Cristiano Ronaldo menyongsong gelar kelima Ballon d’Or

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cristiano Ronaldo menyongsong gelar kelima Ballon d’Or
Karpet merah untuknya sudah digelar sejak Juni lalu

JAKARTA, Indonesia — Sejak Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo menjadi dua kutub saling berhadap-hadapan di dunia sepak bola , sejak itu pula penentuan gelar pemain terbaik dunia relatif lebih gampang. Dan arenanya juga lebih jelas.  

Jika Lionel Messi membawa timnya, Barcelona, menjadi juara Liga Champions, maka karpet merah sudah digelar untuknya sejak laga final digelar di awal musim panas hingga pengumuman gelar tersebut pada Desember. 

Situasi yang terjadi di antara kedua bulan itu menjadi tidak relevan.

Bahkan, hasil ajang turnamen besar sekelas Piala Dunia pun bisa tak berpengaruh apa-apa. Sebelum perwakilan kapten tim dari seluruh dunia, pelatih timnas-timnas, hingga sejumlah wartawan terpilih (tiga elemen yang menjadi anggota voter Ballon d’Or) memberikan suaranya, hasil Liga Champions sudah menjadi petunjuk utama kepada siapa gelar individu paling prestisius itu mengarah. 

Saat Cristiano Ronaldo untuk kali pertama meraih Ballon d’Or pada Desember 2008, beberapa bulan sebelumnya dia membawa Manchester United menjadi raja Eropa. Itu setelah Setan Merah mengalahkan Chelsea via adu penalti di final Liga Champions. 

Begitu juga di musim berikutnya. Lionel Messi, bocah mungil dari Argentina, menjadi yang terbaik sejagat setelah di final para jawara Eropa itu dia mengandaskan Manchester United 2-0 di Stadion Olimpico, Roma. 

Lantas, bagaimana jika tidak ada satupun dari tim mereka berdua yang memenangi Liga Champions?

Seperti di Liga Champions 2009-2010, partai puncak justru dimenangkan Inter Milan-nya Jose Mourinho yang mengalahkan Bayern Muenchen 2-0.

Meski gelar juara di Liga Champions diraih bukan oleh Manchester United (klub lama Ronaldo), Barcelona, atau Real Madrid yang kini diperkuat Ronaldo, pertarungan Ballon d’Or masih di seputaran kedua pemain tersebut. Ukurannya menjadi lebih sederhana: kiprah kedua pemain itu di level domestik. 

Terbukti, Lionel Messi yang membawa Barcelona menjuarai La Liga meraih Ballon d’Or dan membuat Ronaldo (di musim pertamanya di Spanyol) melihatnya dari posisi runner up.

Tapi, tentu saja selalu muncul perkecualian dalam setiap pola. Di musim 2011-2012, Real Madrid untuk kali pertama dalam tiga musim akhirnya mampu menghentikan dominasi Barcelona. Mereka menjadi juara setelah selama tiga tahun beruntun Barca menjadi raja Spanyol dan menjadi momok Eropa bersama Josep “Pep” Guardiola.

Tapi Messi tetap berhak menjadi pemain terbaik dunia. Meski Barcelona hanya menjadi runner up di Primera Division dan cuma sampai semifinal di Liga Champions.

Gelar itu tetap menjadi milik Messi karena meski Ronaldo lebih unggul dari sisi perolehan medali, pemain kelahiran Rosario, Argentina, itu sedang dalam puncak performanya.

Hampir semua turnamen yang diikuti Barcelona sepanjang empat tahun terakhir itu, Blaugrana selalu keluar sebagai juaranya. Masa-masa penuh gelimang gelar bersama Guardiola. 

Namun, roda takdir memang senantiasa berputar. Di ajang bursa pemain terbaik dunia kini, posisi Messi lima tahun lalu itu seperti situasi Ronaldo sekarang. Dalam tiga tahun belakangan, Real Madrid hampir meraih segalanya bersama Zinedine Zidane. 

Mereka menjadi tim pertama di era Liga Champions (sebelumnya Piala Champions) yang mampu mempertahankan gelar juara alias back to back. Bahkan, dalam empat kali edisi Liga Champions terakhir, Real menggondol tiga di antaranya. 

Kontribusi Ronaldo sangat dominan dalam permainan Los Blancos. Dari prestasi tim ibukota itu juga lah Ronaldo meraih tiga gelar pemain terbaik dunia pada 2013, 2014, dan 2016. Satu gelar lagi, yakni pada edisi 2008, dia raih ketika masih bersama Manchester United.

Karena itu, tak salah jika pemain kelahiran Setubal, Portugal, itu bakal melenggang menuju panggung. Namanya bakal disebut paling atas di antara tiga nama terakhir yang lolos nominasi final Ballon d’Or. 

Sementara itu, Messi, dan pemain di posisi ketiga yang entah siapa, hanya akan menjadi penggembira. Cuma jadi undangan yang didatangkan dengan satu tugas utama: tepuk tangan.—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!