Harapan terakhir Indonesia: Hendra Setiawan/M Ahsan

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Harapan terakhir Indonesia: Hendra Setiawan/M Ahsan

AFP

Satu-satunya peluang Indonesia meraih gelar di Kejuaraan Dunia 2015 ada di tangan pasangan Hendra Setiawan/M Ahsan. Bagaimana peluang mereka?


JAKARTA, Indonesia – Pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/M Ahsan menjadi tumpuan terakhir Indonesia untuk mendapat gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015. Setelah di sektor lainnya tersungkur, harapan satu-satunya Merah Putih berada di pundak Hendra/Ahsan.

Mereka lolos ke final setelah mengalahkan ganda putra Korea Selatan yang juga unggulan pertama, Lee Yong Dae/Yoo Yeung Seung, dengan skor telak 21-17, 21-19. Hendra/Ahsan berpotensi mengulang kembali hasil manis dua tahun silam saat menjadi juara dunia pada 2013 di Guangzhou, Tiongkok.

Di final, mereka akan melawan Liu Liu Xiaolong/Qiu Zihan asal Tiongkok pada Minggu, 16 Agustus malam. Liu/Qiu lolos ke final setelah menaklukkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), 21-16, 21-23, 22-20.

Meski hanya tersisa satu gelar, Manajer Tim Indonesia Rexy Mainaky berharap ini tak menjadi beban. Penampilan bagus Hendra/Ahsan di semifinal diharapkan tak jadi penampilan terbaik mereka. 

“Kami senang dengan performa Hendra/Ahsan. Semoga mereka bisa mencapai klimaksnya di final. Saya berharap mereka bisa mengatasi tekanan nanti,” kata Rexy, Minggu 16 Agustus.

Rexy menilai peluang kedua kubu tetap sama besar. Sebab, secara head to head, keduanya telah empat kali bersua dengan catatan kemenangan 2-2. Itu berarti kekuatan keduanya cukup merata.

Rexy ingin anak didiknya tak terbebani dengan dukungan publik Istora Senayan. Dukungan diharapkan menjadi motivasi agar mereka tampil lebih baik di final.

Sementara itu, Hendra/ Ahsan langsung melakukan pemantapan persiapan final pada Minggu pagi. Mereka tidak berlatih ringan, tapi memantau gaya permainan lawan, yakni dengan menonton video calon lawan mereka di final.

“Kami sebenarnya sering juga bertemu Liu/Qiu. Kami akan mempelajari video pertandingan saja. Kalau strategi, kami sudah siapkan setelah melihat video mereka,” kata Hendra.

Hendra/Ahsan berjanji bakal bermain lepas. Tak ada yang ditakutkan. “Saat kami bermain melawan Lee/Yoo, kami nothing to lose. Kami berusaha tetap seperti itu. Kali ini kami akan bermain dengan fokus poin per poin saja,” tambah Ahsan.

Secara permainan, Liu/Qiu mirip kombinasi Markis Kido/Hendra Setiawan saat mereka masih berpasangan dulu. Satu pemain memiliki kecepatan bermain depan, namun kurang kuat dalam bertahan. Sedangkan pemain lainnya memiliki kekuatan bertahan di area belakang dan piawai dalam mengatur alur permainan.

“Kami pasti mengevaluasi dan ingat bagaimana pertemuan terakhir di Kejuaraan Asia 2015 April lalu. Kami memang menang, tapi kami perlu memperbaiki dan menutup kekurangan di laga itu,” kata Hendra.

Sementara itu, di laga lainnya, Tiongkok menguasai sektor ganda campuran. Laga final mempertemukan pasangan kedua negara. Mereka adalah Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Liu Chen/Bao Yixin. Di tunggal putri, Carolina Marin (spanyol) akan bersua Saina Nehwal (India) di final tunggal putri.

Tunggal putra akan mempertemukan Chen Long (Tiongkok) kontra  Lee Chong Wei (Malaysia). Sementara itu, ganda putri Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok) akan berhadapan dengan Christina Pedersen/Kamyla Rhitter Juhl (Denmark).Rappler.com

BACA JUGA

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!