Berita hari ini: Senin, 10 Juli 2017

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Senin, 10 Juli 2017
Perkembangan berita terbaru yang perlu Anda ketahui

Hallo pembaca Rappler!

Pantau terus laman ini untuk memperbarui berita terbaru pilihan redaksi Rappler Indonesia pada Senin, 10 Juli 2017.

Istana: Salam untuk Donald Trump bagian dari diplomasi

Juru bicara kepresidenan Johan Budi mengatakan salam yang disampaikan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo bagi Donald Trump adalah bagian dari diplomasi Indonesia terhadap Amerika Serikat. Johan mengaku tidak tahu apakah Jokowi menggunakan data tertentu untuk menyebut ada jutaan warga Indonesia yang ngefans terhadap Trump. Tapi, toh faktanya memang ada.

“Kalau penggemar Trump kan memang ada di Indonesia. Cuma, seberapa banyak saya tidak tahu apakah Bapak Presiden memiliki datanya atau tidak. Tapi, cara berbicara Presiden kan tidak hanya diterapkan dengan Trump saja. Dengan pemimpin lain kan juga begitu, pakai diplomasi dulu,” kata Johan yang ditemui di Istana Kepresidenan.

Dia mengaku mendengar cerita dari Jokowi bagaimana interaksinya dengan Trump. Menurut Johan, komunikasi antara kedua pemimpin sangat cair.

“Dengan Trump banyak guyon lah. Mereka banyak bercanda,” katanya.

Bagi sebagian publik di Tanah Air, pernyataan Jokowi terhadap Trump di sela KTT G20 terlihat gombal. Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Trump memiliki jutaan fans di Indonesia. Maka, dia merasa perlu untuk menyampaikan salam hangat publik Indonesia.

Jokowi juga mengundang Trump datang ke Indonesia, kendati Wakil Presiden Mike Pence sudah lebih dulu menjejakan kaki di Tanah Air pada bulan April lalu.

Terpilihnya Trump sebagai Presiden AS juga membuat publik di Tanah Air kecewa. Lantaran sejak berkampanye, Trump kerap menjanjikan berbagai kebijakan yang tidak ramah terhadap para pengungsi dan negara berpenduduk mayoritas umat Muslim.

MUI Jabar dukung pemerintah tertibkan ormas

Logo Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto diambil dari www.mui.or.id

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mendukung upaya pemerintah membubarkan oganisasi-organisasi masyarakat (Ormas) yang mengancam eksistensi NKRI.

“Wilayah NKRI dihuni oleh penduduk yang sebagian besar beragama Islam, maka Umat Islam wajib memelihara keutuhan NKRI,” kata Ketua MUI Jabar KH Rachmat Syafei dalam keterangan tertulis, Senin 10 Juli 2017.

Rachmat Syafei mengatakan upaya untuk memisahkan diri dari NKRI dalam pandangan agama Islam termasuk kategori bughat yang haram hukumnya dalam Islam dan wajib diperangi oleh negara.

Meski begitu, MUI Jawa Barat meminta penertiban atau pembubaran terhadap ormas dilakukan melalui prosedur hukum yang berlaku. Baca berita selangkapnya di sini

Korban penamparan di Bandara Sam Ratulangi memaafkan pelaku

DITAMPAR. Putri Joice Onsay Marawouw terlihat tengah melerai sang ibu usai menampar petugas Bandara Sam Ratulangi, Manado pada Rabu, 5 Juli. Foto: screen shot video dari akun @budikaryas

Korban penamparan di Bandara Sam Ratulangi Elisabeth Wehantouw mengaku telah memaafkan sang pelaku Joice F. Warouw dalam insiden yang terjadi pada Rabu, 5 Juli. Tidak diketahui dengan jelas apakah kasusnya akan terus berlanjut di kepolisian usai kedua pihak berdamai.

Kalau insiden ini bisa diselesaikan secara damai maka akan dapat memberikan presden buruk dan peristiwa yang sama dapat terulang kembali.

