan Chelsea di era pelatih sebelumnya.

Misalnya Andreas Christensen, bek berusia 21 tahun yang kini beberapa kali menjadi starter. Belum lagi Mitchy Batshuayi yang musim lalu menjadi “cadangan abadi”, kini lebih banyak mendapat kesempatan bermain.

Pengelolaan “SDM” ala Conte terbukti memberi para pemain rasa nyaman. Terbukti, Cesc Fabregas, pemain yang direkrut dari klub besar seperti Barcelona, tak kecewa meski musim lalu banyak duduk di bangku cadangan. Demi memberi tempat untuk duet N’Golo Kante dan Nemanja Matic di jantung lini tengah Chelsea. 

Seiring kepergian Matic ke United, Fabregas juga tak kunjung kembali ke posisi lamanya karena kehadiran Tiemoue Bakayoko yang kerap menjadi teman duet baru Kante. 

Selain itu, Chelsea relatif lebih “stabil” setelah kehadiran Conte. Tak ada lagi konflik tajam antara pemain dan pelatih. Saat Diego Costa memberontak kepada manajer asal Italia itu beberapa waktu lalu, tak ada pemain lain yang mengikuti jejaknya. 

Mereka memilih lebih setia kepada Conte daripada harus menuruti mulut besar bomber kelahiran Brasil tersebut. 

Stabilitas baru Chelsea di bawah Conte itulah yang menjadi modal baru The Blues di Liga Primer. Namun, semua bangunan logika itu baru sempurna jika mereka bisa mengalahkan City di Stamford Bridge.

Tanpa kemenangan, Chelsea belum bisa dianggap meyakinkan. Apalagi, jika bisa meraih 3 poin, klub milik Roman Abramovich itu bakal menyamai perolehan angka City. Membuat pertarungan di papan atas langsung ketat di awal kompetisi. 

Tapi, jika kembali seri, mereka terancam hanya akan menjadi pengganjal rival lainnya. Terutama duo Manchester yang sejak awal musim sudah panas ingin kembali meraih piala. 

Upaya untuk melakukannya terbuka lebar. Sebab, City baru saja apes. Striker terbaik mereka, Sergio Aguero, baru saja mengalami musibah kecelakaan. Membuatnya harus absen setidaknya selama 2 bulan. 

Sebaliknya, Chelsea baru saja merayakan kembalinya Eden Hazard. Kembalinya pemain asal Belgia itu ditandai dengan 3 gol plus 2 assist.

“Musim lalu adalah musim yang sangat penting baginya. Dia adalah pemain utama kami dan dia selalu berusaha mempertahankan dirinya di level top,” katanya seperti dikutip BBC. 

Kekuatan di lini depan semakin bertambah seiring moncernya Morata. Tujuh gol dalam delapan laga tidak bisa dianggap enteng. Striker Spanyol itu sudah sah lepas dari kutukan striker Chelsea nomor 9.

Morata bukan Fernando Torres, Hernan Crespo, atau Andriy Shevchenko. Para bomber nomor 9 Chelsea yang “dikutuk” tumpul di depan gawang lawan.—Rappler.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!