Sandboxshoes, e-commerce alternatif untuk kamu yang bingung mencari sepatu

Pradipta Nugrahanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sandboxshoes, e-commerce alternatif untuk kamu yang bingung mencari sepatu
Tidak sempat ke mall untuk mencari sepatu? Kini kamu bisa belanja dari komputermu.

Meskipun predikat hobi berbelanja lebih melekat pada kaum hawa, tetap saja lelaki masih perlu berbelanja, membeli kebutuhan fashion misalnya.

Terkait kebutuhan tersebut, salah satu yang menurut saya cukup krusial adalah ketika mencari sepatu. Kita tak jarang menemui kendala mencari ukuran yang pas, selain tentunya urusan model dan kenyamanan.

Berangkat dari niatan untuk membuat produk yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam gaya berpakaian, dua pemuda bernama Noval dan Hamzah mendirikan Sandbox Shoes.

Melihat situsnya sekilas, saya langsung teringat dengan Brodo Footwear yang juga menyediakan produk sepatu pria.

Kemeja yang ‘berubah’

Kedua sahabat ini awalnya mendirikan Sandbox sebagai sebuah merek produk kemeja di tahun 2013. Namun mereka melihat ada potensi di ranah sepatu dan memutuskan untuk mengganti produk mereka menjadi sepatu dan menambahkan kata Shoes.

“Februari 2013 kami mulai meluncurkan produk sepatu kami,” kata Noval membuka percakapan.

Alasan lain yang membuat Noval dan Hamzah mengganti produk mereka dari kemeja ke sepatu adalah karena masih sedikitnya pemain yang memasuki ranah ini.

“Saat itu kompetitor di ranah sepatu masih sangat sedikit dan tentunya kami tidak ingin menyia-nyiakan peluang,” katanya Noval.

Bidik rentang pengguna luas

Bila biasanya e-commerce sepatu lainnya cenderung hanya cocok untuk rentang umur tertentu saja, Sandboxshoes mengklaim menargetkan pasar yang benar-benar luas. Tidak tanggung-tanggung, e-commerce ini membidik pasar 18 sampai 40 tahunan.

“Dalam sebulan kami berhasil menjaring rata-rata 400 pembeli,” beber Noval.

Dari pantauan saya, rata-rata produk yang ditawarkan dibanderol dengan harga yang bersahabat. Rata-rata dipatok pada kisaran Rp 200 ribuan, bahkan beberapa ada yang dibanderol kurang dari itu.

Sementara harga tertinggi berkisar di Rp 400 sampai Rp 500 ribuan. Dengan kisaran harga tersebut, rasanya cukup bersaing untuk ukuran sepatu buatan lokal.

Mengenai pilihan modelnya sendiri, Sandboxshoes menyediakan puluhan model, dari mulai casual sampai semi formal. Sandboxshoes menyediakan sistem pembayaran dengan transfer bank dan kartu kredit.

Sayangnya, varian model yang tersedia terbilang masih sedikit bila dibandingkan dengan e-commerce sepatu lainnya.

Selain berbelanja online, e-commerce ini juga memungkinkan calon pembeli untuk datang langsung ke galeri mereka.

“Untuk pembeli yang lebih memilih membeli langsung kami juga mengakomodasi,” tutur Noval.

Selain itu tentunya mereka menggunakan strategi marketing lainnya seperti promo khusus di hari ulang tahun, hari besar, dan Google AdWords.

Bersaing di lautan kota kreatif

Bandung bukan nama baru di ranah industri kreatif. Sejumlah nama seperti Brodo yang sudah saya sebutkan sebelumnya tentu menjadi kompetitor tidak langsung SandboxShoes.

Selain itu, memang rasanya makin banyak brand sepatu yang khususnya membidik pasar kaum muda seperti xFYCx. Meski begitu, Noval dan Hamzah mengaku tidak selalu menjadikan kompetitor sebagai batu sandungan.

“Kami memosisikan kompetitor sebagai partner dalam berbagi ilmu dengan demikian kami tetap optimis bahwa semakin banyak kompetitor semakin kami harus lebih kreatif dalam menciptakan suatu produk dan mengatur strategi serta menjalankan bisnis kami,” katanya.

Selain kompetitor, harga bahan baku menjadi kesulitan tersendiri dalam mengembangkan e-commerce ini. “Karena menggunakan kulit asli, harganya cukup bergantung dengan nilai tukar dolar,” kata Noval.

Ke depannya, dengan tim yang berjumlah 6 orang termasuk pengrajin sepatu dan bagian pengiriman, Sandboxshoes berencana menambah varian produk baru dan berpartisipasi dalam sejumlah event offline untuk memperluas jangkauan pembeli.

“Untuk jangka panjang kami menargetkan untuk bisa menembus pasar internasional,” ujar Noval.

Tulisan ini sebelumnya diterbitkan di situs berita teknologi dan startup TechinAsia.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!