SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — (UPDATED) Kepala Kepolisian Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Irjen Anton Setiadji menerangkan bahwa kedua perempuan yang tewas karena bom Makassar, Ramlah (55 tahun) dan Sania (36), saat itu sedang menumbuk bahan baku bom untuk menangkap ikan.
Ledakan terjadi di rumah seorang warga di Kompleks Puri Pattene Permai, Makassar, Senin, 3 Agustus. Selain korban jiwa, 6 rumah diberitakan rusak karena ledakan bom ini.
“Petunjuk yang ditemukan di lokasi dan keterangan laboratorium forensik, bahwa korban sedang menumbuk bahan baku bom. Dari lokasi kejadian, kita menyita sejumlah detonator,” kata Anton, Senin, pada media.
Sebelumnya, Kepala Polisi RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti memerintahkan pemeriksaan menyeluruh mengenai insiden ini.
“Saya suruh perintahkan, meskipun dibilang kemungkinannya bom ikan, tapi coba dicek ke laboratorium forensik apa bahan-bahannya,” ujar Badrodin.
Menurut Humas Polda Sulawesi Selatan-Barat Kombes F. Barung Mangera, ledakan berasal dari rumah yang dikontrak H. Lolo.
Ledakan ini juga diyakini hanyalah murni kecelakaan, bukan terorisme karena kedatangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke Makassar. Kunjungan Jokowi ke Makassar bertepatan dengan pembukaan Muktamar Muhammadiyah.
“Jarak kejadian ledakan ini di lokasi kunjungan kerja Presiden ada sekitar satu kilometer. Jadi dipastikan tidak ada hubungannya, apalagi dari keterangan saksi dari para tetangga tidak memberikan petunjuk jika kedua korban pernah lakukan kegiatan-kegiatan terorisme,” kata Anton.
“Lagi pula biasanya rumah teroris itu menyendiri, tidak menyatu dengan warga,” ujarnya.— Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.