Real Madrid vs Tottenham Hotspur: Jalan gampang cari aman

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Real Madrid vs Tottenham Hotspur: Jalan gampang cari aman
Start buruk Los Blancos di La Liga belum akan menular ke Liga Champions

JAKARTA, Indonesia – Hingga fase grup Liga Champions musim ini merampungkan matchday keduanya, persaingan di grup H benar-benar tak merata. Dominasi Real Madrid dan Tottenham Hotspur tak bisa diimbangi dua anggota grup lainnya.

Dalam dua laga terakhir itu, baik dan Spurs dan Real sama-sama menyapu bersih kemenangan. Membuat keduanya berada di posisi satu dan dua dengan koleksi 6 angka sekaligus sama-sama memiliki surplus 5 gol.

Bandingkan dengan Borussia Dortmund yang bahkan satu poin pun tak pernah mereka raih. Begitu juga dengan klub asal Siprus, APOEL. Bedanya, Dortmund berhak di atas APOEL karena memiliki defisit gol lebih mendingan. Dortmund minus 4 gol sedangkan mereka 6 gol.

Meskipun begitu, bukan berarti persaingan menuju fase 16 besar sudah tertutup. Masih ada 4 laga tersisa dan 12 poin yang tersedia.

Di atas kertas, Dortmund yang stabil di puncak klasemen Bundesliga sejak pekan kelima masih berpeluang. Apalagi, di matchday ketiga ini mereka akan menghadapi tim terlemah di grup, APOEL.

Kans pasukan Peter Bosz untuk meraih kemenangan pertama di ajang para jawara Eropa itu cukup besar.

Situasi ini jelas tidak aman bagi kedua pemuncak klasemen. Salah satu dari mereka harus menjadi yang terkuat di grup. Tak ada win-win solution. Baik Real maupun Spurs harus saling mengalahkan dalam bentrok pada 18 Oktober pukul 01.45 dini hari WIB itu.

Apalagi, start Real musim ini sedang buruk. Di Liga Champions memang pasukan Zinedine Zidane itu bahkan hanya kemasukan 1 gol. Namun, di Primera Division, start terjal mereka alami. Sergio Ramos dan kawan-kawan masih berada di peringkat ketiga. Berselisih 5 angka dari pemuncak klasemen Barcelona.

Situasi semakin berat karena bahkan dalam 8 laga perdana mereka di liga itu, Los Blancos keok 0-1 dari Real Betis dan ditahan seri Valencia 2-2 dan Levante 1-1.

Ini jelas start tak biasa dari Real. Musim lalu saja, misalnya. Baru pada pekan ke-17 mereka menelan kekalahan pertama. Di pekan yang sama pula, mereka mengkudeta pemimpin klasemen.

Situasi semakin berat karena di 8 pekan tersebut, Real belum pernah bersua tim-tim kuat. Terutama tim yang secara permainan berada di level mereka.

Kalaupun ada, paling hanya Valencia yang meski kini duduk di posisi runner up klasemen sementara, tidak punya tradisi kuat dalam perburuan gelar juara.

“Situasi bagi kami selalu lebih sulit. Untungnya kami terus menang dan segalanya mulai berjalan normal,” kata Zidane seperti dikutip Football Espana.

Kondisi Real memang tidak sama seperti musim lalu. Winger Gareth Bale masih terkapar cedera sejak 27 September lalu. Membuat Zidane kini tak lagi memasang trisula maut di depan. Tapi bermain dengan duet penyerang (Cristiano Ronaldo-Karim Benzema) dengan Isco sebagai gelandang serang di belakang keduanya.

Masalahnya, sistem dua penyerang itu belum menjadi formula manjur bagi Real. Start buruk di La Liga menjadi salah satu contohnya.

Karena itu, pantas jika Spurs menjadi ajang bagi Zidane untuk menguji kualitas pasukannya. Juga menyempurnakan formula duet striker itu dalam laga ketat. Sebab, tim dari London Utara itu termasuk tim dengan karakter menyerang yang kuat.

Sang manajer, Mauricio Pochettino, merupakan pelatih dengan karakter attacking football yang kuat. Karakter yang sampai membuat Josep “Pep” Guardiola melayangkan pujian untuknya.

Terbukti, dia mampu menyulap Spurs yang notabene merupakan tim “papan tengah” kini selalu finis di 5 besar dalam 3 musim terakhir.

Bahkan, musim lalu Pochettino untuk kali pertama membawa Spurs finis di posisi dua besar sejak 1960-1961. Padahal, Spurs jelas kalah modal dibanding raksasa Liga Primer lainnya seperti duo Manchester dan Chelsea.

Tak salah jika juru taktik asal Argentina itu sempat masuk dalam daftar pelatih pengganti Luis Enrique di Barcelona—meski akhirnya pilihan manajemen jatuh ke tangan Ernesto Valverde.

“Laga melawan Spurs adalah laga final. Dan kami akan menghadapi mereka dua kali,” kata Zidane.

Meskipun begitu, para penonton harus bersiap jika laga berakhir anti klimaks. Sebab, dengan koleksi angka yang sama, keduanya tak perlu harus saling bunuh. Cukup bermain seri, posisi mereka tetap aman.

Posisi penguasa grup H bisa ditentukan lewat duel-duel ringan melawan Dortmund dan APOEL. Sambil menunggu Bale pulih seperti sedia kala.—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!