“Jika pelaku yang bersangkutan sudah meminta maaf secara tulus, tentu kami tidak keberatan meminta maaf dengan ikhlas,” ujar Elisabeth di Bandara Sam Ratulangi.

Kebetulan saat itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sedang berada di bandara yang sama. Dia mengaku baru saja mengikuti acara di Manado.

Tito kemudian menggunakan kesempatan itu untuk berkomunikasi dengan Elisabeth. Dalam kesempatan yang sama, Tito turut menunjukkan contoh kepada semua bawahan dan keluarganya untuk mengikuti aturan selama berada di bandara, termasuk saat diperiksa oleh petugas Avsec.

Dia memilih melepaskan jam tangan, ikat pinggang dan benda lain yang dianggap perlu ketika melewati mesin pemeriksaan x-ray.

“Saya sebetulnya ingin memberikan contoh kepada jajaran polri dan keluarga bahwa kita harus ikut aturan. Kenapa? Karena aturan ini diatur dalam UU tentang keselamatan penerbangan. Kedua, untuk kepentingan diri kita sendiri, karena kalau sudah diperiksa, maka akan betul-betul clear masuk ke daerah steril. Apalagi di seluruh dunia tengah ramai adanya serangan terorisme,” kata Tito memberikan penjelasan kepada media.

Menkeu: Donald Trump iri dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia

IRI. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Presiden Donald Trump iri dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5 persen. Amerika Serikat pun ingin mencapai angka yang sama. Foto diambil dari akun Twitter @setkabgoid

Dua Menteri di era pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo menilai menjadi bagian dari satu kumpulan negara elit G20 menimbulkan konsekuensi lainnya. Salah satunya, Indonesia harus bisa lebih banyak berkontribusi bagi negara lain dan kesejahteraan dunia.

“Jadi, tidak bisa ditanya apa saja yang didapat Indonesia (dari forum ini),” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mengikuti penutupan KTT G20 di Hamburg.

Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang masuk di dalam negara KTT G20. Singapura pun tidak mendapatkan kehormatan tersebut. Tiap kali hadir di forum G20, mereka hadir sebagai negara tamu.

Indonesia menurut Retno memiliki keuntungan, karena dipandang sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, tetapi wajah politik yang ditunjukkan merupakan wajah yang damai. Oleh sebab itu, Indonesia harus memiliki inisiatif untuk membuat negara lain di dunia setara.

“Sebenarnya di tahun 1955 saja kita sudah bisa mengajak dunia Asia dan Afrika duduk di dalam suatu kesetaraan untuk mengajak dan membangun Afrika. Itu sampai sekarang kami terus lakukan untuk membantu negara berkembang lainnya,” kata Retno.

Pendapat senada diutarakan oleh Menkeu Sri Mulyani di tempat yang sama. Dengan hadir dan menjadi bagian dari negara anggota G20, justru memberikan kesempatan kepada dunia internasional untuk menilai kinerja masing-masing negara.

Indonesia pun tidak luput dari penilaian itu. Salah satu yang dinilai adalah aspek investment grade growth.

“Indonesia dianggap sebagai negara yang performing well, mulai dari tadi Presiden Trump mengatakan wow 5 persen, kami envy. Kami (juga) ingin pertumbuhan (ekonomi) yang tinggi,” kata Sri yang menirukan pernyataan Trump ketika bertemu Jokowi di KTT G20.

Menurut Sri, pertemuan seperti di KTT G20 bisa menjadi tolak ukur dan menaikan reputasi Indonesia. Dampaknya bisa menjadi daya tarik agar Indonesia dikenal lebih luas di dunia internasional dan tempat berinvestasi.

“Tentu, Indonesia juga bisa belajar dari (negara) lain. Itu adalah hal-hal yang menurut saya konkret untuk bisa dilihat, dicapai oleh Indonesia. Tapi sebagai negara yang besar, Indonesia akan diminta untuk menjadi warga dunia yang makin responsible,” kata dia. Selengkapnya baca di sini– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!